Advertisement

Enam Mata Air di Kulonprogo, Ditanami Ratusan Pohon

Catur Dwi Janati
Jum'at, 13 Januari 2023 - 21:47 WIB
Bhekti Suryani
Enam Mata Air di Kulonprogo, Ditanami Ratusan Pohon Ilustrasi. - Freepik

Advertisement

Harianjgoja.com, KULONPROGO— Langkah-langkah konservasi air tanah di area sumber mata air di Kulonprogo terus dilakukan. Melalui skema penanaman pohon, volume debit air di mata air diharapkan tetap stabil. 

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kulonprogo, Sumarsana menerangkan konservasi air tanah dilakukan melalui penanaman ratusan pohon di beragam sumber mata air agar eksistensinya tetap terjaga.

Advertisement

"Tujuan kami dengan ada alokasi itu, mata air - mata air di Kulonprogo itu bisa terpelihara lah dengan penanaman pohon yang mendukung keberadaan mata air," terangnya pada Jumat (13/1/2023).

Pada 2022, Sumarsana mencatat ada enam titik mata air yang tersebar di Kokap, Girimulyo dan Samigaluh menjadi sasaran konservasi ini. Setidaknya 300 pohon ditanami di tiap mata airnya. Diterangkan Sumarsana, tidak adanya pohon akan membuat serapan air di sekitar mata air akan berkurang. 

BACA JUGA: 15.000 Ton Beras Impor dari Vietnam Tiba Pekan Depan

"Yang jelas apabila tanaman tersebut tidak ada, mata air yang katakanlah waktu kemarin banyak pohon itu menghasilkan air, maka mata air tersebut cepat lambat ke depannya akan menjadi berkurang debit airnya. Itu yang berefek, sehingga radius sekian meter dari mata air tersebut perlu kita hijaukan kembali," jelasnya.

Pohon gayam, beringin hingga aren ditanam di seputar area mata air tersebut karena kemampuannya yang mampu menahan air. "Kalau pohon ringin, pohon aren, pohon gayam itu memang yang dengan air dan itu yang akan akan menjaga keberlangsungan mata air," ujarnya.

Kendati demikian sejumlah pohon lainya seperti nangka, petai dan alpukat juga dipilih karena memiliki nilai ekonomi bagi warga di sekitar mata air. Pasalnya banyak tanah yang masuk dalam uoaya konservasi merupakan milik warga setempat. 

"Kami tambahin pohon nangka, petai dan alpukat, itu bagian dari karena mata air itu kebanyakan di tanah warga. Supaya ada keseimbangan, mereka tidak hanya konservasi tapi ada hasil, maka kita tambahi nangka, petai dan sebagainya itu," jelasnya.

Pohon buah-buahan dipilih lantaran nilai ekonomis yang belajar pada tanaman tersebut terletak pada buahnya. Berbeda dengan pohon jati dan sengon yang rawan akan ditebang bila semakin besar. "Menjadi tugas kewajiban kami bersama jajaran penyuluh kegiatan milik DLHK DIY untuk memahamkan kepada masyarakat,," ujarnya. 

"Tidak hanya menghasilkan air untuk masyarakat banyak, maka pemilik lahan pun juga harus kita berikan kompensasi dengan pohon yang menghasilkan," tambahnya.

Di 2023, upaya konversi air tanah di sekitar sumber mata air masih akan tetap dilangsungkan. Rencananya penanaman pohon dengan skema yang serupa baru akan digulirkan pada akhir tahun 2023. Untuk jumlahnya, Sumarsana belum bisa menyampaikan informasi detailnya. 

"Tetap ada, nanti di bulan Desember kembali kita menanamnya. Skemanya masih sama seperti penanaman pohon tadi, hanya antaranya bisa untuk berapa titik kami enggak hafal," terangnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng

News
| Kamis, 25 April 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement