Advertisement
Padat Karya Tahap Dua Digelar Juni

Advertisement
BANTUL—Pemerintah Kabupaten Bantul melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) akan melaksanakan program padat karya infrastruktur tahap kedua yang akan dilaksanakan serentak pada Juni mendatang.
Kepala Disnakertrans Bantul, Istirul Widilastuti mengatakan padat karya infrastrktur tahap kedua akan dilaksanakan di 117 titik atau lokasi. Masing-masing titik Rp200 juta. Jika dikalkulasikan semua Rp23,4 miliar. Anggaran tersebut bersumber dari Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Pemda DIY.
Advertisement
Saat ini prosesnya sudah masuk tahap identifikasi, sosialiasi, hingga pendistribusian material ke masing-masing lokasi. “Sementara pengerjaan fisiknyanya dilakukan secara serentak mulai 2 Juni sampai 24 Juni 2023,” katanya, Senin (8/5/2023).
Sejauh ini proses persiapan diakuinya lancar. Tidak ada kendala berarti. “Masyarakat juga menyambut antusias program ini agar segera dilaksanakan. Tentunya harus sesuai regulasi yang ada,” ucapnya.
Sementara jumlah pekerja dari masing-masing lokasi kali ini sebanyak 52 orang. Berbeda dengan padat karya tahap pertama pekerjanya hanya 26 orang tiap lokasi karena nilai padat karya tiap lokasi kali ini juga lebih bersar, yakni Rp200 juta. Adapun padat karya tahap pertama per lokasi hanya Rp100 juta.
Istirul memastikan semua lokasi padat karya harus mendahulukan pekerja yang masuk dalam kategori miskin terutama datanya masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Sebab tujuan padat karya selain membangun infrastruktur adalah pemberdayaan masyarakat dan perluasan kerja.
“Harapannya padat karya ini kan selain infrastrukturnya terbangun juga dapat mengurangi angka pengangguran dan juga pengentasan angka kemiskinan ekstrem meski dalam jangka pendek. Ini kan sebagai stimulan,” ujarnya.
Ia optimistis padat karya tahap kedua ini berjalan lancar. Terbukti padat karya tahap pertama juga lancar bahkan melebihi velume dari yang sudah ditetapkan. “Terbukti dengan swadaya mereka membuat bangunan sampai melebihi target, itu karena rasa handarbeni [rasa memiliki] yang tinggi. Mereka tak segan-segan tombok dengan swadaya untuk pembangunan di kampung mereka,” katanya.
Menurutnya kelebihan volume pengerjaan fisik padat karya infrastruktur tersebut justeru bagus karena hal itu menunjukan adanya rasa kepemilikan bahwa bangunan tersebut untuk kepentingan masyarakat. Sehingga masyarakat tidak hanya mendapatkan bayaran dari pekerjaannya tersebut namun juga mendapatkan bangunan infrastrukturnya seperti jalan cor blok, talut, bangket dan selokan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Reputasi Riza Chalid sebagai Trader Migas Jadi Kunci Kepercayaan
Advertisement

Thai AirAsia Sambung Kembali Penerbangan Internasional di GBIA
Advertisement
Berita Populer
- Diduga Bobol Rumah Warga, Dua Pria Dihajar Massa di Sewon Bantul
- Uji SLHS Rampung, SPPG Margomulyo Siap Layani Makan Bergizi Gratis
- Buruh DIY Tuntut Upah Minimum Rp3,6 Juta pada 2026
- Calon Kadinkes dan Kadinsos Kulonprogo Ikuti Rangkaian Tes
- Wagub DIY: Paritrana Award 2025 Wujud Nyata Komitmen Lindungi Pekerja
Advertisement
Advertisement