Advertisement
Klaim Tak Ganggu Lalu Lintas, PKL Jembatan Kretek II Minta Tempat Relokasi yang Strategis
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Pedagang kaki lima (PKL) yang berada di sepanjang Jembatan Kretek II mengaku keberatan dengan rencana pemerintah yang hendak mensterilkan lokasi itu dari pedagang. Mereka menilai lapak dagangan sudah diatur sedemikian rupa sehingga tak lagi mengganggu lalu lintas dan bahu jalan.
"Sudah kami atur lapak dagangan sudah mundur tiga meter jadi tidak masalah," kata Igma Sulasto, Pengurus Paguyuban PKL JJLS Baros, Minggu (26/3/2023).
Advertisement
Menurutnya, persoalan yang disebut muncul akibat kehadiran para PKL sudah diselesaikan. Misalnya saja fenomena sampah, pedagang sudah sepakat untuk membersihkan area dagangan masing-masing setelah selesai berjualan. "Kami juga iuran dan dibantu pemuda setempat membersihkan sampah yang tercecer," ujarnya.
Sementara berkaitan dengan parkir, Sulasto menyebut lapak antarpedagang sudah diberi jarak yang cukup luas untuk parkir kendaraan pengunjung. Pembeli yang merasa cukup lama dilayani bisa memarkirkan sementara kendaraannya di antara lapak pedagang, sehingga tidak mengganggu lalu lintas. "Kalau pembelinya sebentar tidak apa-apa parkir di bahu jalan, kan tidak terlalu menganggu," ucapnya.
BACA JUGA: Diklaim Langgar Aturan, PKL Jembatan Kretek 2 Belum Juga Ditindak
Menurut dia, pedagang akan mengikuti jika nantinya harus direlokasi ke tempat baru. Hanya saja pihaknya meminta agar tempat yang disiapkan harus strategis dan menjamin keberlanjutan omzet pedagang. "Kalau di sini kan cukup ramai, makanya kalau mau dipindah ke lokasi baru maunya tetap ramai pengunjung," katanya.
Total ada sebanyak 150 an pedagang yang beraktivitas di sepanjang Jembatan Kretek II. Mereka sudah mulai berjualan sejak sebelum jembatan itu dibuka. Dengan resmi dibukanya proyek senilai Rp364 miliar itu beberapa waktu lalu membuat kunjungan semakin ramai.
"Kalau kami ya manut saja kalaunmau direlokasi tapi maunya sampai H-7 Lebaran. Kemudian soal rencana relokasi yang di seputaran area Tirtohargo itu ya menurut kami kurang laik karena lokasinya masih berupa sawah," imbuhnya.
Sebelumnya, dalam rapat koordinasi yang diselenggarakan sejumlah pihak Lurah Tirtohargo Sugiyamta menyebut bahwa dari pendataan yang dilakukan oleh kalurahan terdapat 300 pedagang yang berjualan di area itu, lima di antaranya adalah warga Kalurahan Tirtohargo dan sisanya adalah warga luar Kalurahan Tirtohargo.
Di Kalurahan Tirtohargo ada pilihan untuk lokasi relokasi yang berada 100 meter dari lokasi para pedagang berupa tanah kas desa dengan luas sekitar satu hektare. Tanah ini diusulkan oleh desa untuk dijadikan rest area atau pusat kuliner, sehingga perlu izin dari Bupati Bantul untuk memanfaatan tanah kas desa tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Menteri Imigrasi & Pemasyarakatan Sebut Rehabilitasi Narkoba untuk Kurangi Kelebihan Kapasitas Lapas
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Peringati Sumpah Pemuda, Karang Taruna Rejowinangun Gelar Rejowinangun Fest 2024
- Ruang Melamun Bisa Jadi Rekomendasi Toko Buku Lawas di Jogja
- BKAD Kulonprogo Terbitkan SPPT, Nilai Pajak Bandara YIA Tahun 2024 Rp16,38 Miliar
- Grand Zuri Malioboro Corporate Gathering Nobar Home Sweet Loan
- Pilkada 2024: Politik Uang Tak Pengaruhi Preferensi Pemilih di Kota Jogja
Advertisement
Advertisement