Cuaca Ekstrem, Event Luar Ruangan Diminta Pindah ke Indoor

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - Dinas Pariwisata (Dispar) DIY mengimbau kepada para pekerja kreatif dan penyelenggara event untuk mewaspadai kondisi cuaca ekstrem yang berlangsung sejak beberapa hari terakhir.
Acara-acara yang melibatkan kerumunan massa dalam jumlah banyak diimbau digelar secara indoor atau dalam ruangan untuk mencegah potensi timbulnya insiden.
Advertisement
BACA JUGA: TelkomClick 2023: Kesiapan Kerja Karyawan dalam Sukseskan Strategi Five Bold Moves di Tahun 2023
Kepala Dispar DIY, Singgih Raharjo mengaku telah menyampaikan kepada pekerja event untuk menyiapkan mitigasi bencana jika kegiatan dilangsungkan di luar ruangan.
Dengan cuaca ekstrem yang masih mengancam, ditakutkan timbul insiden yang tidak diinginkan saat berlangsungnya acara. Sebisa mungkin dan jika memungkinkan, kegiatan juga dilakukan di dalam ruangan untuk meminimalkan potensi bencana.
"Ini sudah kami sampaikan ke teman-teman khususnya bagi penyelenggara event memang harus ada antisipasi dan kewaspadaan terhadap hal itu. Kalau memang bisa diupayakan secara indoor saya kira akan lebih bagus, tapi kalaupun outdoor ya harus ada mitigasi dan rencana alternatif," kata Singgih, Kamis (13/10/2022).
BACA JUGA: Kampung Ketandan, Berkelindannya Budaya Jawa dan Tionghoa di Jogja
Menurut Singgih, kondisi cuaca ekstrem tidak harus direspons langsung dengan menghentikan kegiatan dan acara-acara kreatif. Hanya saja dengan kondisi event yang kembali bergeliat harus ada kewaspadaan yang optimal dari penyelenggara acara untuk membuat pengunjung dan wisatawan nyaman saat menyaksikan acara tersebut.
"Kami tentu tidak bisa menahan teman-teman event ini untuk setop dulu, tetapi harus dengan kewaspadaan dan lebih mengutamakan keselamatan dan kenyamanan bagi peserta dan wisatawan," ujarnya.
Kelengkapan informasi tentang prakiraan cuaca terbaru harus dikantongi penyelenggara sebelum acara berlangsung. Kemudian mitigasi juga harus dipersiapkan dengan sebaik mungkin. Hal yang sama juga berlaku bagi destinasi wisata yang rawan terhadap potensi bencana, misalnya saja kawasan pantai.
Pengelola mesti membuat prosedur baru dengan meminta pengunjung untuk menjauhi area bibir pantai saat gelombang tinggi. "Sebelum event dimulai tentu harus sudah dipersiapkan. Di tempat wisata dengan adanya gelombang tinggi yang ada di pantai saya kira juga harus menjadi bagian yang diantisipasi, misal area pengunjung beraktivitas bisa dibuat lebih menjorok ke darat," kata Singgih.
Lebih lanjut, Singgih memaparkan kondisi pariwisata DIY pada triwulan III/2022, kondisinya sudah hampir sama dengan saat normal atau sebelum pandemi melanda.
Dibandingkan dengan keadaan sebelum pandemi, angka kunjungan wisatawan saat ini sudah 85 persen. Pihaknya berharap di akhir tahun nanti kunjungan akan kembali meledak dan pariwisata kembali ke masa normal.
"Ditambah lagi dengan wacana transisi ke endemi, saya berharap itu segera bisa diwujudkan ya. Sekarang di PPKM level 1 pun kita setiap kali ada event yang menyertakan masyarakat cukup banyak maka tidak ada peningkatan Covid-19. Ini tentu menunjukkan bahwa masyarakat kita sudah terbentuk imunnya serta memitigasi diri sendiri dengan prokes," ucap dia.
BACA JUGA: Finnet Dukung Digitalisasi Sistem Pembayaran Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Indonesia Batal Gelar Piala Dunia U-20, Pemerintah Palestina Kritik Keras FIFA
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Bantul Dilanda Hujan dan Angin Kencang, Sebabkan 25 Titik Bencana
- Resmi! Dapil dan Alokasi Kursi DPRD di DIY untuk Pemilu 2024 Tidak Berubah
- Siap-Siap! Sejumlah Jalan di Sleman Ini Diprediksi Macet Saat Mudik Lebaran
- Selama Ramadan, Minat Vaksin Masyarakat DIY Menurun
- Harga Tiket Bus di Jogja Naik Saat Lebaran, Segini Harganya
Advertisement