Advertisement
Siapkan 11.107 Dosis, Dinas Vaksinasi Ternak Warga Hingga Radius 5 Km dari Lokasi Kasus

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul mematikan upaya vaksinasi antraks akan menyasar hewan ternak di radius lima kilometer dari temuan kasus di Dusun Jati, Candirejo, Semanu. Total vaksin yang disediakan mencapai 11.107 dosis.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Gunungkidul, Wibawanti Wulandari mengatakan, upaya pencegahan penularan antraks terus dilakukan. Selain melakukan sosialisasi ke masyarakat terkait dengan bahaya antraks maupun penanggulangannya, juga dilakukan upaya vaksinasi.
Advertisement
BACA JUGA: Soal Penetapan KLB Antraks Gunungkidul, Bupati dan DPRD Beda Pendapat
Vaksinasi akan menyasar hewan-hewan ternak di sekitar lokasi temuan kasus di Dusun Candi. Adapun sasaran vaksin dilaksanakan di radius tiga hingga lima kilometer dari kasus.
“Suntikan vaksin untuk memberikan kekebalan kepada hewan ternak,” kata Wibawanti, Minggu (16/7/2023).
Meski demikian, ia mengakui vaksinasi tak serta merta bisa dilakukan. Hal ini dikarenakan pelaksanaan harus memastikan ternak dalam kondisi sehat. Oleh karenanya sebelum vaksinasi disuntikan, dilakukan penyuntikan anti biotic pada hewan ternak sasaran.
Total hingga sekarang ternak yang sudah disuntik anti biotik sebanyak 570 ekor sapi dan 1.136 ekor kambing. “Terus dilakukan secara simultan dan bertahap. Setelah anti biotik, sekitar dua minggu kemudian baru divaksin,” katanya.
Hal tak jauh berbeda diungkapkan oleh Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Retno Widiastuti. Menurut dia, untuk stok vaksin tidak ada masalah dikarenakan sudah mendapatkan bantuan sebanyak 11.107 dosis.
“Ini sesuai dengan yang kami harapkan dan jumlahnya mencukupi. Untuk pelaksanaan vaksin dilakukan selang dua minggu setelah penyuntikan anti biotic,” katanya.
Menurut dia, vaksinasi hanya sebagai salah satu cara untuk penanggulangan antraks. Retno mengungkapkan, pencegahan juga butuh partisipasi dari masyarakat. Salah satunya menghentikan kegiatan brandu pada saat ada hewan ternak mati secara mendadak.
“Ya kalau mati mendadak harus segera dikubur dan bukan disembelih untuk konsumsi. Sebab, kalau disembelih malah bisa menjadi media penularan penyakit. Jadi, lebih baik langsung dikubur,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada saat berkunjung ke Gunungkidul, Kamis (13/7/2023) berharap kasus antraks di Gunungkidul segera teratasi dan tidak semakin menyebar. Untuk pencegahan sudah memberikan bantuan vakasinasi baik untuk Kabupaten Gunungkidul, Pemerintah DIY hingga BBVET Wates.
“Jumlahnya Gunungkidul sebanyak 11.017 dosis, Pemerintah DIY sebanyak 12.667 dosis dan BBVET Wates 37.133 dosis. Itu dipergunakan terlebih dahulu, kalau masih kurang, kami siap memberikan tambahan dosis untuk vaksinasi antraks,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Pemerintah Indonesia Diminta Jadi Juru Damai Konflik India dan Pakistan
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Pria Paruh Baya Tersengat Listrik Saat Tengah Bekerja di Banguntapan Bantul
- Pembangunan Jalan Alternatif Sleman-Gunungkidul Segmen B Segera Dimulai, Pagu Rp73 Miliar
- Luncurkan SPPG di Tridadi Sleman, Menko Muhaimin Ungkap Efek Berantai Bagi Masyarakat
- Produk UMKM Kota Jogja Diminati Peserta Munas VII APEKSI 2025
- Investasi di Sektor Utara Gunungkidul Bakal Digenjot
Advertisement