Cegah Klitih Jogja Bisa dengan Big Data, Polisi Tak Perlu Patroli Tiap Malam
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Ratusan CCTV di Jogja bisa digunakan untuk mencegah kekerasan jalanan atau klitih di Jogja. Penggunaan data ratusan CCTV tersebut dapat dikelola dan dianalisis untuk memaksimalkan pencegahan klitih.
Selain data rekaman CCTV, data pengguna jalan, hingga data siswa di Jogja bisa diolah, untuk mencegah klitih. Ketua Ketua Asosiasi Industri Digital Kreatif (Aditif) Saga Iqranegara mencontohkan data perilaku kenakalan siswa yang dicatat oleh guru bimbingan konseling (BK) bisa digunakan untuk mengetahui tendensi bentuk kenakalan siswa tersebut untuk mencegahnya melakukan klitih.
Advertisement
“Selain data dari guru BK, sekolah juga punya data lain. Alamat tinggal siswa misalnya, ini bisa dikombinasikan dengan data luar sekolah misalnya data CCTV. Ini bisa dipakai untuk mengidentifikasi siswa main ke mana saja jam berapa dan sebagainnya,” jelas Saga, Minggu (12/2/2023).
Saga menjelaskan tantangan penanganan klitih berada di hulu yaitu sekolah. “Sekolah bisa memberikan data-data terkait perilaku siswanya tidak, masalahnya kesadaran terhadap data ini di Indonesia masih rendah padahal banyak hal bisa jadi lebih mudah penangannya jika ada datanya termasuk masalah klitih ini,” katanya.
BACA JUGA: Ini Wajah dan Peran Para Pelaku Klitih Titik Nol Jogja
Pencegahan klitih di Jogja selama ini dilakukan oleh berbagai pihak, misalnya Polresta Jogja yang kerap melakukan patroli malam hingga Pemkot Jogja yang memberlakukan jam malam. Dua strategi pencegahan klitih tersebut diapresiasi Co-Founder Kedata, Rika Anggoro Prasetya, yang juga pegiat big data di Jogja.
Rika menyebut dua usaha tersebut bisa lebih dimaksimalkan dengan penggunaan teknologi melalui big data. “Banyak negara maju menggunakan teknologi sekarang untuk mencegah kriminalitas di ruang publik, contoh teknologinya computer vision yang bekerja berbasis big data,” ujarnya, Minggu siang.
BACA JUGA: Konvoi Knalpot Blombongan, Puluhan Simpatisan Partai di Jogja Ditindak Polisi
Sistem computer vision, jelas Rika, bisa diterapkan di jalan raya atau titik-titik rawan kejahatan yang terdiri atas kamera CCTV, perangkat komputer, dan perangkat lunak yang membuat fungsi CCTV bukan hanya alat pemantauan. “Dalam sistem ini juga ada kecerdasan buatan yang menganalisis perilaku, plat kendaraan, hingga track perjalanan, dengan begitu tugas polisi lebih mudah untuk mencegah klitih,” jelansya.
“Misalnya pada jam-jam berapa kendaraan dengan pelat nomor tertentu berlalu-lalang di jalan-jalan tertentu. Di sisi lain, polisi nantinya bisa menganalisis dan memonitor kondisi jalan secara real time. Jadi teknologi ini langsung mengakomodasi pencegahan dan metode pengungkapan kejahatannya."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Tok! Eks Dirut PT Tarumartani Divonis 8 Tahun Penjara atas Dugaan Korupsi Rp8,7 Miliar
- 500 Kiai dan Nyai Sebut Harda-Danang sebagai Pilihan Tepat untuk Sleman Baru
- Beranda Migran Nilai Pemindahan Penahanan Mary Jane ke Filipina Langkah Maju untuk Keadilan
- Kampanye Akbar di Pilkada Sleman, Paslon Boleh Berikan Hadiah Barang Maksimal Senilai Rp1 Juta
- Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Inggris Diharap Jadi Pembuka Pengembalian Aset HB II
Advertisement
Advertisement