Advertisement
Rawan Kekeringan, 11 Kapanewon di Bantul Ini Sudah Sebulan Tak Diguyur Hujan

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Pemkab Bantul menyiapkan anggaran sebesar Rp22 juta untuk pengedropan air bersih sebagai antisipasi potensi bencana kekeringan di wilayah Bumi Projotamansari. Anggaran itu dikalkulasi setara dengan 76 unit truk tangki air.
Hanya saja, hingga kini, diakui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul belum ada satu pun warga yang mengajukan dropping atau suplai air bersih meski sudah memasuki musim kemarau. Sehingga anggaran dropping air sebesar Rp22 juta sampai saat ini belum terpakai.
Advertisement
“Sampai saat ini belum ada laporan warga yang mengajukan permintaan dropping air bersih ke kami, jadi dananya masih tetap Rp22 juta,” Kata Kepala Pelaksana BPBD Bantul, Agus Yuli Herwanta, saat dihubungi Minggu (11/6/2023).
Menurutnya, berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geoisika (BMKG) DIY, tahun ini diprediksi lebih kering dan lebih panjang dibanding tahun-tahun sebelumnya.
BACA JUGA: Kemarau Panjang, Dinsos DIY Menyiapkan 231 Tangki Air Bersih
Bahkan sejumlah wilayah di Bantul sudah mengalami hari tanpa hujan selama sebulan di sejumlah kapanewon seperti di kapanewon Banguntapan, Dlingo, Imogiri, Jetis, Kasihan, Bantul kota, Pajangan, Piyungan, Pleret, Sedayu, dan Sewon.
Tidak adanya hujan dalam waktu lama diakui Agus akan mempengaruhi ketersediaan air tanah dan meningkatknya potensi kebakaran hutan. Karena itu ia mengimbau masyarakat untuk menghemat pemanfaatan air.
“Hendaknya masyarakat bijaksana dalam menggunakan air. Kemudian masyarakat jangan membakar sampah apalagi dekat dengan bahan atau bangunan yang mudah terbakar. Karena disamping tidak baik untuk lingkungan juga bisa mengakibatkan kebakaran hutan,” ucapnya.
Lebih lanjut Agus mengatakan meski belum ada warga mengaukan suplai air bersih namun aa mengaku sudah menyiapkan anggaran untuk suplai air bersih ke lokasi-lokasi yang rawan kekeringan. Anggaran suplai air bersih sekitar Rp22 juta atau setara dengan 76 tangki air yang setiap tangkinya kapasitas 5.000 liter
“Kami juga akan membuat SK Siaga Darurat Kekeringan apabila dibutuhkan dengan dasar prakiraan cuaca atau pers realease dari BMKG dan berdasarkan kondisi di lapangan,” ujarnya.
Adapun sejumlah wilayah yang rawan kekeringan hampir sama dengan tahun lalu. Wilayah kekeringan paling tinggi atau zona merah kekeringan yang sudah langganan setiap tahun ada di kawasan perbukitan seperti kapanewon Dlingo, Piyungan, dan Pundong.
Kemudian potensi kekeringan sedang atau zona kuning ada di wilayah kapanewon Imogiri, Pleret, dan sebagian kapanewon Pajangan, sebagian kapanewon Kretek, dan sebagian kapanewon Sedayu.“Sementara untuk yang lainnya aman dari bencana kekeringan atau masuk zona hijau kekeringan,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

LKPP: Kementerian Lembaga Wajib Gunakan Produk Lokal TKDN 40 Persen
Advertisement

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam
Advertisement
Berita Populer
- Wamen PU Diana: Pembangunan Pasar Terban Jogja Selesai September 2025
- Angkat Konsep TerraDam, Mahasiswa UGM Raih Juara 2 Kompetisi Riset Aktuaria Internasional 2025
- Bencana Hidrometeorologi: Ada 36 Titik Lokasi Terdampak di Sleman, 3 Orang Luka
- Ini Jadwal SPMB 2025 SMA/SMK Negeri DIY, Ada Pendaftaran Gelombang 1 dan Gelombang 2
- Dimas Diajeng Sleman 2025, Mahasiswa UNY dan UGM Jadi Pemenang
Advertisement