Advertisement

Puskesmas di Sleman Ini Tolak Tangani Korban Kecelakaan Lalu Lintas, Begini Kata Dinkes Sleman

Lugas Subarkah
Senin, 14 November 2022 - 15:37 WIB
Arief Junianto
Puskesmas di Sleman Ini Tolak Tangani Korban Kecelakaan Lalu Lintas, Begini Kata Dinkes Sleman Puskesmas Berbah. - Antara

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN – Seorang korban kecelakaan lalu lintas ditolak oleh Puskesmas Berbah saat hendak berobat. 

Menurut penuturan Sugiyanto, orang yang menolong korban, korban mengalami kecelakaan di Jalan Wonosari Km. 9, Baturetno, Banguntapan, Bantul.

Advertisement

Saat itu korban yang mengalami luka terbuka di bagian pelipis dan rahangnya sempat tak sadarkan diri. Oleh warga, kata dia, korban lantas dibawa ke Puskesmas Berbah dengan maksud untuk mendapatkan pertolongan pertama. ditolak petugas Puskesmas Berbah saat hendak dimintakan pertolongan pertama oleh warga, Minggu (13/11/2022) malam.

Sugiyanto menuturkan, ketika mengendarai mobilnya bersama rekannya, Jimmy di Jalan wonosari Km. 9, dia melihat ada pengendara motor yang terkapar dengan posisi motor terjatuh melintang di jalan sekitar pukul 19.00 WIB. Dia dan rekannya pun langsung turun dari mobil, mengevakuasi korban serta mengamankan lalu lintas.

"Korban langsung diangkat karena pingsan, terpejam. Motor juga dipinggirkan ke sisi utara. Dari situ kami dan warga mencoba menolong dan memberi minum, akhirnya korban sadar," ujar Sugiyanto ketika dikonfirmasi, Senin (14/11/2022).

BACA JUGA: Wabup Sleman Ingatkan Ini ke Pengurus Rescue 920 Sleman

Setelah bermusyawarah dengan warga, mereka pun sepakat untuk membawa korban ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat, yakni Puskesmas Berbah. Diketahui, puskesmas tersebut buka 24 jam.

Sesampainya di puskesmas, alih-alih segera menangani korban, petugas puskesmas malah meminta korban agar dibawa ke rumah sakit. "Saya cuma minta dilakukan pertolongan pertama pada pasien karena mengalami luka terbuka pada pelipis dan darah mengucur banyak," kata Jimmy.

Namun, petugas puskesmas tetap menolak memberikan pelayanan dengan alasan tidak ada dokter. "Bahkan pasien belum sempat dibawa masuk, melainkan masih di depan puskesmas. Di dalam mobil," kata Sugiyanto.

Petugas puskesmas, kata Sugiyanto, hanya melihat kondisi korban secara sepintas dan menyarankan untuk dibawa ke rumah sakit. Petugas menurutnya juga tidak memberi surat rujukan apapun serta menolak. Bahkan ketika Sugiyanti meminta bantuan fasilitas ambulans puskesmas, petugas itu pun menolaknya.

"Padahal jelas-jelas kan di puskesmas tersebut ada fasilitas Unit Gawat Darurat dan ambulans. Daripada berlama-lama, akhirnya saya hubungi Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Jogja untuk untuk menjemput korban dengan ambulans mereka," ucap Sugiyanto.

"Kebetulan PMI sudah telfon saya, ambulans sudah meluncur sebentar lagi datang. Saya sudah shareloc. Tidak sampai lima menit ambulans PMI datang, setelah diobservasi, dibawa ke rumah sakit," ungkapnya.

Evaluasi

Sekretaris Dinas Kesehatan Sleman, Isa Dharmawidjaja, mengaku sudah menginspeksi Puskesmas Berbah. "Kami masih klarifikasikan. Kepala Puskesmas juga sudah dipanggil," katanya.

Menurutnya, puskesmas yang buka 24 jam semestinya memang bisa melayani pasien gawat darurat seperti melahirkan atau korban kecelakaan. Namun pelayanan itu tetap melihat keterbatasan di setiap puskesmas.

"Saat tidak ada dokter yang jaga, kalau itu bisa diatasi oleh perawat IGD itu ga masalah. Tetapi kalau enggak, dirujukkan ke rumah sakit," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kuta Selatan Bali Diguncang Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,0

News
| Jum'at, 26 April 2024, 21:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement