Sapi Positif LSD di Sleman Bertambah Jadi Lima Ekor, Pemkab Luncurkan Vaksin
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN — Sejak pertama kali ditemukan sapi terjangkit Lumpy Skin Disease (LSD) di Sleman pada 23 Desember 2023 sebanyak dua ekor sapi, saat ini telah bertambah menjadi lima ekor sapi yang positif dari total 14 ekor sapi suspek.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Sleman, Suparmono, menjelaskan kelima ekor sapi yang positif ini tersebar di Beran Kidul, Tridadi, Sleman dua ekor; Kepuharjo, Cangkringan satu ekor; dan di Argomulyo, Cangkringan dua ekor. “Kami minta yang kena dikarantina, terus kami obati,” ujarnya, Rabu (18/1/2023).
Advertisement
Karena secara fisik tidak terlihat gejala seperti pada Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), dia mendorong Puskeswan untuk gencar melakukan tracing LSD. Hal ini seperti yang terjadi di kasus Cangkringan, dimana pada sapi positif hanya ada sedikit bercak. Tetapi setelah diambil sampel darah, dapat dipastikan positif LSD.
BACA JUGA: 100 Sapi di Sleman Akan Disuntik Vaksin LSD
Pemkab Sleman bergerak cepat mengantisipasi meluasnya penyakit LSD yang dapat menular melalui lalat ini dengan memberikan vaksin LSD pada sapi-sapi dengan radius 10 km dari kasus positif. dimulai pada Rrabu (18/1/2023), Pemkab Sleman memberikan vaksin kepada sebanyak 239 sapi.
Pemkab Sleman telah mengajukan vaksin LSD ke Kementerian Pertanian sebanyak 3.000 dosis, namun baru diberikan sebanyak 1.300 dosis. Setelah 239 ekor sapi pertama yang diberi vaksin, pihaknya akan melanjutkan vaksinasi di Kapanewon Cangkringan mulai minggu berikutnya.
Selain itu Pemkab Sleman juga masih akan meminta tambahan vaksin ke Kementan lagi karena di Sleman terdapat hewan rentan LSD sebanyak 3.281 sapi perah, 29.495 sapi potong dan 184 kerbau. “Jadi ya sekitar 33.000 yang akan kami vaksin,” ungkapnya.
Hingga saat ini Pemkab Sleman belum menutup perdagangan sapi termasuk di wilayah yang ada kasus positifnya. Ia menegaskan Pemkab Sleman lebih fokus pada percepatan penanganan dan pencegahan. Ia juga memastikan sapi yang terjangkit LSD juga masih bisa dikonsumsi. “Hanya menghambat pertumbuhan sapi, dan mengurangi produksi susu,” katanya.
Kelompok Ternak Anindi Mangambar merupakan kelompok ternak pertama yang mendapat vaksinasi LSD ini. Penanggungjawab Kelompok Ternak Anindi Mangambar, Akbar Taruna, mengatakan di situ ada 58 sapi berbagai jenis kecuali sapi perah.
“Kemaren kami sudah mengantisipasi dengan penyemprotan semua kandang, karena vektornya lalat. Maka di sini semua dibersihkan, kemudian penyemprotan sapi, supaya vector-vektor ini mati dan tidak menyebar ke ternak lain,” kata dia.
Sejauh ini, para peternak menurutnya belum merasakan dampak penurunan harga akibat kemunculan LSD. Ia bersyukur Pemkab Sleman bisa bergerak cepat mengantisipasi penyebaran LSD sehingga harga sapi dapat terus stabil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Ini Dia 3 Karya Budaya Indonesia yang Diusulkan Masuk Menjadi WBTb ke UNESCO
- Ini Kegiatan Kampanye Terakhir Ketiga Calon Wali Kota Jogja Jelang Masa Tenang
- Pasangan Agung-Ambar Tutup Kampanye dengan Pesta Rakyat
- Konstruksi Tol Jogja-Bawen Seksi 1 Ruas Jogja-SS Banyurejo Capai 70,28 Persen, Ditargetkan Rampung 2026
- Lewat Film, KPU DIY Ajak Masyarakat untuk Tidak Golput di Pilada 2024
Advertisement
Advertisement