Cuaca Ekstrem, Berikut Rentetan Bencana Hidrometeorologi di Sleman Beberapa Hari Terakhir
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN - DIY telah memasuki awal musim hujan. Pada dasarian kedua Oktober ini DIY sedah memasuki awal musim hujan.
Itulah sebabnya, guna mengantisipasi cuaca ekstrem, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Bambang Kuntoro, menjelaskan pihaknya menyiapkan mulai dari peralatan hingga edukasi masyarakat.
Advertisement
“Mempersiapkan segala macam peralatan yang ada dan juga sukarelawannya. Juga termasuk edukasi terhadap masyarakat terkait dengan hidrometeorologi, misal ada pohon yang membahayakan untuk dilaporkan dan ditebang. Saluran air yang mampet dan bikin banjir dibersihkan,” ujarnya, Kamis (13/10/2022).
Adapun dampak dari bencana hidrometeorologi di antaranya pohon tumbang, angin kencang, banjir dan longsor. Hujan terjadi merata hampir di semua wilayah, namun beberapa wilayah paling rawan terdampak yakni yang di pinggir sungai dan berbukit-bukit.
Dalam beberapa hari terakhir, tercatat sudah terjadi sejumlah dampak bencana hidrometeorologi. Pada Sabtu (8/10/2022) total terdapat 35 titik yang tersebar di 10 kapanewon, meliputi pohon tumbang, rumah rusak ringan dan jaringan listrik rusak.
Lalu pada Senin (10/10/2022) terjadi tanah longsor yang mengakibatkan dua rumah rusak di Kalurahan Pandowoharjo, Kapanewon Sleman. Kemudian Selasa (11/10/2022) terjadi angin kencang dan longsor di Kapanewon Sleman, Minggir dan Mlati.
BACA JUGA: Cuaca Ekstrem, Begini Kondisi Pertanian di Sleman
Kepala Kelompok Foreskater BMKG YIA, Romadi, Kamis, menuturkan, “Awal musim hujan ini indentik dengan cuaca ekstrem, seperti hujan lebat yang disertai kilat, petir dan angin kencang bahkan hujan es dan dan angin kencang."
Bencana hidrometeorologi menurutnya sudah terjadi pada Selasa lalu, berupa hujan lebat yang disertai angin kencang mengakibatkan pohon roboh menipa rumah di wilayah Sleman di kapanewon, Godean, Mlati dan Minggir, juga di kabupaten Kulon Progo yang menyebapkan Longsor, pohon tumbang di kapanewon Kalibawang dan Samigaluh.
Berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer terkini, anomali suhu muka laut wilayah Laut Jawa dan Samudera Hindia selatan Jawa berkisar 1-3 derajat celcius dengan Indeks ENSO di Nino 3,4: -0,64 yang berarti signifikan terhadap peningkatan hujan di wilayah Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
18 Polisi Terlibat Kasus Pemerasan di DWP, Pengamat: Harus Disanksi Pemecatan
Advertisement
Mulai 1 Januari 2025 Semua Jalur Pendakian Gunung Rinjani Ditutup
Advertisement
Berita Populer
- DPRD DIY Gelar Wayang Kulit Duryudana Gugur, Ajak Masyarakat Renungkan Nilai Kepemimpinan
- Jadwal KRL Jogja Solo Selama Libur Nataru, 21 Desember 2024-5 Januari 2025, Naik dari Stasiun Tugu hingga Palur
- Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Sabtu 21 Desember 2024, Berangkat dari Stasiun Palur, Jebres dan Solo Balapan
- Jadwal KA Bandara YIA Kulonprogo-Stasiun Tugu Jogja, Sabtu 21 Desember 2024
- Jadwal DAMRI ke Malioboro, Pantai Parangtritis, Pantai Baron, Candi Prambanan dan Borobudur Magelang
Advertisement
Advertisement