Advertisement
Merapi Erupsi, Ini Titik Lokasi Rawan Potensi Bahaya Awan Panas

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengimbau masyarakat untuk tetap tidak melakukan aktivitas apapun di wilayah Kawasan Rawan Bencana (KRB) karena aktivitas vulkanik Gunung Merapi saat ini masih fluktuatif.
Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso mengatakan, hingga Minggu (12/3/2023) pukul 15.30 WIB, terjadi 54 kejadian awan panas di Gunung Merapi.
Advertisement
"Saat ini aktivitas vulkanik masih fluktuatif, guguran masih terjadi dan beberapa kejadian terdengar dari pos pengamatan Gunung Merapi Babadan," ujar Agus, dikutip dari siaran pers, Minggu (12/3/2023).
BACA JUGA : Aktivitas Merapi Meningkat, Apakah Warga Harus Mengungsi?
Agus menambahkan, hujan abu dilaporkan melanda sejumlah daerah di Kabupaten Magelang, Boyolali, Temanggung, Wonosobo, dan Banjarnegara.
"Hujan abu yang terjadi 2 hari ini cenderung mengarah ke arah Barat Laut karena memang anginnya mengarah ke sana dan yang terjauh dialporkan hujan abu tipis di Banjarnegara sekitar 96 km," ungkap Agus.
Meski masih mengeluarkan erupsi, status Gunung Merapi masih tetap Siaga. Karena itu, rekomendasi bahaya masih relevan dengan dengan kejadian erupsi saat ini.
"Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas di sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Bebeng, Krasak sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km, sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak," katanya.
Lebih lanjut, Agus menjelaskan, suplai magma baik dari dalam maupun dangkal masih berlangsung dan hal ini dapat memicu terjadinya awan panas di dalam potensi daerah bahaya. Awan panas dan guguran dapat terjadi sewaktu-waktu.
BACA JUGA : Erupsi Merapi 11 Maret 2023 Terbesar dalam Setahun Terakhir
"Saat ini, masih terjadi hujan dan endapan awan panas yang baru maupun yang lama masih ada ditambah lagi dengan hujan abu yang terjadi beberapa hari ini maka ini menjadikan potensi terjadinya lahar di hulu hulu sungai di sekitar Merapi. Hujan juga menimbulkan ketidakstabilan kubah lava karena kami menghimbau kepada masyarakat untuk menghindari beraktivitas di daerah potensi bahaya itu terutama di alur-alur sungai dalam wilayah KRB ketika turun hujan di puncak Merapi," jelas Agus.
Selain kepada masyarakat sekitar, aparat desa diimbau untuk melakukan penguatan kapasitas guna menghadapi bencana baik di masa kini maupun mendatang.
"Dusun-dusun di KRB III termasuk di sektor barat-barat laut diimbau melakukan upaya penguatan kapasitas menghadapi bencana Gunung Merapi melalui persiapan sarana-prasarana, pelatihan simulasi-simulasi dalam rangka menghadapi bencana Merapi saat ini atau di masa mendatang karena supply magma masih berlangsung," pungkas Agus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kerugian Negara Akibat Kasus yang Menjerat Tom Lembong Rp194 Miliar
Advertisement

Taman Kyai Langgeng Magelang Kini Sediakan Wisata Jeep untuk Berpetualang
Advertisement
Berita Populer
- Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting di Gunungkidul, Warga Diberikan Bantuan Indukan Ayam Petelur
- Jalur dan Titik Keberangkatan Trans Jogja Melewati Kampus, Sekolah, Rumah Sakit, dan Malioboro
- Ubur-ubur Sudah Bermunculan di Sejumlah Pantai Kulonprogo, Wisatawan Diminta Waspada
- Disnakertrans Bantul Alokasikan Anggaran JKK dan JKM untuk Masyarakat Miskin Esktrem
- Sekolah Rakyat di DIY Masih Kekurangan Guru, DPRD Nilai Terlalu Terburu-Buru
Advertisement
Advertisement