Advertisement
Pemuka Agama dan Kepercayaan DIY Bersepakat Perangi Krisis Iklim

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Para pemuka agama lintas iman dari DIY dan Jawa Tengah (Jateng) bersepakat untuk memerangi krisis iklim. Kesepakatan ini terbentuk dalam forum R20 yang diselenggarakan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DIY.
Pertemuan ini digelar atas dasar kegelisahan tantangan krisis iklim di abad ke-21. Berbagai bencana seperti banjir, kekeringan, hingga cuaca ekstrim terjadi sebagai akibat dari krisis iklim.
Advertisement
Dalam forum yang digelar selama dua hari 18-19 Februari 2023 di Hotel University UIN Sunan Kalijaga, para pemuka agama dan aktivis humanitarian bersepakat membangun solidaritas kemananusiaan dan hidup selaras dengan alam.
Wakil Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) NU, Mart Widarto mengatakan simposium ini digelar untuk merawat alam. Bersama pemuka agama dari Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Penghayat, dan lainnya duduk bersama mencari langkah kongkrit mengatasi krisis iklim.
"Kami merumuskan untuk membuat kegiatan bersama, misalnya di DIY dengan isu sampahnya beberapa teman bersepakat membuat gerakan terkait dengan pengelolaan sampah," paparnya dalam konferensi pers di Hotel University UIN Sunan Kalijaga, Sabtu (18/2/2023).
Gerakan ini akan menjadi piloting dan akan diaplikasikan oleh anggota-anggota lintas agama. Kegiatan ini akan dikerjakan bersama-sama oleh organisasi kemanusiaan berbasis agama dan kepercayaan.
"Ini menjadi rencana konkrit kami, beberapa sudah melakukan, tapi belum menjadi aksi bersama. Sampah dipilih karena menjadi penyumbang pemanasan global yang cukup tinggi," paparnya.
Melalui forum ini, para pemuka agama dan aktivis humanitarian bersepakat untuk membangun solidaritas kemanusiaan dan hidup selaras dengan alam. Nilai spiritualitas dari setiap agama menekankan relasi baik yang perlu dirawat antara Tuhan, manusia dan alam semesta.
Sehingga masalah krisis iklim ini menjadi tanggung jawab bersama umat manusia. Krisis lingkungan bukan hanya masalah ilmiah, politik, ekonomi, namun juga tantangan moral dan spiritual.
Pendeta GKJ Kemadang Gunungkidul, Kristiono menyampaikan sudah bersepakat untuk menyerukan pertobatan ekologis. Menjadi agen perubahan untuk melakukan langkah-langkah konkrit, pengelolaan dan perawatan alam semesta."Kami semua bersepakat menyerukan agar kita semua melakukan pertobatan ekologis," ucapnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Tertipu APK Surat Tilang, Korban Kehilangan Uang hingga Rp2,3 Miliar
Advertisement

Di Coober Pedy, Penduduk Tinggal dan Beribadah di Bawah Tanah
Advertisement
Berita Populer
- Penjelasan Penjabat Wali Kota Jogja Terkait Validasi Data PKL Teras Malioboro 2: Pedagang Dilibatkan
- Korban Apartemen Malioboro City Minta Diskresi ke Bupati Sleman
- Kisah Merawat Sungai Code, Pernah Dijuluki Toilet Terpanjang di Dunia
- Jelang Diserahkan ke Masyarakat, Eko Suwanto Bersama Kepala Pelaksana BPBD DIY Cek Kelengkapan Alat Penanggulangan Bencana
- ASN DIY Dilarang Berkomentar, Share & Like Peserta Pemilu
Advertisement
Advertisement