Advertisement
Setelah 2 Tahun, Angka Kemiskinan Gunungkidul Akhirnya Bisa Kembali Turun

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Angka kemiskinan di Gunungkidul akhirnya bisa kembali turun setelah dua tahun terkerek naik karena pandemi Covid-19. Berdasarkan perhitungan BPS, persentase warga miskin turun dari 17,69% menjadi 15,86%.
Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengatakan upaya pemulihan ekonomi setelah terdampak pandemi berpengaruh terhadap pengentasan kemiskinan. Ia pun memberikan apresiasi kepada semua pihak yang berperan dalam penanggulangan kemiskinan.
Advertisement
“Gunungkidul turunnya hampir 2% sehingga patut diapersiasi. Upaya penurunan akan terus dilakukan secara berkelanjutan,” kata Sunaryanta kepada wartawan, Kamis (22/12/2022).
Menurut dia, masih banyak tugas untuk mencapai target kemiskinan di bawah 10%. “Rata-rata setiap tahunnya hanya 1%. Ini hampir mencapai 2% sudah luar biasa. Yang jelas, pemkab terus berupaya dalam program penanggulangan kemiskinan,” kata pensiunan TNI ini.
Dia menjelaskan, upaya pengentasan dilakukan dengan kerja sama lintas sektor. “Selain dengan Pemerintah Pusat dan provinsi, juga ada kerja sama dengan BPS. Hasil data statistik yang dimiliki dijadikan acuan dalam menetapkan program penanggulangan,” katanya.
Kepala BPS Gunungkidul Rintang Awan Eltribakti mengatakan sudah menghitung jumlah keluarga miskin di Bumi Handayani di 2022 sebesar 15,86%. Capaian ini menurun dibandingkan pendataan di 2021 sebesar 17,69%.
“Tahun lalu jumlahnya 135.330 jiwa, tapi sekarang tinggal 122.820 jiwa,” katanya.
Menurut dia, penurunan di tahun ini terhitung luar biasa. Pasalnya, Pemerintah Pusat meningkatkan garis kemiskinan dari Rp325.907 per kapita per bulan menjadi Rp350.739 per kapita per bulan.
BACA JUGA: Dentuman Keras pada Kamis Siang di Gunungkidul Masih Jadi Misteri
Peningkatan ini tidak berpengaruh karena berdasarkan perhitungan, warga miskin di Gunungkidul tetap berkurang. Keberhasilan ini tidak lepas dari program pemerintah dalam upaya pengurangan kemiskinan, salah satunya dengan memberikan bantuan sosial kepada masyarakat.
Selain itu, pengetasan juga sangat berpengaruh dengan pertumbuhan ekonomi yang mulai bangkit setelah terdampak pandemi Covid-19.
“Pembatasan aktivitas saat pandemi sangat berpengaruh terhadap laju pertumbuhan ekonomi. Setelah diperlonggar aktivitas bisa bergerak sehingga pertumbuhan kembali meningkat hingga akhirnya berdampak terhadap upaya penurunan jumlah keluarga miskin di Gunungkidul,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Banjir di Kawasan Puncak Bogor, Satu Orang Meninggal Dunia dan 2 Masih Hilang
Advertisement

Jalur Hiking Merapi di Argobelah Klaten Kian Beragam dengan Panorama Menarik
Advertisement
Berita Populer
- Cek Jalur Trans Jogja ke Lokasi Wisata di Jogja
- Bencana Kekeringan Melanda Bantul, Sumber Air Mengering, Warga Trimurti Andalkan Bantuan Droping Air Setiap Hari
- Jadwal DAMRI Jogja ke Semarang Hari Ini
- Top Ten News Harianjogja.com, Minggu 6 Juli 2025: Kasus Mas-mas Pelayaran, Kapolda DIY Digugat hingga Sekolah Kekurangan Siswa
- Perizinan Penambangan di DIY Dibatasi Sebulan, Penggunaan Alat Disesuaikan dengan Lokasi Tambang
Advertisement
Advertisement