Advertisement

Kelindan Agama dan Politik dalam Hoaks

Anisatul Umah
Senin, 10 Oktober 2022 - 21:07 WIB
Bhekti Suryani
Kelindan Agama dan Politik dalam Hoaks Ilustrasi kampanye stop hoaks - Ist

Advertisement

Tergesa sebar berita tanpa cek fakta bisa berakhir dengan memalukan, pasalnya tidak semua kabar atau berita benar adanya. Saring sebelum sharing penting diterapkan setiap peroleh informasi. Berikut laporan wartawan Harian Jogja, Anisatul Umah.

Pengalaman memalukan pernah dialami Lutfi Maulida (24) pada 2019 silam. Ketika itu, tanpa pikir panjang, dia me-retweet artikel terkait Presiden Jokowi yang tampak terbalik memakai pakaian ihram. Lutfi tertipu oleh judul berita. Baru setelah ditegur temannya, ia tahu bahwa artikel yang barusan ia sebarkan adalah hoaks.

Advertisement

Menyadari kesalahannya, Lutfi yang lulusan STAI Sunan Pandanaran, Sleman, Jogjakarta, mulai belajar tentang hoaks. Beberapa pelatihan ia ikuti, termasuk yang diselenggarakan oleh Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo). Sejak itu, Lutfi lebih berhati-hati dalam menyikapi berita yang mengarah ke hoaks.

Pernah sampai kepada Lutfi kabar tentang wafatnya seorang kyai. Berlatar belakang dari pesantren, dia memperoleh informasi itu dengan sangat cepat. Kali ini Lutfi lebih berhati-hati. Ia baru menyampaikan kabar duka tersebut setelah ada pemberitaan resmi dari pondok pesantren.

"Aku masih bisa nahan [untuk menyebarkan],” ucapnya. “Tunggu deh berita resminya.”

Hoaks Menyasar Semua Kalangan

Hoaks tidak memilih-milih korbannya. Ia menyasar siapa saja. Tidak peduli di warga perkotaan atau masyarakat perdesaan. Tidak peduli seberapa tinggi tingkat pendidikan, setiap orang bisa terpapar.

Koordinator Wilayah Mafindo Jogja, Fitria Indri Kesumawati mengungkapkan, mengantisipasi banjir hoaks di tahun politik 20224, Mafindo menggandeng banyak pemangku kepentingan untuk melakukan kegiatan-kegiatan bersama. Baik pemerintah maupun komunitas.

"Tidak hanya pemuda, kami juga melakukan pelatihan kepada lansia. Kalau ke lansia kami lebih mengenalkan ke ciri-ciri umum. Misalnya, kalau beritanya sudah merugikan jangan disebarkan," ucapnya, ditemui di sekitar Nologaten, Sleman (6/7/2022).

Mafindo, sebuah organisasi independen, dibentuk di Jakarta pada 2016, berawal dari grup Facebook komunitas. Saat ini, secara nasional, tercatat sudah ada sekitar seribu orang relawan Mafindo di 25 kota di Indonesia. Mafindo Jogja dibentuk pada 2017.

Pelatihan berlanjut ke pembuatan grup WhatsApp, sebuah aplikasi yang paling banyak digunakan dewasa ini. Anggotanya, para lansia penerima pelatihan cek fakta. Ketika menemukan pemberitaan yang mengarah ke hoaks, mereka bisa membagikannya ke grup untuk selanjutnya dicek kebenarannya. Bahkan sebagian sudah ada yang inisiatif melakukan pengecekan sendiri.

"Alhamdulillah kemarin peserta lansia interest banget," tutur Fitria.

Kegiatan kampanye antihoaks yang digelar Mafindo/Ist

BACA JUGA: BPK Periksa Pengelolaan Danais di Pemkot Jogja

Fitria beranalogi, membuat hoaks seperti bikin pisang goreng. Informasinya dilempar ke publik, dan nanti publik yang membuat bumbu-bumbunya. Embel-embel agama selalu laku. Masyarakat bakal ketakutan jika dikait-kaitkan dengan ancaman neraka dan kata-kata haram.

Paling Sensitif

Politik dan agama menjadi isu paling sensitif yang banyak dieksploitasi dalam penyebaran hoaks. Bukan hanya di era media sosial sekarang ini, tapi juga jauh sebelumnya. Di tahun-tahun pemilu, kedua isu sensitif ini tampil sangat dominan.

"Orang punya pandangan politik yang beda, dan juga latar belakang agama yang beda. Jadi sebelum bicara pemahaman, ini situasi sosial kita," kata dosen Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta, Wisnu Prasetya Utomo.

Menurut Wisnu, secara kuantitas hoaks bisa saja ditekan lewat regulasi, seperti Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Namun, yang menjadi pertanyaan, apakah implementasi undang-undang ini tidak akan terpengaruh oleh suasana politik. Sejauh mana penegak hukum mau bersikap adil dan tidak pilih kasih menangani disinformasi.

Pendekatan kedua menangkal hoaks adalah pendekatan kultural lewat literasi digital dan literasi media. Di lapangan sering ditemukan, orang menyebar hoaks bukan karena ada maksud jahat, tapi karena dia tidak tahu jika itu hoaks.

"Solusinya kan literasi bisa dilakukan banyak pihak. Dari pemerintah, dari kampus, dan dari masyarakat sendiri untuk menekan dampak hoaks," kata Wisnu.

Beberapa contoh hoaks di DIY

1. Nama Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Muhammadiyah dicatut dalam pesan di media sosial (Medsos) terkait kronologi kasus jilbab di SMAN 1 Banguntapan, Bantul.

Berawal dari akun Facebook Nurhakim Rohmatulloh pada 8 Agustus 2022 memposting dengan narasi, Kronologis Peristiwa Hasil Klarifikasi dengan Ketiga Guru BK di SMAN 1 Banguntapan, Oleh: LBH Muhammadiyah. Diikuti narasi kejadiannya.

Faktanya : LBH Muhammadiyah menegaskan pesan yang viral itu adalah hoax. Hal tersebut dibantah langsung oleh Direktur LBH PP Muhammadiyah, Taufiq Nugroho. Dia menegaskan postingan tersebut bukan pernyataan resmi dari LBH Muhammadiyah. Seperti diketahui, dugaan pemaksaan jilbab sedang ramai diberitakan beberapa pekan ini.

sumber: https://turnbackhoax.id/2022/08/11/salah-kronologis-peristiwa-hasil-klarifikasi-dengan-ketiga-guru-bk-di-sman-1-banguntapan-oleh-lbh-muhammadiyyah/

2. Beredar tautan youtube yang diunggah oleh Akun Facebook Mida Mahardirastri dengan narasi "Ya Allah, bencana dimana mana, lindungi kami dari berbagai bencana, amin ya robbal alamin" kemudian narasi dalam gambar "baru saja MERAPI NGAMUK ERUPSI BESAR". Di dalam unggahan memang nampak adanya gunung meletus.

Faktanya : Setelah ditelusuri foto tersebut memiliki kemiripan dengan foto erupsi Gunung Sinabung pada 2014 yang terdapat dalam situs Reuters.com. Lalu melansir dari magma.esdm.go.id Gunung Merapi sendiri berstatus siaga 3 yang berdasarkan periode pengamatan pukul 06.00-12.00 WIB 3 Juni 2022.

Mengalami 19 kali gempa guguran, 1 kali gempa hembusan, 21 gempa hybrid/fase banyak dan 5 kali gempa vulkanik dangkal. Melansir dari suara.com kondisi ini belum bisa dikatakan mengalami erupsi besar.

Terdapat 4 tahapan dalam aktivitas gunung berapi sebelum terjadi erupsi besar yaitu aktif normal, waspada, siaga dan awas. Setelah dikeluarkannya level status awas kemungkinan erupsi besar akan berlangsung dalam kurun waktu 24 jam.

sumber : https://turnbackhoax.id/2022/06/06/salah-merapi-ngamuk-erupsi-besar/

3. Beredar baliho dukungan kepada Anies Baswedan untuk Pemilu Presiden 2024 dari DPW Partai NasDem DIY.

Narasi dalam baliho tersebut yakni "Kita Nyengkuyung Rekomendasi DPW Partai NASDEM Provinsi D.I. Yogyakarta Dhateng Bapak Anies Baswedan lebeting pencalonan Presiden 2024 FORUM RELAWAN YOGYAKARTA UNTUK ANIES BASWEDAN".

Faktanya : Melansir laman resmi DPW Partai Nasdem Provinsi D.I. Yogyakarta, Ketua DPW Nasdem DIY, Subardi, mengatakan bahwa pihaknya tidak pernah menetapkan satu nama untuk calon presiden pada pemilu 2024.

sumber : https://turnbackhoax.id/2022/05/30/salah-dpw-partai-nasdem-diy-buat-baliho-dukung-anies-baswedan-untuk-pemilu-presiden-2024/

4. WhatsApp mengatasnamakan Wakil Bupati Bantul, Joko. B. Purnomo dengan nomor 081213408053 terkait dengan pemberian donasi.

Faktanya : Akun WhatsApp yang mengatasnamakan Wakil Bupati Bantul adalah akun palsu sebagaimana dilansir dari instagram pemerintah kabupaten (Pemkab) Bantul @pemkabbantul. Pemkab Bantul mengimbau kepada warga Bantul dan sekitarnya agar tetap waspada apabila ada pihak yang menghubungi dengan mengatasnamakan Pemerintah Kabupaten Bantul dengan tujuan untuk memberikan donasi.

sumber : https://turnbackhoax.id/2022/05/24/salah-akun-whatsapp-wakil-bupati-bantul-dengan-nomor-081213408053-memberikan-donasi/

Liputan ini merupakan  hasil kolaborasi lima media, yakni Jaring, Ambon Ekspres, Harian Jogja, Serambi Indonesia, dan BandungBergerak, yang didukung oleh Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara (PPMN) di bawah Program Democratic Resilience

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Airlangga Hartato Sebut Jokowi Milik Bangsa dan Semua Partai

News
| Rabu, 24 April 2024, 16:37 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement