Ini Dia Profil Ketua Bawaslu Kulonprogo, dari Wartawan hingga Beralih ke Pengawas Pemilu
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Jelang pesta demokrasi tahun depan, sejumlah orang yang berada di lembaga terkait macam Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mulai dari tingkat pusat hingga di daerah mulai sibuk. Salah satunya adalah yang dirasakan Ketua Bawaslu Kulonprogo, Ria Harlinawati.
Bicara soal Ria, perempuan lulusan Magister UGM ini ternyata dulunya adalah wartawan, tepatnya adalah dia bekerja untuk MNC yang bertugas di wilayah DKI Jakarta.
Advertisement
“Mulai 2007 sampai 2010 saya menjadi wartawan di DKI Jakarta. Lalu lanjut sekolah lagi, magister di UGM. Kemudian tahun 2017 kan ada Pilkada Kulonprogo. Nah, setahun sebelumnya ada pendaftaran panitia pengawas, ad hoc dan belum Bawaslu. Akhirnya saya daftar,” kata Ria ditemui di kantornya pada Senin (19/6/2023).
Ria menambahkan bahwa sedari duduk di bangku SMA, dia memang bercita-cita menjadi wartawan. Melakukan kegiatan wawancara, mengolah dan mengelaborasi data, lantas menyampaikannya dalam bentuk karya jurnalistik baik tulisan maupun video merupakan hal yang menyenangkan bagi perempuan kelahiran Lombok Tengah, 38 tahun silam tersebut.
BACA JUGA: Pastikan Pemilu Jujur dan Adil, KPI Wajib Aktif Mengawasi Lembaga Penyiaran
Hanya saja, setelah menikah, Ria memutuskan berkompromi dengan jam kerja dan ketugasan wartawan yang tidak menentu. Terlebih pada 2016, Ria juga telah memiliki dua anak.
Pengalamannya menjadi jurnalis dan persinggungannya dengan Ketua Bawaslu ketika itu, Bambang Eka Cahya Widodo yang juga salah satu Dekan di UMY, tempat Ria kuliah, setidaknya memberikan gambaran ketugasan seorang pengawas pemilu.
“Saya dulu langsung masuk ke Divisi Pengawasan dengan surat keputusan kerja satu tahun atau sampai selesai Pilkada. Dibandingkan dengan pengawas lain, saya harus belajar ekstra. Nah, ada hal-hal yang saling terkait ketika saya menjadi wartawan dan panwas,” katanya.
Selesai SK panwas pilkada, Ria melanjutkan mendaftar menjadi panwas untuk Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2019. Ketika panwas yang masih ad hoc berubah menjadi Bawaslu, Ria terpilih menjadi ketua.
Upaya Pencegahan
Menurut Ria, upaya pencegahan sama pentingnya dengan penindakan apabila terjadi pelanggaran dalam pemilu. Upaya pencegahan dapat dilakukan bersama-sama dengan masyarakat. Hanya saja masyarakat perlu tertarik dahulu dengan program Bawaslu, sebelum diarahkan. Di sini lah pengalaman Ria ketika menjadi wartawan diterapkan.
“Wartawan kan tugasnya menyampaikan informasi yang edukatif. Caranya seperti apa, ya bermacam-macam. Saya suka seperti itu dan saya ingin Bawaslu mengendepankan pencegahan daripada mengincar kesalahan,” ucapnya.
Lebih jauh, Ria mengapresiasi perempuan yang mau menjadi bagian dari pengawas dan penyelenggaran pemilu. Menurut dia, dunia kepemiluan terkesan lebih maskulin. Dengan demikian, perempuan hanya menempati porsi yang sedikit dibandingkan laki-laki.
“Menurut saya perempuan yang mau menjadi pantia pengawas atau penyelenggara pemilu itu luar biasa. Saya tidak ingin perempuan hanya dipandang sekadar untuk melengkapi kuota 30 persen. Kami ada dan mampu memberi dampak politik yang lebih bersih,” lanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Dinas Kebudayaan Gelar Malam Anugerah Kebudayaan dan Launching Aplikasi SIWA
- Pemkab Bantul Kembali Bagikan 250 Pompa Air Berbahan Bakar Gas ke Petani
- KPH Yudanegara Minta Paguyuban Dukuh Bantul Menjaga Netralitas di Pilkada 2024
- Mendorong Pilkada yang Inklusif dan Ramah Difabel
- Terbukti Langgar Netralitas, Seorang ASN di Bantul Dilaporkan ke BKN
Advertisement
Advertisement