Kinerja Polda DIY: Kejahatan Turun, Pelanggaran Lalu Lintas Naik
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Polda DIY merilis kinerja sepanjang tahun 2022. Jumlah kejahatan diklaim menurun, meski dalam rinciannya sebagian mengalami kenaikan.
Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo mengatakan angka kasus kejahatan 2022 sebanyak 4.710 kasus turun 3,6 persen dibanding 2021 sebanyak 4.886 kasus.
Advertisement
Berdasarkan data paparan, indeks kejahatan di 2022 sebagian memang turun. Pencurian dengan kekerasan (Curas) tahun 2022 sebanyak 33 kasus turun 29,76 persen dari tahun lalu 47 kasus. Pembunuhan di 2022 sebanyak 11 kasus turun 56 persen dari tahun lalu 25 kasus.
Tapi di sisi lain kasus pencurian kendaraan bermotor (Curanmor) di 2022 sebanyak 175 kasus, naik 76,77 persen dari tahun lalu 99 kasus. Kasus narkoba di 2022 sebanyak 601 kasus naik 14,04 persen dari tahun lalu 527 kasus.
Kasus kecelakaan lalu lintas 2022 sebanyak 6.530 kasus naik dari tahun lalu 5.350 kasus. Tapi jumlah kasus korban meninggal turun, dari 452 tahun lalu menjadi 406 pada 2022 ini. Pelanggaran lalu lintas mengalami peningkatan dari 29.615 kasus tahun lalu, menjadi 46.429 tahun ini.
Baca juga: Polres Bantul Sebar Ribuan Polisi pada Malam Tahun Baru
"Masih banyak kekurangan pelaksanaan tugas keamanan kepolisian. Ke depan kekurangan akan diperbaiki, lebih baik lagi," ucapnya dalam konferensi pers di Hotel Merapi Merbabu, Sabtu (31/12/2022).
Dia menyampaikan permohonan maaf atas kinerja yang belum optimal. Polda DIY, kata Suwondo, akan melakukan perencanaan, evaluasi, serta analisa terhadap kinerja yang dilakukan secara periodik. Baik di tingkat Polda, Polres/Polresta, dan Polsek.
Pakar juga akan dilibatkan untuk memberikan masukan dari sisi akademis, serta melakukan silaturahmi kepada masyarakat untuk mendapatkan masukan.
"Mengucapkan permohonan maaf atas kinerja yang belum optimal. Masukan-masukan ini [dari akademisi dan masyarakat] menjadi sarana support untuk mengembangkan organisasi di Polda DIY. Sehingga mampu memberikan pelayanan bagi masyarakat," jelasnya.
Kerja Sama Banyak Pihak
Sosiolog dari UGM, Arie Sujito mengatakan untuk menyelesaikan masalah kejahatan dan keamanan polisi perlu bekerjasama dengan banyak pihak. Seperti masyarakat, perguruan tinggi, organisasi masyarakat, dan lembaga lainnya. Perguruan tinggi menurutnya perlu diajak menjadi bagian yang juga harus bertanggung jawab terkait keamanan.
"Kami mendorong kolaborasi ini lebih pada edukasi konflik. Yang terjadi di beberapa tempat seperti Babarsari, tempat-tempat lain ada ketegangan. Jangan gampang digeser pada isu identitas etnis, ini bukan problem etnis, ini problem struktural," ungkap Arie yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor UGM Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat dan Alumni.
Selama ini ketika terjadi konflik bagian keamanan adalah urusan dari kepolisian dan pemerintah daerah (Pemda). Cara bacanya, kata Arie, perlu dirubah. Di mana mereka bisa dijadikan komponen yang bisa dimanfaatkan sebagai problem solver.
"Saya usul kalau mereka diajak dan jadi bagian edukasi pencegahan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Ditangkap di Thailand, Pemodal Laboratorium Narkoba Bali asal Ukraina Terancam Hukuman Mati
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KRL Jogja Solo Terbaru Selama Libur Nataru Berlaku 22 Desember 2024 hingga 5 Januari 2025
- Jadwal KRL Solo Jogja Terlengkap Selama Libur Nataru, Berlaku 22 Desember 2024 hingga 5 Januari 2025
- Jadwal KA Bandara YIA dari Stasiun Tugu Jogja Selama Libur Nataru Berlaku 22 Desember 2024 hingga 5 Januari 2025
- Jadwal KA Prameks Jogja-Kutoarjo Selama Libur Nataru, Berlaku 22 Desember 2024 hingga 5 Januari 2025
- Jadwal dan Tarif DAMRI ke Pantai Parangtritis, Pantai Baron, Candi Prambanan dan Borobudur Magelang
Advertisement
Advertisement