Advertisement

Promo November

Resmikan Grha Keris & Omah Wayang, Sultan HB X Cerita Soal Sejarah

Sunartono
Senin, 22 Agustus 2022 - 19:07 WIB
Bhekti Suryani
Resmikan Grha Keris & Omah Wayang, Sultan HB X Cerita Soal Sejarah Gubernur DIY Sri Sultan HB X - Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA--Gubernur DIY Sri Sultan HB X meresmikan Graha Keris di Kampung Gamelan dan Omah Wayang di Kampung Langenastran, Kelurahan Panembahan, Kecamatan Kraton, Kota Jogja, Senin (22/8/2022). Sultan berpesan keberadaan keduanya diharapkan dapat membantu melestarikan budaya Jawa. 

Sultan HB X mengatakan keris sebagai produk budaya bangsa bagi masyarakat memang. Dipilihnya Ndalem Gamelan sebagai Grha Keris bukan sekadar karena bangunan tersebut merupakan aset milik Pemda DIY. Akan tetapi, bangunan tersebut juga memiliki nilai sejarah. 

Advertisement

“Jadi kami tempatkan di sini tidak sekadar karena provinsi punya bangunan di sini. Tetapi juga ada pintu hijau, ini dulu pada waktu Clash [Agresi Militer Belanda II] itu di sini namanya warung sate, pertemuan Almarhum ke IX [HB IX] sama gerilyawan itu semua di sini, di bangunan ini, kalau masuk di sini. Maka di sini dulu kursi yang dipakai Swargi ke IX, masih ada,” kata Sultan. 

Sultan menilai sangat cocok keris di tempatkan di bangunan tersebut karena memiliki nilai sejarah yang tinggi. Sehingga memuat pesan selain karakter kebangsaan juga karakter warisan budaya. Sehaingga dapat diwarisi para generasi muda. 

“Dengan demikian masyarakat Jawa segalanya kan pakai simbolis budaya. Harapan kami bisa diwarisi para generasi muda. Apa arti karakter, arti budaya, arti peradaban sehingga pewarisan sebagai bentuk integritas seseorang itu menjadi sesuatu yang penting,” katanya. 

Sedangkan Omah Wayang yang berada di Jalan Langenastran dapat dimanfaatkan beragam kegiatan tergantung inisiatif masyarakat. Pengambilan nama Omah menggambarkan integritas karakter baik dalam pola pikir maupun apa pun yang dirasakan secara utuh sebagai pencerminan kehidupan. “Yang itu tidak sekadar yang baik dan jelek tapi semua adalah bentuk karakter yang mewarnai setiap orang,” ucap Sultan. 

BACA JUGA: Rute Penerbangan Internasional YIA Ditambah ke Singapura, Malaysia, hingga Turki

Sultan sepakat dengan cerita wayang itu Mahabarata maupun Ramayana, pendalang tidak sekadar tontonan tapi juga tuntutan. Meski pun saat ini pementasan wayang tuntutannya justru lebih sedikit dibandingkan dagelannya. 

“Biarpun dalam perkembangan tuntutane hanya sedikit dagelane sing soyo okeh, makanya kita dalam hidup banyak dagelannya juga karena dituntun untuk jadi dagelan bukan tuntutan. Jadi harapan kami peradaban karakter yang membentuk dalam kehidupan itu sendiri,” katanya. 

HB X berpesan agar masyarakat bisa meneladani para leluhur yang sudah menciptakan tuntutan luar biasa baik dalam aspek pertunjukan filosofi, tradisi. Tidak sekadar aktivitas belaka namun mengandung nilai filosofi yang melatarbelakangi semua kepentingan kehidupan warga masyarakat. Ia berharap Omah Wayang bisa dihidup-hidupi dan bermanfaat bagi masyarakat dan pecintanya. 

“Sehingga aktivitas di sini juga tinggi dalam membentuk bisa dialog budaya tukar pikiran yang bisa memperkuat karakter bisa ditularkan ke generasi muda untuk bisa memahami dan mengerti bagaimana manusia ini bisa hidup dalam kehidupannya,” ucap Sultan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat

News
| Sabtu, 23 November 2024, 05:57 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement