Advertisement
Terus Dimatangkan, Dokumen Rekon Gempa Bumi dan Tsunami di Kabupaten Kulonprogo bisa Berubah

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Untuk mematangkan rencana kontinjensi (renkon) gempa bumi dan tsunami di Kabupaten Kulonprogo, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo menggelar seminar loka karya (semiloka), Selasa (1/8/2023).
Penyuluh Bencana Direktorat Kesiapsiagaan BNPB DIY, Indah Fitrianasari mengatakan Semiloka tersebut digelar untuk menyaring aspirasi atau saran terhadap dokumen rencana kontinjensi (renkon) bencana. Setelah semiloka digelar, maka BNPB dan BPBD Kulonprogo akan melakukan sosialisasi kepada lebih banyak pihak.
Advertisement
BACA JUGA: Viral Tabrakan Mobil Tewaskan Pak Ogah di Ringroad Barat, Polisi Masih Selidiki Pengemudi
"Kalau dikatakan uji publik, masih belum. Hari ini kami masih meminta masukan dari pihak-pihak terkait. Kamis besok kami tindak lanjuti untuk sosialisasi ke pemangku kepentingan lain," kata Indah ditemui di Komplek Pemda Kulonprogo.
Dia menambahkan sosialisasi tersebut akan menyasar lebih banyak pihak sampai ke organisasi di tingkat desa/kalurahan atau pentahelix. Pentahelix atau multipihak tersusun dari unsur pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media.
"Jadi ketika nanti ada bencana, dokumen tersebut dapat diaktivasi. Ini jadi pedoman ketika darurat bencana. Sudah siap lah karena ada perencanaan," katanya.
Kata Indah, BNPB hanya memberi fasilitasi sampai tahap sosialisasi. Dokumen tersebut nantinya akan diserahkan kepada Pj Bupati Kulonprogo untuk dapat ditindaklanjuti pengesahannya. "Singkatnya, dokumen ini jadi semacam contekan untuk Pemerintah Kabupaten bertindak," ucapnya.
Sebelumnya, Kepala BPBD Kulonprogo, Joko Satyo Agus Nahrowi, mengatakan bahwa dokumen renkon tersebut juga masih dapat diubah atau disesuaikan dengan situasi dan kondisi lapangan karena sifatnya yang tidak mengikat.
Tambah Nahrowi, apabila terjadi tsunami, gelombang diperkirakan akan tiba kurang dari 30 menit setelah gempa yang kuat. Namun begitu, ketinggian tsunami dapat diprediksi melalui besaran kekuatan gempa. Beberapa tempat yang menjadi titik aman perlindungan tsunami di Kulonprogo antara lain Stadion Cangkring, Lapangan Krembangan, Panjatan; dan Girigondo, Temon.
Penyusunan renkon gempa bumi dan tsunami tersebut difasilitasi oleh BNPB melalui Proyek Prakarsa Ketangguhan Bencana Indonesia atau Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP).
Staf Ahli Bupati Kulonprogo, Eko Pranyoto, mengatakan Pemkab Kulonprogo sangat mengapresiasi dengan adanya semiloka rencana kontingensi bencana tsunami karena dengan begitu ada standar operasional prosedur (SOP) yang jelas untuk mitigasi bencana.
“Kami sangat mengapresiasi karena dengan adanya pembahasan renkon tersebut maka akan ada SOP terkait mitigasi bencana untuk semua pemangku kepentingan sehingga ada gambaran akan tugas dan tanggung jawab masing-masing,” kata Eko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Harga Tiket Mendaki Gunung Fuji Jepang Kini Naik Dua Kali Lipat
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Pemkab Sleman Siapkan Rp210 Juta untuk Bantu Pendanaan Penulisan Skripsi Hingga Tesis ASN
- Ingin Bekerja ke Luar Negeri, Pemkab Imbau Warga Gunungkidul Gunakan Jalur Resmi
- Disdikpora Kota Jogja Perpanjangan Pengajuan Akun SPMB SMP Sampai 2 Juli 2025
- Volume Sampah Plastik di Sleman Capai 222 Ton Per Hari
- Teringat Dendam Saat Pesta Miras, Pria di Kulonprogo Menombak Temannya Sendiri
Advertisement
Advertisement