Advertisement
Dinas Pertanian dan Pangan Kulonprogo Intensifkan Pemeriksaan Hewan Kurban

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulonprogo mengintensifkan pemeriksaan hewan di Pasar Hewan Pengasih, Rabu (14/6). Upaya ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya penyakit hewan seperti penyakit mulut dan kuku (PMK) serta Lumpy Skin Disease (LSD). Dengan begitu, kemungkinan hewan ternak lain terjangkit lebih kecil.
Medical Veteriner Kesehatan Hewan DPP Kulonprogo, Joko Purwoko mengatakan menjelang Iduladha 2023, pemeriksaan hewan di beberapa pasar hewan dilakukan secara intensif. “Menjelang Iduladha, hewan ternak yang masuk Kulonprogo akan meningkat. Karena itu, kami mengintensifkan pemeriksaan hewan ternak,” kata Joko saat dihubungi, Rabu (14/6/2023).
Advertisement
Dari hasil pemeriksaan di Pasar Hewan Pengasih, petugas tidak menemukan adanya hewan yang sakit atau terjangkit penyakit menular seperti PMK dan LSD. Menurut Joko, PMK dan LSD harus diwaspadai karena sangat menular.
PMK merupakan penyakit hewan menular yang menyerang ternak sapi, kerbau, kambing, domba, dan kuda dengan tingkat penularan mencapai 90% hingga 100%. Kerugian ekonomi pun sangat tinggi saat hewan ternak terpapar PMK.
Sementara, LSD merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dari keluarga poxviridae. LSD ditandai dengan munculnya benjolan pada kulit sapi terutama bagian leher, punggung, dan perut. “Selain benjolan, sapi yang terinfeksi LSD juga mengalami demam, kehilangan nafsu makan, lesu, dan mengalami penurunan produksi susu,” katanya.
BACA JUGA: Dianggap Meresahkan Wisatawan, Para Pengamen di Malioboro Bakal Ditertibkan
Virus tersebut menyebar melalui gigitan serangga seperti nyamuk dan lalat. Sebelum timbul gejala, sapi yang terinfeksi akan mengalami periode inkubasi selama 5-14 hari. Persebaran penyakit terjadi secara cepat di antara sapi yang berada dalam kandang yang sama atau antarkandang yang berdekatan.
“Oleh karena itu kami memeriksa kambing, domba, dan sapi yang dijual di Pasar Hewan Pengasih. Selain itu, masih ada beberapa wilayah di Kulonprogo yang ditemukan hewan ternak dengan kedua penyakit tersebut,” katanya.
DPP Pangan, menurut Joko, terus meningkatkan kewaspadaan terhadap hewan ternak. Selain PMK dan LSD, penyakit Pest de Petits Ruminants (PPR) juga perlu diwaspadai. “PPR dapat menyebabkan sakit dan bahkan kematian antara 80 persen hingga 100 persen. Virus penyebab penyakit tersebut yaitu virus peste de petits ruminant virus, dari genus morbillivirus, dan famili paramyxoviridae,” katanya.
Terkait dengan PMK, DPP Kulonprogo per Selasa (13/6) tidak menemukan tambahan ternak dengan gejala klinis PMK. Jumlah kasus PMK di Bumi Binangun mencapai 1.711 kasus dengan kesembuhan mencapai 1.642 ekor atau 96%. Untuk capaian vaksinasi PMK menyentuh angka 64.348 dosis sejak Juni 2022 sampai 13 Juni 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kerugian Negara Akibat Kasus yang Menjerat Tom Lembong Rp194 Miliar
Advertisement

Taman Kyai Langgeng Magelang Kini Sediakan Wisata Jeep untuk Berpetualang
Advertisement
Berita Populer
- Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting di Gunungkidul, Warga Diberikan Bantuan Indukan Ayam Petelur
- Jalur dan Titik Keberangkatan Trans Jogja Melewati Kampus, Sekolah, Rumah Sakit, dan Malioboro
- Ubur-ubur Sudah Bermunculan di Sejumlah Pantai Kulonprogo, Wisatawan Diminta Waspada
- Disnakertrans Bantul Alokasikan Anggaran JKK dan JKM untuk Masyarakat Miskin Esktrem
- Sekolah Rakyat di DIY Masih Kekurangan Guru, DPRD Nilai Terlalu Terburu-Buru
Advertisement
Advertisement