Advertisement
Patung Kendang di Gunungkidul Dipindah
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL -- Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunungkidul akan memindahkan patung kendang di bundaran Siyono, Logandeng, Playen ke depan pasar Sumber Rejeki di Kalurahan Playen. Pemindahan ini bagian dari pergantian ikon di Kota Wonosari menjadi tugu tobong.
Kepala DPUPRKP Gunungkidul, Irawan Jatmiko mengatakan, pagu anggaran penataan wajah kota tahap I dialokasikan sebesar Rp9,4 miliar. Proses sudah memasuki tahap lelang dan telah ditunjuk rekanan yang akan mengerjakan proyek ini.
Advertisement
Menurutnya, salah satu pengerjaan yang dilakukan adalah mengganti patung ikon masuk Kota Wonosari di Bundaran Siyono. Rencananya patung kendang yang ada diganti dengan tobong gamping.
Meski demikian, Irawan memastikan pergantian tak serta merta menghilangkan ikon yang lama. Ia berdalih patung kendang akan dipindah di depan pasar desa di Kalurahan Playen.
“Lokasinya juga masih berada di Jalan Manthous,” kata Irawan, Minggu (18/9/2022).
Ia menambahkan, meski pengerjaan sekarang belum dimulai sudah melakukan beberapa kajian. Selain rencana pemindahan patung kendang, juga ada kajian terkait dengan kelancaran program penataan.
Irawan memastikan dalam pengerjaan tiang dan kabel PLN tidak akan terganggu. Namun demikian, akan ada proses merapikan jaringan telekomunikasi yang menggunakan kabel fiber optik.
Selain itu, juga ada penataan terhadap jaringan instalasi pipa PDAM Tirta Handayani. Rencananya pipa-pipa ini dipasang di depan jalur pedestrian.
“Penerangan jalan umum [PJU] dan rambu-rambu lalu lintas akan dipindah ke belakan jalur pedestrian. Rencananya juga ada pemangkasan sejumlah pohon untuk proses penataan,” katanya.
Lurah Playen, Surahno mengatakan, pemindahan patung kendang telah dikoordinasikan dengan pemerintah kalurahan. Secara prinsip, ia tidak mempermasalahkan terkait dengan pemindahan tersebut karena nantinya bisa menjadi ikon di pasar.
“Harapannya bisa membantu untuk meramaikan pasar yang sekarang masih dalam proses pembangunan,” katanya.
Dia menjelaskan, pembangunan pasar desa diperkirakan menghabiskan anggaran Rp8 miliar. Meski demikian, Surahno memastikan pihak kalurahan tidak mengeluarkan uang sepeser pun karena pengerjaan ditanggung oleh pihak ketiga.
Rencananya kerja sama dengan pihak ketiga berlangsung selama 20 tahun dan setelah itu aset sepenuhnya menjadi milik kalurahan. “Selama masa kerja sama, pendapatan dalam pengelolaan akan dibagi. Investor mendapatkan 60% sedangkan pihak kalurahan yang mengelola mendapatakan sebesar 40% dari pemasukan,” katanya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Korban Apartemen Malioboro City Bakal Bergabung dengan Ratusan Orang untuk Aksi Hari Buruh
- Warga Kulonprogo Ajukan Gugatan Disebut Nonpribumi Saat Balik Nama Sertifikat, Sidang Ditunda Lagi
- Biro PIWPP Setda DIY Gencarkan Kampanye Tolak Korupsi
- Anggota DPR RI Sebut Perlu Ada Honor untuk Pengambil Sampah Rumah Tangga di Jogja
- BPBD DIY Mewaspadai Lonjakan Pembuangan Sampah ke Sungai Imbas TPA Piyungan Ditutup
Advertisement
Advertisement