Advertisement

Tak Ada Karyawan dan Bos, Kafe di Bantul ini Dijalankan secara Gotong Royong

Lugas Subarkah
Senin, 22 Agustus 2022 - 20:47 WIB
Bhekti Suryani
Tak Ada Karyawan dan Bos, Kafe di Bantul ini Dijalankan secara Gotong Royong Penanggung jawab Unit Bisnis Silamo Hub, Tauhid Aminulloh. - Harian Jogja/Lugas Subarkah

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Di tengah menjamurnya usaha kafe di Jogja mulai dengan modal seadanya hingga ratusan juta, beberapa orang memilih menjalankan usaha kafe dengan konsep alternatif. Di Silamo Hub, operasional kafe dijalankan secara gotong royong, di bawah naungan koperasi.

Terdiri dari dua lantai, kafe seluas sekira 3X8 meter itu terletak di Jalan Sonosewu Baru No. 30, Sonopakis Kidul, Ngestiharjo, Kapanewin Kasihan, Bantul. Di siang hari, tak banyak pelanggan yang datang. Hanya satu-dua orang masuk memesan minuman. Kafe mulai lebih ramai di sore dan malam hari.

Advertisement

Silamo Hub menawarkan kopi dan teh, khususnya dengan metode penyeduhan manual sebagai sajian utamanya. Ada beberapa penyeduh yang bekerja melayani pesanan pembeli. Sekilas, tak ada perbedaan mencolok di Silamo Hub dengan kafe lainnya.

Hanya saja, sistem manajerial di kafe ini tidak seperti kafe kebanyakan. Para penyeduh itu bukan karyawan atau bos. Kedua status ini ditiadakan karena Silamo Hub menerapkan sistem gotong royong atau yang sering disebut swakelola, di bawah kepemilikan bersama koperasi Edukarya Negeri Lestari.

BACA JUGA: Korupsi di Kampus Negeri, KPK Keluarkan Rekomendasi Penerimaan Mahasiswa Jalur Mandiri

Koperasi ini memiliki dua usaha serupa lainnya, yakni Antologi dan Umran yang keduanya berlokasi di Sleman. Resmi berdiri sejak Januari 2018, anggota awal koperasi sudah lebih dulu membuat usaha kafe yang juga dijalankan dengan sistem swakelola di Pasar Kranggan, yakni Wiki Kopi, yang saat ini sudah tidak lagi beroperasi.

Penanggung jawab Unit Bisnis Silamo Hub, Tauhid Aminulloh, menjelaskan bekerja di salah satu unit bisnis koperasi merupakan bagian dari agenda belajar untuk memiliki. Basisnya di unit bisnis koperasi ini basisnya adalah koperasi pekerja, sehingga pekerja juga sebagai pemilik.

“Karena di Indonesia minim mentalitas pekerja yang punya kapasitas memiliki, kami punya program belajar. Jadi yang ada di Antologi, di sini, itu teman-teman yang sedang ikut program belajar kami. kami tawarkan kepada mereka untuk menjadi bagian dari pemilik,” ujarnya, beberapa waktu lalu.

Meski sifatnya program belajar, namun mereka yang terlibat dalam operasional unit bisnis tetap mendapat upah yang bahkan menurutnya lebih tinggi dibanding pekerja kafe pada umumnya di Jogja. Selain dari upah, karena mereka juga memiliki porsi kepemilikan, maka ketika provitabilitas sampai 40%, mereka yang terlibat di operasional mendapat bonus 5% dari omset.

“Kami memberi surplus nilai itu ke mereka. Terus yang menyuplai menu-menu di sana, coldbrew, makanan, itu hampir semua dikelola teman-teman di bar dan anggota koperasi lainnya. Kalau dihitung-hitung dapat dua kali UMR bisa,” katanya.

Koperasi Edukarya Negeri Lestari sebenarnya memiliki fokus utama pada bidang pendidikan. Bukan pada pendidikan usia muda, melainkan untuk usia dewasa atau andragogi. Beberapa unit bisnis yang didirikan merupakan hasil pengembangan dari aktivitas pendidikan ini.

Berbeda dengan koperasi pada umumnya, di sini para anggota tidak menyetor modal, tapi pengetahuan. Untuk membuka suatu unit bisnis, koperasi juga tidak mengeluarkan modal materi, melainkan dibangun dengan sistem partnership.

“Relatif semuanya partnership, ini B to B. Ada partner yang mau kerja bareng kami yaudah kami yang jalankan. Jadi melibatkan pihak luar, ini tidak sepenuhnya milik kami. Tapi kami ingin juga suatu ketika memiliki unit usaha yang murni dari kami,” ungkapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kuta Selatan Bali Diguncang Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,0

News
| Jum'at, 26 April 2024, 21:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement