Advertisement

Masih Jadi Ancaman, Ada 15 Warga Gunungkidul Meninggal Dunia karena TB Tahun Lalu

David Kurniawan
Jum'at, 24 Maret 2023 - 18:57 WIB
Arief Junianto
Masih Jadi Ancaman, Ada 15 Warga Gunungkidul Meninggal Dunia karena TB Tahun Lalu Ilustrasi. - Harian Jogja

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDULDinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul mencatat sepanjang 2022 lalu ada 15 warga yang meninggal dunia akibat terjangkit penyakit tuberkulosis (TB). Masyarakat pun diminta ikut berperan dalam memerangi penyakit ini sehingga target eliminasi TB di 2030 bisa tercapai.

Kepala Dinkes Gunungkidul, Dewi Irawaty mengatakan kasus TB masih menjadi ancaman di masyarakat. Pasalnya, meski bisa diobati, namun masih ada warga yang meninggal dunia karena penyakit ini.

Advertisement

Dia mencontohkan, pada 2022 terdapat kasus baru sebanyak 311 penderita. Dari jumlah ini yang dinyatakan meninggal dunia akibat TB sebanyak 15 orang.

Dewi mengungkapkan, kasus kematian muncul tidak hanya karena penderita memiliki riwayat penyakit lain. Namun, juga berkaitan dengan kedisiplinan minum obat untuk penyembuhan.

Menurut dia, agar bisa sembuh, penderita TBC ringan harus rutin minum obat selama enam bulan agar bisa sembuh. Meski demikian, lanjut Dewi, ada pasien yang tidak disiplin sehingga penyakit yang diderita malah semakin parah. “Kuncinya disiplin dalam minum obat selama enam bulan. Kalau semakin kronis, maka penyembuhan lebih lama karena bisa bakteri bisa makin kebal dan butuh waktu sembilan bulan hingga dua tahun,” katanya.

BACA JUGA: Kasus TBC di Gunungkidul Masih Banyak yang Belum Terdeteksi

Dewi menambahkan, faktor lain yang menyebabkan penderita meninggal dunia karena penyakit TBC gejalanya tidak langsung kelihatan karena hanya berupa batuk berdahak. Hal inilah yang membuat masyarakat enggan memeriksakan diri, meski sudah mengalami batuk yang tak kunjung sembuh. “Setelah diperiksa ternyata sudah parah sehingga mempersulit penyembuhan. Jadi, harapannya saat timbul gejala bisa memeriksakan diri ke fasiltias kesehatan terdekat,” katanya.

Disinggung mengenai ketersediaan obat-obatan, ia mengakui tidak masalah terkait dengan stok obat. Selain itu, untuk alat diagnosa TBC juga banyak tersedia sehingga dapat dipergunakan sewaktu-waktu. “Tidak perlu malu karena TBC bisa diobati. Untuk penyembuhan semua juga diberikan secara gratis,” katanya.

Untuk penanggulangan, Dinas Kesehatan Gunungkidul terus berupaya memberikan sosialisasi ke masyarakat. Selain itu, guna mencapai target eliminasi TBC di 2030 juga butuh peran serta dari masyarakat. Salah satunya berperan dalam pemeriksaan dini terkait dengan penyebaran penyakit ini. “Bagi warga yang keluargnya ada penerita TBC, harus ikut membantu dengan mengawasi agar pasien rutin minum obat hingga benar-benar sembuh,” katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng

News
| Kamis, 25 April 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement