Advertisement
Jepang Beri 5 Rekomendasi untuk Pembangunan Aerotropolis YIA, Ini Isinya
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Japan International Cooperation Agency atau Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) memasuki akhir kerja sama dengan Pemda DIY terkait dengan pengembangan kawasan aerotropolis di sekitar Bandara Yogyakarta International Airport (YIA). Di akhir kerja sama tersebut, JICA menyampaikan lima rekomendasi yang merupakan hasil kajian terkait pengembangan kawasan aerotropolis di sekitar Bandara YIA.
Sebelumnya JICA melakukan kerja sama dengan Pemda DIY setelah menandatangani MoU terkait pengembangan kawasan aerotropolis pada Oktober 2022. Kesepakatan tersebut berlaku sejak November 2022 hingga Maret 2023.
Advertisement
BACA JUGA : Ini 5 Rekomendasi Penting dari JICA soal Proyek Aerotropolis
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DIY Beny Suharsono menyampaikan dari lima hasil kajian tersebut, smart agriculture dan smart tourism yang diprioritaskan untuk ditindaklanjuti.
“Lokasinya sudah ada [untuk pengembangan smart agriculture dan smart tourism], misalnya dengan adanya Jogja Agropark. Itu smart culture akan dikembangkan sistem bisnisnya, kelembagaannya, pengelolaannya, manajemennya yang dikembangkan dengan teknologi informasi,” ujarnya.
Senior Representative Kantor JICA Indonesia Okamura Kenji menyampaikan kerja sama tersebut dilakukan untuk membuat perencanaan pembangunan aerotropolis di kawasan sekitar YIA. Setelah MoU tersebut, JICA membuat Task Force yang terdiri dari perwakilan JICA serta Pemda DIY. Dari Task Force tersebut tercetus lima program prioritas untuk pengembangan kawasan aerotropolis yang disajikan dalam final report atau laporan akhir.
Okamura menyampaikan lima program prioritas tersebut terdiri dari kerja sama dengan Angkasa Pura I, smart agriculture, smart tourism, pembangunan di sekitar Stasiun Wates, kerja sama dengan UGM, dan membangun suatu model perkotaan yang memanfaatkan sirkuler ekonomi.
BACA JUGA : Begini Konsep Aerotropolis YIA Kulonprogo yang Dinginkan
“Pembangunan pada dasarnya kami membangun suatu yang modern, tapi tidak demikian, dari Sri Sultan menyampaikan pembangunan tersebut tidak hanya modern, tapi harus budaya masyarakat tradisional tetap dijaga, dengan ditambahkan digitalisasi dan TI [Teknologi Informasi],” ucapnya.
Okamura menyampaikan final report tersebut mendapatkan tanggapan baik dari Sri Sultan HB X. “Gubernur ingin diteruskan kegiatan Task Force-nya untuk membicarakan lebih lanjut lagi, dan untuk mempermudah prosedurnya Baliau [Sri Sultan HB X] ingin membentuk suatu board sebagai organisasi manajemennya yang diketuai oleh Gubernur sendiri,” ucapnya.
Lebih lanjut, Okamura menyampaikan task force siap membantu jika sewaktu-waktu Gubernur meminta. “Kalau perlu kami berdiskusi dengan pemerintah pusat Jepang untuk membantu pembangunan kawasan YIA atau aerotropolis,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Menteri Imigrasi & Pemasyarakatan Sebut Rehabilitasi Narkoba untuk Kurangi Kelebihan Kapasitas Lapas
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Peringati Sumpah Pemuda, Karang Taruna Rejowinangun Gelar Rejowinangun Fest 2024
- Ruang Melamun Bisa Jadi Rekomendasi Toko Buku Lawas di Jogja
- BKAD Kulonprogo Terbitkan SPPT, Nilai Pajak Bandara YIA Tahun 2024 Rp16,38 Miliar
- Grand Zuri Malioboro Corporate Gathering Nobar Home Sweet Loan
- Pilkada 2024: Politik Uang Tak Pengaruhi Preferensi Pemilih di Kota Jogja
Advertisement
Advertisement