Mengaku Korban Salah Tangkap Polisi, Terdakwa Kasus Klithih Gedongkuning Resmi Ajukan Banding

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Terdakwa kasus klithih atau kekerasan jalanan (rasjal) di Gedongkuning Jogja sudah mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi DIY, Kamis (10/11/2022) lalu. Melengkapi banding tersebut, memori banding yang menerangkan keberatan putusan pengadilan sebelumnya sedang dipersiapkan penasehat hukumnya dan akan diajukan pada Rabu (16/11/2022).
Sebelumnya, putusan Pengadilan Negeri (PN) Jogja menyatakan kelima terdakwa terbukti bersalah atas rasjal yang menyebabkan meninggalnya seorang pelajar, Daffa Adzin Albasith pada April lalu. Satu terdakwa diganjar hukuman 10 tahun penjara, empat terdakwa lainnya enam tahun penjara.
Penasehat hukum kelima terdakwa, Arsiko Daniwidho Aldebarant menilai putusan tersebut tidak mencerminkan keadilan. Lantaran lima terdakwa dalam persidangan tak terbukti sebagai pelaku rasjal tersebut. “Tak ada satupun bukti dan saksi yang bisa dengan tegas dan jelas menyatakan pelaku klitih Gedongkuning adalah terdakwa, mereka ini korban salah tangkap jadi kami ajukan bandin untuk mencari keadilan itu,” katanya, Senin (14/11/2022).
BACA JUGA: Langgar Aturan, Puskesmas Berbah yang Tolak Korban Kecelakaan Didatangi Ombudsman
Persidangan di PN Jogja, menurut Arsiko, banyak kejanggalan, misalnya, penggunaan berita acara pemeriksaan (BAP) yang sudah dicabut terdakwa karena prosesnya penuh ancaman dan kekerasan. “BAP itu sudah dicabut, tapi hakim masih saja menjadikannya sebagai acuan dalam persidangan, ini kan janggal BAP tak punya kekuatan hukum tapi digunakan,” jelasnya.
Materi memori banding terdakwa, jelas Arsiko, meminta Pengadilan Tinggi DIY untuk memeriksa ulang persidangan sebelumnya. “Jadi kami minta mengulang pemeriksaan dan pembuktian persidangan pada terdakwa, karena terdakwa ini bukan pelakunya,” tegasnya.
Arsiko menyebut Pengadilan Tinggi sudah menerima banding tersebut melalui PN Jogja. “Kami lengkapi memori bandingnya besok Rabu, nanti kami tunggu jadwal sidangnya,” tegasnya.
Salah satu orang tua terdakwa, Asril mendukung rencana banding tersebut. “Kami sangat mendukung dan semoga keadilan bagi anak kami dapat didapatkan karena mereka bukan pelaku klithih,” katanya, Senin sore.
Asril menilai banyak kejanggalan yang dialami anaknya dari penangkapan hingga putusan persidangan. “Semacam seperti dikambinghitamkan, ini tentu melukai perasaan kami sebagai orang tua,” ujarnya.
Lewan banding tersebut, Asril berharap Pengadilan Tinggi DIY dapat menegakan keadilan. “Jangan sampai kejanggalan-kejanggalan sebelumnya terulang kembali, ini perkara serius penegakan hukum,” tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
- Kata-kata Menyambut Ramadan 2023, Tak Hanya Ucapan Marhaban ya Ramadhan
- Menteri Luhut Klaim Negosiasi dengan Tesla Alami Kemajuan tapi Masih Rahasia
- 127 Difabel dan Anak Yatim di Boyolali Terima Bantuan dari Mutiara Abadi
- Modena Raih Penghargaan The Best Digital Performance untuk Kategori Kompor Gas
Berita Pilihan
Advertisement

Kerap Dikepung Bencana Hidrometeorogi, Road Map Mendesak Dirumuskan
Advertisement

Pesta Daging Iftar Ramadan di Horison Ultima Riss Malioboro Yogyakarta
Advertisement
Berita Populer
- 1.200 Lansia DIY Diprioritaskan Berangkat Haji 2023
- Jepang Beri 5 Rekomendasi untuk Pembangunan Aerotropolis YIA, Ini Isinya
- Tarik Minat Wisata Sungai, Warga Bantaran Winongo Gelar Festival Budaya
- Ratusan Pelajar di Bantul Deklarasi Bebas Geng Sekolah & Kejahatan Jalanan
- Cegah Banjir, Kelurahan Gedongkiwo Galakkan Pembuatan Biopori
Advertisement