Tingkatkan Produktivitas, Dinas Pertanian Sleman Genjot Pertanian Organik
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman mendorong petani beralih dari pertanian konvensional ke pertanian organik. Melalui pertanian organik, padi yang dihasilkan akan lebih banyak dibandingkan konvensional.
Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman Suparmono mengatakan salah satu kendala di dalam mendorong pertanian organik adalah mahalnya biaya sertifikasi dari Lembaga Sertifikasi Organik Seloliman (LeSOS). Pada tahap awal, biaya sertifikasi akan dibantu oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY.
Advertisement
BACA JUGA: TelkomClick 2023: Kesiapan Kerja Karyawan dalam Sukseskan Strategi Five Bold Moves di Tahun 2023
"Dengan adanya sertifikasi ini berarti telah memberikan kepercayaan kepada konsumen bahwa produk yang dihasilkan memang benar-benar organik," ucapnya saat melakukan panen bersama padi organik varietas Sinta Nur milik Kelompok Tani Mekar di Ngalian, Widodomartani, Ngemplak, Rabu (23/11/2022)
Sistem pertanian organik merupakan sistem pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami. Sistem ini membatasi penggunaan bahan kimia sintetis, baik pupuk kimia atau buatan pabrik, pestisida, herbisida, maupun zat pengatur tumbuh.
Tidak hanya produksinya yang meningkat, pertanian organik membuat hasil panen akan memiliki nilai tinggi. Meski punya banyak manfaat, pertanian organik juga punya kendala, yakni turunnya produksi saat peralihan.
"Memang pada tahap awal penerapan budidaya secara organik, produktivitas padi per musim tanam yang dihasilkan lebih rendah dibanding budidaya secara konvensional. Akan tetapi pada tahap selanjutnya produktivitas padi organik cenderung naik sementara yang konvensional akan konstan," jelasnya.
BACA JUGA: BPBD Bantul Siap Bangun Talut dan Tebing Senilai Rp701 Juta
Ddia mengatakan lahan pertanian di Sleman semakin terbatas dan kalah luas dibandingkan kabupaten lainnya. Oleh karena itu, kata Suparmono, pertanian organik ini menjadi jalan keluarnya.
Kesuburan lahan pertanian di Sleman juga semakin menurun ditengarai sebagai akibat dari banyaknya input buatan berupa pupuk dan pestisida kimia. Terbitnya Permentan No 10 Tahun 2022 yang membatasi subsidi pupuk menjadi momen yang tepat untuk kembali membenahi tanah atau lahan dengan memperbanyak penggunaan pupuk organik baik padat maupun cair.
BACA JUGA: Finnet Dukung Digitalisasi Sistem Pembayaran Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Berziarah ke Makam Syekh Maulana Samsudin Pemalang, Lokasi Dekat Pantai Widuri
- Tak Hanya Tolak Israel, Ini Kebijakan Ganjar Pranowo yang Tuai Kontroversi
- Laboratorium Komputer SMPN 1 Kandeman Batang Dibobol Maling, Kerugian Rp93 Juta
- Daftar Kerugian Indonesia Seusai Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20
Berita Pilihan
Advertisement

Populasi Manusia Diprediksi Turun hingga 6 Miliar, Apa Penyebabnya?
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Angin Kencang Terpa Jogja, Kamis Sore, Pohon Tumbang dan Atap Rumah Ambruk
- THR Bermasalah, Pekerja di Jogja Bisa Berkonsultasi ke Posko Ini
- Tol Tersambung ke YIA, Ini Kata Pemda DIY Soal Tol jogja Cilacap
- Bantul Dilanda Hujan dan Angin Kencang, Sebabkan 25 Titik Bencana
- Resmi! Dapil dan Alokasi Kursi DPRD di DIY untuk Pemilu 2024 Tidak Berubah
Advertisement