Advertisement
Jaringan Belum Merata, Distribusi SPAM Regional Belum Maksimal
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Distribusi air bersih yang bersumber dari SPAM regional oleh PDAM Sleman belum maksimal. Hal ini disebabkan belum semua wilayah memiliki jaringan untuk pendistribusian air bersih.
Dirut PDAM Sleman, Dwi Nurwata, menjelaskan penyerapan air bersih dari SPAM regional terkendala belum semua wilayah terpasang jaringan. “Sehingga belum bisa mengoptimalkan apa yang ada di SPAM regional,” ujarnya, Selasa (9/5/2023).
Advertisement
PDAM Sleman memiliki jatah 50 liter per detik dari SPAM regional di Bantar. Karena kendala jaringan itu, maka baru digunakan sebesar 30 liter per detik. “Karena jaringan, keterbatasan PDAM maupun APBD sehingga perlu waktu untuk mengoptimalkan, menunggu penambahan jaringan,” katanya.
BACA JUGA: Air PDAM Warga Sleman Terganggu? Ternyata Ini Penyebabnya
Adapun beberapa wilayah yang akan dikembangkan yakni di wilayah timur Gamping dan Depok. Di situ terdapat banyak permukiman padat, pengembangan hotel dan usaha lainnya. “Tapi kami tetap prioritas untuk rumah dan masyarakat,” ungkapnya.
Saat ini, kapasitas terpasang PDAM Sleman sebesar 575 liter per detik. Kapasitas ini masih mencukupi untuk kebutuhan air di Sleman sampai 2023 ini, yakni sebesar 560 liter per detik. Dari jumlah tersebut, yang telah didistribusikan melalui jaringan instalasi 491 liter per detik.
Sesuai rencana bisnis PDAM Sleman, untuk mengakomodir penambahan jangkauan rumah atau pertumbuhan penduduk, jaringan instalasi yang akan dipasang hingga 2025 sebanyak 3.500, dengan rincian 2023 sebanyak 1.500, 2024 menambah 1.750 dan 2025 menambah 1.750.
Dari evaluasi tahun-tahun sebelumnya, target penambahan itu selalu terpenuhi. Untuk mengimbangi penambahan ini, PDAM Sleman akan menambah kapasitas 70 liter per detik yang diambil dari SPAM regional Kebonagung 50 liter per detik dan sumur PDAM 20 liter per detik.
BACA JUGA: Konsumsi Air Bersih Saat Libur Lebaran Naik 15%, PDAM Sleman Siapkan Ini
Adapun data sebaran instalasi PDAM Sleman totalnya ada 17 unit, meliputi Prambanan, Kalasan, Ngemplak, Bimomartani, Condongcatur, Depok, Turi, Pakem, Minomartani, Ngaglik, Sleman, Tridadi, Tambakrejo, Mlati, Nogotirto, Godean, Sidomulyo dan Gamping.
Dari beberapa unit itu, ada beberapa unit yang wilayahnya belum terkover service area jaringan, seperti Prambanan. Maka pengembangan perluasan jaringan dilakukan di Prambanan. Selain itu, pengembangan juga dilakukan di Minggir, Godean, Tridadi, Sidomulyo, Sleman dan Nogotirto.
Sumber air yang digunakan PDAM Sleman berasal dari mata air dan sumur dalam. Dari dua sumber tersebut, kualitas air yang dihasilkan berbeda. Untuk air dari mata air menurutnya kualitasnya sudah bagus dan memenuhi baku mutu. “Yang bermasalah di Sleman air yang berasal dari sumur dalam,” katanya.
Hal ini seringkali menjadi keluhan pelanggan. Maka pihaknya saat ini memasang filter preasure, yang berfungsi untuk menjernihkan air dari sumur dalam. Wilayah yang cukup bermasalah dengan baku mutu ini yakni Kalasan.
“Karena itu sumur dalam lama. Dan itu di Kalasan dekat dengan sungai Gendol dan lainnya. Di situ Fe-nya tinggi, yang menyebabkan air berwarna kuning. Di wilayah timur ada dua kimia, Fe atau zat besi dan Mn atau mangan. Itu yang menjadi perhatian kami,” katanya.
Penyertaan modal yang diterima PDAM Sleman dalam lima tahun terakhir Rp54 miliar, yang terdiri dari barang dan uang. Adapun setoran berupa penarikan reimburse ke Pemkab Sleman sebesar Rp16 miliar dan setoran laba Rp4,7 miliar. Adapun penyertaan modal tahun terakhir, 2022, sebesar Rp9,9 miliar, setoran reimburse Rp4,1 miliar dan laba Rp1,2 miliar.
Di samping pemasukn dari layanan jaringan pipa, PDAM Sleman sebagai Perumda juga memiliki usaha air minum kemasan yang bernama Daksu. Air minum kemasan ini diproduksi di wilayah Pakem dan dijual untuk umum.
Walau untung, air minum kemasan ini tidak berkontribusi signifikan pada pemasukan daerah. Hal ini dikarenakan PDAM Sleman masih fokus pada pelayanan jaringan perpipaan sebagai prioritas. “Kami harus memprioritaskan layanan kepada masyarakat. Akan lucu ketika untungnya Daksu tinggi, tapi layanan PDAM masih ada yang bocor, macet,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Desain Besar Otonomi Daerah Perlu Atur Soal Evaluasi Pemda
Advertisement
Wisata Air Panorama Boyolali Jadi Favorit di Musim Libur Natal
Advertisement
Berita Populer
- Top Ten News Harianjogja.com, Kamis 26 Desember 2024, Yasonna Laoly Dicegah KPK, Lonjakan Wisatawan, Kecelakaan Pesawat
- Puluhan Gedung Sekolah di Bantul Butuh Perbaikan, Rata-rata Kerusakan Atap Bangunan
- Jadi Santa Claus, Bek Kanan PSS Sleman Phil Ofosu Ayeh Beri Hadiah Anak-anak Kompleks Perumahan
- Profil Almarhum Guru Besar Filsafat Pancasila UGM Profesor Kaelan, Usulkan Revitalisasi Negara Kebangsaan
- 3 Wisatawan Terseret Ombak di Pantai Parangtritis, Berhasil Diselamatkan
Advertisement
Advertisement