Advertisement
Anomali Cuaca, Warga Gunungkidul Diminta Waspada terhadap Potensi Bencana
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Kepala BPBD Gunungkidul, Purwono mengatakan, sedang terjadi anomali cuaca. Anomali terjadi karena curah hujan mengalami penurunan, meski secara prediksi di Januari merupakan puncak musim hujan di Bumi Handayani.
“Berdasarkan prakiraan dari BMKG, Januari memang jadi puncak musim hujan. Tapi, memasuki dasarian kedua Januari, curah hujannya malah cenderung turun,” kata Purwono saat dihubungi wartawan, Jumat (13/1/2023).
Advertisement
Meski demikian, ia mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap mewaspadai potensi bencana. Pasalnya, hujan masih berpotensi turun, meski akhir-akhir ini kondisinya sangat cerah.
“Potensi cuaca ekstrem masih ada. Jadi, harus tetap diwaspadai akan adanya bencana karena hujan deras,” katanya.
Menurut Purwono, upaya mitigasi telah dilakukan. Sejak awal Oktober 2022 hingga 31 Desember 2022, BPBD telah menetapkan Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi. Meski demikian, ia memastikan status tidak diperpanjang karena kondisi sudah relative terkendali.
Baca juga: Kulonprogo Makin Sering Dilanda Bencana
“Upaya mitigasi tetap dilakukan agar dampak terjadinya bencana dapat terus ditekan. Salah satunya dengan memperluas jaringan kalurahan tangguh bencana di Gunungkidul,” katanya.
Ia menambahkan, berdasarkan hasil dari pemetaan ada beberapa potensi bencana seperti angin kencang yang merata di seluruh wilayah Gunungkidul. Selain itu, ada juga potensi banjir di sejumlah titik mulai dari aliran Kali Oya, wilayah di Kapanewon Girisubo dan beberapa titik lainnya.
“Ada juga longsor khususnya di zona utara seperti di Kapanewon Patuk, Ngawen, Gedangsari, Nglipar, Semin hingga Ponjong,” katanya.
Hal tak jauh berbeda diungkapkan oleh Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Gunungkidul, Sumadi. Menurut dia, kesiapsiagaan bencana tetap harus dipertahankan karena hingga sekarang masih musim hujan.
“Cuacanya memang cerah akhir-akhir ini, tapi potensi terjadinya hujan lebat tetap ada,” katanya.
Sumadi menjelaskan, kewaspadaan atau antisipasi terhadap bencana bisa dilakukan oleh warga. Salah satunya menjaga kebersihan serta memastikan saluran air tetap lancar.
Selain itu, juga dapat dilakukan dengan memangkas pohon dan dahan di sekitar rumah yang telah rimbun. Pemangkasan dibutuhkan untuk mengurangi risiko pohon tumbang saat terjadinya angin kencang.
“Mitigasi bencana sangat butuh partisipasi dari masyarakat,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Bus Damri dari Jogja ke Parangtritis, Baron Gunungkidul, Candi Borobudur dan Bandara YIA
- 25 Perajin Pandai Besi Kulonprogo Dilatih Supaya Terampil Bikin Produk Industri Berbasis Budaya.
- Libur Maulid Nabi, Layanan SIM Keliling di Sleman Tutup Sehari
- Prediksi Cuaca di Jogja dan Sekitarnya Senin 16 September 2024, Cerah Berawan
- Lomba Tari Ngumbar Polah Sarana Edukasi Budaya pada Generasi Muda
Advertisement
Advertisement