Advertisement

Melintasi Sesar Aktif Gempa, Begini Teknologi Konstruksi Jembatan Kretek 2 Dirancang Tahan 100 Tahun

Sunartono
Sabtu, 03 Juni 2023 - 06:37 WIB
Sunartono
Melintasi Sesar Aktif Gempa, Begini Teknologi Konstruksi Jembatan Kretek 2 Dirancang Tahan 100 Tahun Jembatan Kretek 2 Bantul. Melintasi sesar aktif gempa, jembatan ini dibangun menggunakan teknologi LRB. - Istimewa/Humas Pemda DIY.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Jembatan Kretek 2 yang menghubungkan antara Desa Tirtohargo dengan Desa Parangtritis, Bantul telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Jumat (2/6/2023). Jembatan ini melintas di atas Sungai Opak dan berada di sesar aktif yaitu Sesar Opak.

Kementerian PUPR sudah menjadikan kondisi geografis jembatan yang berada di sesar aktif dan rentan terjadi pergerakan tanah sebagai referensi dalam membangun jembatan Kretek 2. Oleh karena teknologi konstruksi yang digunakan tentu dengan mempertimbangkan kemungkinan terjadi gempa Bumi di kawasan tersebut.

Advertisement

BACA JUGA : Diresmikan Presiden Jokowi, Jembatan Kretek 2 Kini 

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.4 DIY Julian Sitomorang sebagaimana dikutip pada lama resmi Kementerian PUPR, pu.go.id mengakui pembangunan Jembatan Kretek 2 memiliki tantangan tersendiri. Konstruksi kembatan ini melintasi Kawasan sesar aktif yaitu Sesar Opak sehingga rawan terjadi gempa dan likuifaksi atau pergerakan tanah.

Meski demikian, tim dari Kementerian PUP sudah menggunakan teknologi khusus untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan termasuk gempa. Tujuannya agar umur jembatan dapat bertahan sesuai perencanaan yaitu hingga 100 tahun ke deoan.

“Kami menggunakan teknologi LRB [Lead Rubber Bearing] untuk meredam gempa. Selain itu menggunakan [teknologi] MSE Wall untuk daerah timbunan,” katanya Desember 2021 silam.

Lead Rubber Bearing adalah perangkat yang digunakan untuk peredam gempa pada jembatan, terdiri atas bantalan karet yang berfungsi sebagai pegas dan baja dengan inti timbal yang dilaminasi pelat baja kemudian dipasangkan pada struktur jembatan.

Selain memperpanjang periode alami jembatan, teknologi LRB ini juga dapat mengurangi beban horizontal dari berat struktur. Adapun manfaat LRB antara lain dapat meningkatkan dan memberikan redaman pada struktur jembatan dalam menerima gempa. Kemudian penggantian bearing dengan LRB menjadi lebih mudah dan ekonomis karena sudah tersedia produk dalam negeri.

Penggunaan LRB telah diatur dalam spesifikasi khusus Interim Bina Marga No. Skh-1.7.47 tahun 2021 tentang Isolator gempa menggunakan bantalan kareta inti timbal (LRB) untuk jembatan. Penggunaan LRB juga sudah diterapkan pada pembangunan LRT.

Adapun untuk Mechanically Stabilized Earth (MSE) wall di Jembatan Kretak 2 Bantul merupakan dinding penahan tanah yang menggunakan perkuatan internal secara berlapis dengan mekanisme friksi antara tanah dengan material perkuatan.

BACA JUGA : Warga Berebut Sembako dan Kaus dari Jokowi Usai

Selain itu, untuk mengantisipasi terjadi likuifaksi, pembangunan Jembatan Kretek 2 juga menggunakan soil replacement sedalam 3 meter. Merupakan teknik perbaikan tanah dengan metode penggantian tanah, menjadi salah satu metode tertua dan paling sederhana sering diterapkan dalam memperbaiki kondisi dan daya dukung tanah.

“Untuk menggantikan tanah yang terlikuifaksi, dan penancapan tiang pancang dilakukan sampai ke lapisan tanah yang tidak terlikuifaksi,” katanya Julian. 

Pembangunan Jembatan Kretek 2 menelan dana Rp364 miliar yang berasal dari dana loan Islamic Development Bank (IsDB). Jembatan ini memiliki 4 lajur dan 2 jalur. Di atas jembatan terdapat jalur khusus untuk pejalan kaki, namun tidak berupa trotor melainkan pedestrian yang dipisahkan dengan barrier.

BACA JUGA : Pondasi Jembatan Manding Rusak Bertahun-tahun

Jembatan ini menggunakan struktur atas PCI girder dengan bentang utama 40 m eter berpondasi bored pile untuk jembatan utamanya. Adapun jembatan pendekatnya menggunakan slab on pile dengan pondasi tiang pancang diameter 80 sentimeter. Dengan berbagai kelengkapan teknologi konstruksi yang digunakan, Jembatan Kretek 2 diharapkan ramah terhadap gempa dan dapat meminimalisasi dampak ketika terjadi gempa. Mengingat berada di sesar aktif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Ditangkap di Kontrakannya, Begini Tampang Pelaku Pemerasan Penumpang Grab Car

News
| Jum'at, 29 Maret 2024, 16:17 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement