Advertisement
Butet hingga Farid Stevy Rayakan 125 Tahun R.J. Katamsi

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL — Sebanyak 58 seniman dan enam kolektif seni memamerkan karyanya dalam Konvergensi: Pasca-Tradisionalisme di galeri R.J. Katamsi, ISI Jogja. Pameran yang digelar sebulan penuh, mulai 12 Agustus hingga 12 September tersebut sebagai peringatan 125 tahun R.J. Katamsi dan 72 tahun Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI).
R.J. Katamsi merupakan salah satu tokoh penting dalam seni rupa modern yang turut mendirikan sekaligus menjadi direktur pertama ASRI, cikal bakal ISI Jogja. Bersama sejumlah seniman lain ia meletakkan dasar-dasar sistem pendidikan tinggi seni.
Advertisement
BACA JUGA: Santuy....Perempuan di Bantul Ini Keluar Indekos Sambil Tuntun Motor Curian
Pameran ini dikuratori oleh tiga orang, yakni Suwarno Wisetrotomo, Asmujo Jono Irianto dan Rain Rosidi. Sejumlah seniman yang terlibat dalam pameran ini di antaranya Butet Kertaradjasa, Sirin Farid Stevy, FX Harsono, Ugo Untoro, Nasirun, Putu Sutawijaya, Heri Dono dan masih banyak lagi.
Sedangkan kolektif yang terlibat meliputi Ace House Collective, Gegerboyo, Ruang MES56, HONF, Barasub dan Lepas Kendali. Beberapa penampil dalam pembukaan pameran diantaranya Prontaxan, DJ Ayash, Trengginas dan lainnya.
Salah satu kurator, Rain Rosidi, mengatakan momentum ini bisa dijadikan sebuah refleksi bersama, sejauh mana pendidikan tinggi seni rupa mampu mewarnai seni di Indonesia sekaligus otokritik kelemahan dan kekurangan pendidikan seni rupa di Indonesia.
"Tentu saja untuk membangun dunia seni rupa kedepannya yang penuh tantangan dan dunia yang terus berubah. Membayangkan sekaligus merancang peran pendidikan seni rupa yang dinamis sesuai perkembangan zaman," katanya.
Kurator lainnya, Asmujo Jono Irianto, menuturkan konvergensi yang menjadi tema pameran ini, dalam dunia seni rupa dapat merujuk pada medan seni atau ekosistem jejaring seni rupa kontemporer global.
"Maka karya yang dipamerkan berjumlah 64 karya yang tampil dengan beragam bentuk ide dan gagasan. Tidak hanya membentuk media karya seni konvensional seperti lukisan dan patung, tapi lazim juga ditemukan karya seni yang menggunakan medium multimedia," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kasus Covid-19 dan Flu di Amerika Serikat Melonjak, Pasien Terbanyak Anak-Anak
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- Di Mal Pelayanan Publik Kota Jogja Ada Loket Konsultasi untuk Konsultasi Izin APK Pemilu 2024
- Sepi karena Kurang Akses, Pedagang di Taman Kuliner Terminal Wonosari Berhenti Jualan
- Belasan Gedung Sekolah Direhabilitasi di Jogja, Rerata Rusak Ringan
- KPU DIY Wajibkan Peserta Pemilu 2024 Laporkan Dana Kampanye
- Jadi Kota Pendidikan tapi Kasus Bullying Tinggi, Disdikpora Siapkan Strategi Ini
Advertisement
Advertisement