Advertisement
Petani Gunungkidul Diminta Segera Tebus Pupuk Bersubsidi
Petani di Kalurahan Kanigoro, Saptosari sedang mempersiapkan lahan untuk masa tanam pertama di awal musim hujan. Foto diambil Senin (19/9/2022). - Harian Jogja/David Kurniawan Â
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL — Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul mendorong petani untuk segera menebus pupuk bersubsidi yang dimiliki. Hal ini dibutuhkan untuk persiapan pemeliharaan tanaman di musim tanam pertama di awal musim hujan.
Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Sustiwiningsih mengatakan kuota pupuk bersubsidi masih aman hingga sekarang. Memasuki musim hujan ini, para petani diminta segera menebus jatah pupuk yang dimiliki di toko-toko yang telah ditunjuk.
Advertisement
“Penebusan harus sesuai dengan rencana daftar kebutuhan kelompok. Sebab, kuotanya sudah disesuaikan dengan masing-masing kebutuhan,” kata Sustiwingsih, Selasa (20/9/2022).
Dia menjelaskan, untuk kuota pupuk bersubsidi jenis urea mendapatkan jatah sebanyak 17.139 ton. Hingga sekarang sudah terserap sebanyak 35%.
BACA JUGA: Ada 55 Orang Tewas akibat Lakalantas di Gunungkidul Tahun Ini, Berikut Titik Rawannya...
Sedangkan untuk jenis NPK atau Phonska, petani Gunungkidul mendapatkan kuota sebanyak 8.020 ton. “Untuk serapannya lebih baik karena sudah mencapai 52 persen disalurkan ke petani,” ungkapnya.
Sustiwiningsih berharap kepada petani agar segera menembus jatah pupuk yang dimiliki. Terlebih lagi, saat sekarang sudah mulai persiapan masa tanam karena diprediksi mulai Oktober sudah memasuki musim hujan.
“Kami sudah membuat edaran agar mulai persiapan sehingga saat hujan lahan bisa langsung dimanfaatkan untuk menanam padi,” katanya.
Meski demikian, sambung dia, untuk penebusan tidak bisa dilakukan sembarangan karena harus menggunakan Kartu Tani. “Ya kalau kartunya bermasalah, tetapi sudah masuk dalam e-RDKK maka tetap bisa mengambil dengan cara menebus ke agen,” katanya.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Rismiyadi mengatakan, penyaluran pupuk memang belum optimal sampai sekarang ini. Menurut dia, penyerapan pupuk bersubsidi di Gunungkidul berbeda dengan daerah lain di DIY seperti di Bantul dan Sleman. Kondisi ini tak lepas dari pola tanam yang bergantung dengan musim hujan.
“Kalau daerah lain dengan sistem irigasi yang ada, maka masa tanam tak berpengaruh dengan musim. Tapi, untuk Gunungkidul sangat bergantung karena mayoritas sawah yang ada merupakan tadah hujan,” katanya.
Penanaman yang bergantung dengan musim hujan, maka berdampak terhadap pengambilan pupuk bersubsidi oleh petani. Pasalnya, pupuk-pupuk ini baru diambil saat awal musim hujan mulai September. “Makanya kami terus dorong agar segera menebus sehingga persiapan untuk musim tanam tidak terganggu,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
- Perkenalkan, Kepala Dinsos dan Kepala Dinkes Kulonprogo yang Baru
- Bangun Jurnalisme Berperspektif Kesejahteraan Hewan
- Satu Jabatan Pimpinan Tinggi di Bantul Belum Dilantik
- Perangkat Kalurahan dan Swasta Paling Banyak Disidang di Tipikor Jogja
- DPUPKP Bantul Petakan Titik Genangan dan Talut Rawan Longsor
Advertisement
Advertisement





