Advertisement
Waspada! Hingga November Tahun Ini, 10 Orang Meninggal Dunia gegara Leptospirosis

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA — Sebanyak 10 orang meninggal dunia akibat leptospirosis di wilayah DIY sejak Januari-November 2022. Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap leptospirosis terutama saat musim hujan.
Berdasarkan data Dinkes DIY leptospirosis hingga November 2022 sebanyak 181 kasus di wilayah DIY dan 10 kasus meninggal dunia. Terdiri atas Sleman sebanyak 33 kasus dan tiga meninggal dunia, Bantul ada 102 kasus dengan satu meninggal dunia, Gunungkidul ada 27 kasus dengan tiga meninggal dunia. Kemudian Kulonprogo ada 10 kasus sebanyak satu meninggal dunia dan sembilan kasus dengan dua meninggal dunia di Kota Jogja.
Advertisement
PROMOTED: Dari Garasi Rumahan, Kini Berhasil Perkenalkan Kopi Khas Indonesia di Kancah Internasional
BACA JUGA : Awas Leptospirosis! Sudah 6 Warga Jogja Terpapar
Jika dirinci per bulan jumlah kasus pada Januari sebanyak 12 kasus, Februari 7 kasus, Maret 21 kasus, April 33 kasus, Mei 19 kasus dan Juni sebanyak 29 kasus. Kemudian Juli sebanyak 15 kasus, Agustus 12 kasus, September 6 kasus, Oktober 14 kasus, November ada 13 kasus leptosfirosis untuk seluruh DIY.
“Jumlah kasus 181, ada 10 meninggal dunia dari Januari hingga November 2022. Angka kesakitan berdasarkan jumlah penduduk di angka 4,71 persen dan angka kematian di angka 5,52 persen,” kata Kabid Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DIY Setyarini Hestu Lestari, Minggu (11/12/2022).
Hestu mengimbau masyarakat DIY untuk mewaspadai leptospirosis terutama saat musim hujan. Karena ada beberapa daerah DIY yang menjadi kantung lepstospirosis terutama ketika air sangat melimpah. Adapun kantung itu seperti berada di wilayah Sleman, Bantul terutama di area persawahan dan dataran rendah.
“Seperti persawahan ada aliran air ini yang perlu diwaspadai untuk penyebaran leptospirosis,” katanya.
BACA JUGA : Dua Warga Kota Jogja Meninggal Dunia karena Leptospirosis
Tingginya kasus leptospirosis memang lebih banyak terjadi saat bulan di musim hujan. Karena penyebaran bakteri leptospira yang biasanya berasal dari air kencing tikus sebagai penyebab leptofirosis lebih banyak penyebarannya lewat air.
“Oleh karena itu kami mengimbau kepada masyarakat agar menjaga pola hidup bersih dan sehat, misalnya dari sawah atau terkena air, sebaiknya mencuci hingga bersih untuk mencegah penularan atau terinfeksi,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Berita Pilihan
Advertisement

Sempat Tertunda karena Pandemi, Pembangunan Masjid Agung Jateng di Magelang Akhirnya Dimulai
Advertisement

Orang Jogja Wajib Tahu! Ini Arti 4 Prasasti yang Tertempel di Tugu Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Gunungketur Dinobatkan Sebagai Desa Cantik 2022 Oleh BPS RI
- Bupati Bantul Yakin Jembatan Kretek 2 di JJLS Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi
- Jalan Wates Km 8 Nihil Kecelakaan Setelah Dipasang Pembatas
- Hari Terakhir Januari 2023, Segini Stok Darah di DIY
- SAR Baron dan Wediombo Akan Miliki Posko Baru Tingkat 2
Advertisement
Advertisement