Inavoice, Rumah Para Aktor Suara di Jogja
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA — Tidak hanya masalah cuan, Inavoice juga berupaya meningkatkan kualitas produk voice over di Indonesia. Melalui peralatan dan sistem yang memadai, voice over bisa menjadi pekerjaan yang mapan dan menguntungkan.
Setiap orang punya masanya, setiap masa punya orangnya. Sudah bukan masanya lagi Jatmiko Kresnatama bekerja untuk orang lain. Sejak 2013 bekerja di dunia sound engineer, semua jenis urusan suara dari film, musik, sampai iklan sudah dia coba garap. Miko, sapaan akrabnya, memutuskan keluar kerja pada 2019 silam.
Advertisement
Kala itu, pandemi Covid-19 sudah mulai muncul, meski baru di China dan belum sampai ke Indonesia apalagi Jogja, tempat tinggal Miko.
Setidaknya ada dua usaha yang dia coba setelahnya. Pertama, membuka warmindo, dan yang kedua membuka usaha penjualan baju.
Sayangnya semua kandas. Salah satunya lantaran pandemi mulai merangsek ke Jogja. Alhasil, Miko harus kembali memutar otak, mencari ladang yang bisa menghasilkan uang.
Rasanya, dunia audio tidak bisa lepas dari hidupnya. Bersama tiga teman lain, mereka membangun usaha induk Digitama yang di bawahnya ada cabang bernama Inavoice pada September 2020. Lantaran berjualan suara yang menjadi dunianya, Miko menjadi Co-Founder Inavoice.
“Tren pasar voice over [VO] dan sejenisnya tahun itu lagi ngangkat banget, tiba-tiba banyak sosial media influencer yang muncul. Talent banyak tetapi enggak ada wadah bagi mereka menjual suara,” kata Miko saat ditemui di kantor Inavoice, Corongan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Senin (30/1/2023).
“Di ranah audio, VO kaya anak bawang, satu bagian kecil yang enggak dilihat, padahal banyak peminatnya.”
BACA JUGA: Kisah Anak Muda Cantik dengan Sekolah Satpamnya
Setelah membangun satu studio dengan peralatan berstandar audio Amerika, Miko mencari talent VO. Sebanyak 60-an talent awal, mayoritas merupakan temannya semasa kuliah di Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Miko memilih berbagai karekter suara agar katalognya lengkap. Mayoritas talent tinggal di Jogja. Misalpun dari luar Jogja, Miko dan tim memastikan peralatan VO di rumah masing-masing talent cukup proper. “Tidak ada masalah dalam mencari talent VO, yang sulit cari kliennya,” kata pria berusia 32 tahun asal Jogja ini.
Belajar
Dibanding bekerja dengan orang, Miko harus belajar banyak hal dalam mengelola Inavoice. Tidak hanya masalah audio, dia juga belajar managemen perusahaan, marketing, promosi, sampai konten media sosial dan web.
Bergadang dan baru bisa tidur pagi menjadi kawan karibnya kala itu. Di masa-masa awal pula, dia menebar jaring dengan menghubungi banyak orang di industri kreatif yang berpotensi menggunakan jasanya.
Bulan pertama nihil. Tidak ada klien. Begitu pun bulan kedua. Padahal biaya perusahaan terus keluar.
Klien pertama dari Shopee baru mampir saat bulan ketiga, tepatnya pada Desember 2022. Januari belum cukup baik dengan hanya dua klien.
Barulah Maret sudah mulai stabil dengan 12 klien. Terbanyak selama berusaha, sebulan bisa membersamai 25 klien baik reguler maupun jangka panjang.
Beberapa benih-benih usaha di atas sepertinya membuahkan hasil yang baik. Klien semakin banyak dan beragam, termasuk dari WHO, Bank Indonesia, Noice, Visinema, sampai perusahaan luar dan dalam negeri.
Kebutuhan beragam karakter suara dan bahasa, Inavoice sediakan dalam 240 talent. Selain bahasa Indonesia dan Inggris, ada 20 bahasa lain dari penutur aslinya, tiga di antaranya a dalah bahasa Vietnam, Rusia dan Ukraina.
Talent ini terutama saat ada perusahaan luar negeri ingin melokalkan iklannya di suatu negara. Selain Bahasa Indonesia, yang paling popular masih bahasa Inggris.
Mudahkan Talent
Sebagai gambaran mudahnya, Inavoice mendapat pemasukan dari dua sektor. Pertama dari klien, dan kedua dari sewa studio.
Saat ada klien hendak mamakai jasa Inavoice, mereka akan menawarkan paket studio dalam tiga jenis yaitu Rp750.000, Rp1,25 juta dan Rp1,5 juta. Kemudian ada penawaran talent beserta tarifnya.
Inavoice membebaskan talent mematok tarif, tidak ada intervensi. Talent juga tidak menanggung potongan. Bahkan pajak penghasilan talent akan ditangguh oleh Inavoice. Sedangkan untuk klien, ada fasilitas free revisi sekali untuk VO, dan unlimited revisi dari sisi editing.
Ada pula remote recording, fasilitas yang memungkinkan klien memantau secara realtime proses produksi meski berada di tempat yang berbeda.
Inavoice juga menyediakan sound engineer profesional, VO Director, sampai project manager untuk talent.
Sementara untuk pendapatan kedua berasal dari sewa studio untuk talent yang hendak membuat konten. Meski kemudian, Miko menganggap persewaan ini sebagai program CSR.
“Kami beri harga sewa yang enggak masuk akal. Karena udah diniatin dari awal, studio ini untuk membuat produk VO di Indonesia jadi lebih bagus,” kata Miko.
Talent hanya perlu membayar Rp150.000 untuk dua jam. Biaya itu sudah termasuk editing, mixing, sampai mastering. Talent sudah terima beres.
PROFIL USAHA
Nama usaha:
Inavoice (Indonesia Voice Over Agency)
Bidang Usaha:
Rekaman suara
Tahun berdiri:
2020
Instagram:
inavoicecom
Alamat:
- Corongan, Maguwoharjo, Depok, Sleman. (Inavoice)
- Jl. Kledokan Ngentak, Caturtunggal, Depok, Sleman. (Digitama)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bawaslu Bakal Terapkan Teknologi Pengawasan Pemungutan Suara di Pilkada 2024
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Angka Kemiskinan Sleman Turun Tipis Tahun 2024
- Perluasan RSUD Panembahan Senopati Bantul Tinggal Menunggu Izin Gubernur
- Gunungkidul City Run & Walk 2024: Olahraga, Pariwisata, dan Kebanggaan Daerah
- Resmi Diluncurkan, 2 Bus Listrik Baru Trans Jogja Bertahan hingga 300 Km Sekali Isi Daya
- Kemiskinan Sleman Turun Tipis, BPS Sebut Daya Beli dan Inflasi Jadi Biang
Advertisement
Advertisement