Advertisement
Menkes Nilai Nyamuk Berwolbachia Bisa Tangani Demam Berdarah di Indonesia

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menilai nyamuk berwolbachia yang dikembangkan World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta bisa dipakai untuk menangani demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia.
Budi Gunadi Sadikin mengunjungi Laboratorium Entomologi WMP Yogyakarta pada 22 Juli lalu dan mengirimkan timnya untuk mempelajari lebih lanjut tentang teknologi wolbachia. Tim berjumlah enam orang adalah perwakilan dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga. Mereka menyambangi Laboratorium Entomologi dan Diagnostik WMP Yogyakarta pada 1 September 2022.
Advertisement
BACA JUGA: BBM Naik, Retribusi Wisata Pansela Tak Ikut Dinaikkan. Ini Alasan Pemkab...
“Kunjungan ini untuk menguatkan teknik pemeliharaan Aedes aegypti berwolbachia sebagai tindak lanjut dari kunjungan Menkes beberapa waktu yang lalu. Kami mempelajari dan mengetahui sistem produksi serta pengelolaan nyamuk yang telah diimplementasikan di DIY,” ujar Lulus Susanti, Sub Koordinator Sub Substansi Sarana Penelitian dan Pengembangan B2P2VRP, melalui keterangan tertulis, Senin (5/9/2022).
“B2P2VRP telah mendapat surat penugasan dari Kemenkes, dan pada pertemuanini kami ingin berdiskusi tentang proses produksi telur di Laboratorium Entomologi WMP Yogyakarta, serta lay out laboratorium dalam pemeliharaan nyamuk.”
Warsito Tantowijoyo, ahli entomologi WMP Yogyakarta, memaparkan tentang faktor-faktor penting dalam menyiapkan fasilitas untuk pengembangbiakan nyamuk berwolbachia, yaitu tentang sistem produksi nyamuk, fasilitas seperti gedung, ruangan khusus, alat-alat dan bahan yang diperlukan dalam pengembangbiakan nyamuk, sumber daya manusia (SDM) yang terlatih, standard operating procedure (SOP), serta sistem quality assurance (QA) yang baik.
BACA JUGA: Viral Arthur Irawan Mengamuk dan Ajak Duel Fans Persik
“Tujuannya agar karakteristik nyamuk yang sudah berwolbachia yang dilepaskan sama dengan karakteristik nyamuk yang ada di lapangan, sehingga nyamuk berwolbachia dapat berkembang biak di lingkungan dan memberikan manfaat perlindungan dari virus dengue,” ujar Warsito.
Setelah kunjungan di Laboratorium Entomologi, perwakilan dari B2P2VRP melanjutkan kunjungan ke Laboratorium Diagnostik. Di laboratorium yang sepenuhnya didanai oleh Yayasan Tahija tersebut, mereka mendapatkan paparan tentang aktivitas yang dilakukan staf Laboratorium Diagnostik, mulai dari memandikan sampel nyamuk Aedes aegypti dari lapangan, hingga identifikasi wolbachia dengan tes PCR.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Serangan Israel, Warga Palestina yang Tewas Tembus 65.000 Jiwa
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- PGRI Sleman Berharap Ada Bimtek Digitalisasi Pendidikan
- Sri Sultan HB X: Kita Harus Lebih Peka Terhadap Kondisi Masyarakat
- Nelayan Kulonprogo Jarang Melaut karena Angin dan Ombak Tinggi
- Kuota Sampah Kota Jogja di TPA Piyungan Tersisa 2.400 Ton
- Sampah dari Jogja Dibuang ke TPST Piyungan, Sultan: Sampai Akhir 2025
Advertisement
Advertisement