Pembangunan Selatan Masif, PDAM Khawatir Persediaan Air di Kulonprogo Menipis

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Binangun Kulonprogo mulai mengkhawatirkan persediaan air menyusul pembangunan di Kulonprogo utamanya wilayah selatan yang mulai masif.
Direktur PDAM Tirta Binangun, Jumantoro mengatakan rencana pembangunan embarkasi haji dan aerotropolis akan menyedot banyak air. Dia khawatir PDAM tidak dapat mencukupi kebutuhan dasar tersebut apabila tidak ada sumber air lain.
Advertisement
“Dengan kapasitas pasokan air yang kami punya, 400 liter per detik, pelanggan kami saat ini sudah 40.000 [warga dan niaga]. Sebenarnya ini sudah sangat kritis,” kata Jumantoro dihubungi pada Selasa (13/6/2023).
BACA JUGA : PDAM: SPAM Kamijoro untuk Jaringan Air Bersih Ditunggu
Jumlah pelanggan tersebut selalu naik setiap tahun. Rata-rata kenaikannya mencapai sekitar 2.500 sampai 3.000 pelanggan. Tahun lalu, ada kenaikan 2.852 pelanggan. Hal tersebut tidak terlepas dari tarif berlangganan air yang mencapai Rp48.000 per 10.000 liter.
Jumantoro berharap SPAM Regional Kamijoro dapat sesegara mungkin dibangun dan memberikan manfaat. Dengan begitu stok air dapat terjaga menyusul megaproyek yang akan dibangun di Bumi Binangun.
“SPAM Regional Kamijoro itu nanti utamanya untuk melayani Kulonprogo bagian selatan baik domestik, niaga, industri, maupun Aerotropolis dan Embarkasi Haji. Kendati pelayanan domestik tetap akan kami lakukan, tapi megaproyek tadi jadi perhatian utama,” katanya.
SPAM Regional Kamijoro memang tidak diprioritaskan untuk wilayah utara Kulonprogo. Menurut dia, khusus wilayah utara masih ada idle capacity Kalibawang atau kapasitas yang belum dimanfaatkan sebesar 40 liter per detik. Dengan begitu masih cukup apabila hanya untuk memenuhi kebutuhan domestik.
“Kalau persediaan air untuk jalur trans Borobudur atau Bedah Menoreh itu kami belum memiliki rencana. Kemungkinan bisa disuplai dari bendungan Bener. Saat ini baru kami lakukan kajian feasibility study dari bendung Bener [Purworejo],” ucapnya.
Apabila PDAM tidak dapat menyediakan air utamanya untuk megaproyek wilayah selatan, Jumantoro khawatir PDAM Tirta Binangun akan terkena imbasnya akibat dianggap tidak mampu menyediakan air.
“Kami perlu percepatan pembangunan. Jangan sampai ketika semua infrastruktur sudah dibangun, tapi kebutuhan dasar, air, belum terbangun,” lanjutnya.
Jumantoro menerangkan terkait pelayanan air bersih tidak mutlak menjadi tanggung jawab PDAM. Guna menjangkau wilayah pelosok, PDAM menggandeng Pamsimas atau Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat. “Menurut data kami itu ada sekitar 295 kelompok Pamsimas dan sifatnya kecil-kecil itu, satu sumur untuk 75 kepala keluarga,” ucapnya.
Berkaitan dengan SPAM Regional Kamijoro, Jumantoro mengaku intens berkomunikasi dengan Project Management Unit Tim Percepatan Pelaksanaan Program Prioritas Pembangunan (PMU TP5) untuk SPAM Regional Kamijoro.
Ketua Project Management Unit Tim Percepatan Pelaksanaan Program Prioritas Pembangunan (PMU TP5), Rani Sjamsinarsi mengatakan saat ini timnya telah masuk ke tahap kajian akhir pra study kelayakan proyek KPBU SPAM Regional Kamijoro. Kajian tersebut nantinya akan menentukan apakah pembangunan SPAM Regional Kamijoro akan dibangunan dengan skema pendaan KPBU atau yang lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Bertemu SBY Bahas Tahun Politik 2024 di Istana Bogor, Jokowi: Yang Dibicarakan Rahasia
Advertisement

Danau Toba Dikartu Kuning UNESCO, Sandiaga: Ini Jadi Alarm
Advertisement
Berita Populer
- Melihat Yoni Peninggalan Kerajaan Hindu di Panggungharjo
- Program Padat Karya DIY Menyerap Tenaga Kerja 34.656 Warga DIY
- Pencermatan Rancangan DCT, KPU DIY Terima Perubahan dari Sejumlah Parpol
- Penutupan Selokan Mataram, Dinas Pertanian DIY Berupaya Minimalkan Dampak
- Agar Penonton Menikmati Pertunjukan, Wayang Jogja Night Carnival Hadirkan Tribun Berbayar
Advertisement
Advertisement