Gunungkidul Sering Dilanda Gempa Darat, Ini Kapanewon yang Rawan Terdampak

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL — BPBD Gunungkidul telah memiliki peta potensi rawan gempa darat di wilayah Bumi Handayani. Masyarakat pun diminta waspada akan potensi bencana ini sehingga dampaknya bisa ditekan sekecil mungkin.
Seperti dikutip dari Stasiun Geofisika Sleman yang dirilis di akun Twitter @bmkgjogja, sejak 29 Januari hingga 2 Februari 2023 pagi tercatat ada 15 aktivitas kegempaan. Adapun rinciannya, sebanyak 14 gempa dengan pusat gempa di darat dan satunya berada di laut.
Advertisement
Aktivitas gempa terakhir tercatat pada Kamis (2/2/2023) pukul 01.34.27 terjadi di barat laut Gunungkidul dengan jarak 15 kilometer dengan kedalaman 14 kilometer. Magnitude yang tercatat sebesar 1,7.
Aktivitas kegempaan paling banyak di disi barat laut dengan jumlah sepuluh titik. Sisi tenggara dua titik dan barat daya juga sebanyak dua titik. Magnitudo gempa dengan kekuatan antara 1,0 hingga 3,0.
BACA JUGA: Enam Kejadian Gempa Guncang Indonesia Rabu Dini Hari
Kepala BPBD Gunungkidul, Purwono mengatakan potensi gempa yang terjadi tidak hanya di laut, tapi juga didarat. Ia mengaku rutin mendapatkan informasi tentang kegempaan dari BMKG.
Selain itu, di Gunungkidul juga terpasang beberapa alat pendeteksi gempa yang terhubung dengan sistem yang dimiliki BMKG. Meski sering terjadi gempa, baik di darat maupun laut banyak tidak dirasakan oleh masyarakat.
Selain itu, peristiwa yang terjadi hingga sekarang belum sampai menimbulkan kerusakan. Sebagai contoh sambung dia, gempa darat yang terjadi pada Rabu (1/2/223) pukul 06:20:55 WIB, berjarak 15 kilometer di barat laut dengan magnitudo 1,3 tidak dirasakan goncangannya. “Hingga sekarang juga tidak ada laporan kerusakan,” kata Purwono, Kamis (2/2/2023).
Dia menjelaskan, gempa darat yang sampai mengakibatkan kerusakan terjadi terakhir pada 27 Mei 2006 lalu. Berdasarkan peristiwa ini sudah dibuat pemetaan terkait dengan kerawanan maupun dampaknya.
Menurut Purwono, Kapanewon Panggang, Purwosari, Playen, Patuk, Gedangsari lokasinya berdekatan dengan sesar Opak sehingga rawan terkena dampak saat terjadi gempa besar. Selain itu, potensi dampak juga patut diwaspadai bagi warga yang tinggal di sekitar lembah Sungai Oya.“Untuk antisipasi, kami akan terus meningkatkan program mitigasi kebencanaan di masyarakat,” katanya.
Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana, BPBD Gunungkidul, Agus Wibawa Arifianto mengatakan, peristiwa gempa tidak bisa diprediksi terjadinya kapan. Upaya yang dapat dilakukan dengan cara antisipasi agar dampaknya bisa ditekan sekecil mungkin.
Selain terus melakukan sosialisasi tentang potensi kerawanan gempa, juga dilakukan dengan memperluas jaringan kalurahan tangguh bencana. Hingga sekarang sudah ada 83 kalurahan ditetapkan sebagai wilayah tangguh bencana. “Di dalam kalurahan tangguh bencana ada forum pengurangan risiko bencana dan tim penanggulangan. Tim ini akan berperang penting pada saat terjadi bencana di masyarakat sehingga dampaknya dapat ditekan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Bom Bunuh Diri di Turki, Kelompok Bersenjata Kurdi Akui Bertanggung Jawab
Advertisement

Unik, Taman Sains Ini Punya Gedung Seperti Pesawat Ruang Angkasa
Advertisement
Berita Populer
- Mengguncang Kridosono, Jogjarockarta Sukses Bikin Sepultura Manggung Lagi
- Ini Agenda Wisata di Jogja Selama Oktober 2023
- Hari Kontrasepsi Sedunia, Pemkot Jogja Bidik Target 1.554 Keluarga
- Desentralisasi Pengelolaan Sampah Jogja, Pemkot Membangun 2 TPS3R
- Mafia Tanah Kas Desa: Perbedaan Objek TKD Disegel dan Ditipiring, Ini Penjelasannya
Advertisement
Advertisement