Advertisement
Instansi Swasta Terapkan Sehari Berbahasa Jawa di Kamis Pahing
Foto ilustrasi penggunaan pakai adat Jawa. - Istimewa.
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sejumlah lingkungan instansi swasta turut mendukung program Pemda DIY dalam menggunakan pakaian adat Jawa serta penggunaan Bahasa Jawa setiap hari Kamis Pahing. Komitmen ini untuk menjaga pelestarian budaya dan keistimewaan DIY.
Salah satunya diterapkan oleh Jogja Tourism Training Center (JTTC). Selain mengenakan pakain adat Jawa Lembaga ini juga menerapkan program Java Speaking Day pada Kamis Pahing. Adapun program ini diterapkan pada Kamis 15 Juni 2023.
Advertisement
“Kami berkomitmen untuk peduli dengan keanekaragaman budaya Jawa dengan mengadakan Java Speaking Day guna turut serta dalam melestarikan Bahasa Jawa di kalangan kawula muda,” kata Direktur JTTC Hairul Ghazali, Senin (12/6/2023).
BACA JUGA : Alasan Warga Jogja Harus Berpakaian Adat saat Kamis Pahing
Sebagaimana diketahui Kamis Pahing selalu diperingati dengan mengenakan pakaian adat Jawa. Hal ini sebagai bentuk peringatan di mana pada tahun 1756 silam tepatnya pada 7 Oktober di hari Kamis Pahing, Kraton Ngayogyakarta telah selesai dibangun. Sehingga Sultan beserta keluarganya meninggalkan Ambarketawang untuk pindah menempati Kraton Ngayogyakarta. Penggunaan pakaian adat Jawa ini telah diterapkan pada ASN dan pelajar setiap Kamis Pahing atau 35 hari sekali.
Di sisi lain Bahasa Jawa merupakan bahasa digunakan dalam berkomunikasi sehari-hari, yang terbagi menjadi Bahasa Jawa ragam ngoko dan Bahasa Jawa ragam krama. Bahasa ngoko terbagi lagi menjadi dua yaitu ngoko alus dan ngoko lugu sedangkan krama terdiri atas karma alus dan karma lugu.
Ia berharap program itu dapat membantu masyarakat terutama terutama swasta untuk dapat lebih mencintai Bahasa Jawa meski pun tak sedikit dari para karyawan yang berasal dari luar Jawa.
“Java Speaking Day merupakan hari di mana seluruh karyawan lembaga kami berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Jawa yang baik dan benar terutama dengan menggunakan Bahasa Jawa Krama Alus atau Krama Lugu,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Seorang Penumpang Meninggal Dunia di Bandara Soekarno-Hatta
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Hasto Wardoyo Fokus Cegah Angka Stunting Baru
- Bayi Laki-laki Hidup Ditemukan dalam Kardus di Ngemplak Sleman
- Jemparingan Peserta Terbanyak di Alun-alun Wates Catat Rekor Muri
- Jelang Relokasi Pedagang, Dishub Jelaskan Alur Parkir Pasar Godean
- Petugas Sita Ratusan Batang Rokok Ilegal di Pandak dan Imogiri
Advertisement
Advertisement



