Advertisement
Prihatin dengan Sampah, Warga di Berbah Datangkan Alat Pemusnah
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Warga di Dusun Gamelan, Sendangtirto, Berbah, Sleman mendatangkan langsung alat pemusnah sampah atau insinerator. Upaya ini sebagai respons atas keprihatinan persoalan sampah yang terjadi di wilayah DIY.
Inisiatif mendatangkan alat pemusnah itu diawali oleh keprihatinan beberapa tokoh Masyarakat Sendangtirto, Kardi dan Chrisna Harimurti yang juga Ketua Perkumpulan Konsultan Hukum Pertanahan, Kontruksi dan Properti ketika setelah melihat persoalan sampah di DIY hingga TPA Piyungan ditutup. Dia memiliki harapan penanganan sampah bisa selesai di level kelurahan sehingga tidak banyak sampah yang masuk ke TPA Piyungan. Sehingga perlu ada terobosan penanganan sampah di kelurahan hingga pedukuhan
Advertisement
“Alat ini kami uji coba dengan harapan menjadi inspirasi penanganan sampah,” katanya Kardi tokoh Masyarakat Sendangtirto, Berbah, Sleman.
BACA JUGA : TPA Piyungan Ditutup, Buang Sampah Sembarangan di Jogja Makin Menjadi-jadi
Alat pembakaran sampah ini yang didatangkan dan diujicoba ini sebenarnya cukup sederhana dan tidak membutuhkan biaya yang mahal. Terbuat dari lempengan besi yang di bagian dalamnya dilapisi batu bata untuk meminimalisasi suhu panas di ruang pembakaran.
Terbagi dalam tiga ruang yaitu bagian pertama merupakan pemantik api atau tempat untuk pertama kalinya membuat api, bisa menggunakan minyak tanah dan sejenis maupun cukup dengan kayu maupun kertas.
Ruangan kedua merupakan berisi bahan bakar atau benda yang mudah terbakar seperti kayu dan sejenis. Kemudian pada ruang ketiga merupakan objek atau sampah yang akan dibakar. Alat berbentuk kotak berukuran lebar sekitar 1,5 meter dan panjang 3 meter serta tinggi sekitar 4 meter ini dilengkapi dengan cerobong asap dengan ketinggian sekitar 6 meter yang terhubung dengan bagian belakang ruang pembakaran. Dilengkapi dengan pintu yang bisa dibuka dan ditutup ketika akan memasukkan sampah.
“Tanpa menggunakan listrik maupun bahan bakar, alat ini bisa dioperasikan jadi bisa menghemat dan bisa ditempatkan di mana saja, asal ada media yang bisa untuk menyalakan api. Bahkan operasionalnya tidak sampai Rp200.000 per bulan,” kata Dadang, seorang ahli yang mendukung untuk mendatangkan alat pemusnah sampah ini di Sendangtirto, Berbah.
Alat ini mampu membakar sampah antara 150 kilogram per jam, dalam sehari diperkirakan berkapasitas antara 1,2 ton hingga 1,5 ton sampah kering. Sampah basah bisa saja dimasukkan, akan tetapi harus melalui tahap pengeringan sekitar 10 menit untuk pemanasan di ruang pembakaran dengan suhu antara 200 hingga 300 derajat. Sehingga jika ada sampah basah yang terpaksa sudah masuk ke penampungan bisa kering dalam waktu lima menit selanjutnya terbakar.
BACA JUGA : TPA Piyungan Dibuka Terbatas, Sampah Pariwisata Diprioritaskan
Asap pembakaran akan melewati ruangan kedua selanjutnya masuk ruang ketiga mesin kemudian terbuang ke cerobong yang menorah ke atas dengan ketinggian sekitar lima meter. Asap yang keluar sudah diminimalisasi bukan lagi racun melainkan sudah steril. “Karena ada beberapa filter yang dilewati asap sehingga bisa steril. Tetapi ini masih perlu pengembangan,” ujarnya.
Hasil pembakaran sampah berbentuk debu yang bisa dimanfaatkan untuk pupuk maupun bahan baku batako. Semua jenis sampah bisa dibakar di mesin ini. Kelebihannya ini low cost atau tidak membutuhkan biaya untuk bahan bakar yang mahal karena bisa menggunakan kayu.
Lurah Sendangtirto Amir Junawan mengatakan alat tersebut akan dipertimbangkan terkait penggunaannya untuk mendukung TPS3R yang telah dikembangkan. Jumlah sampah di Sendangtirto setiap hari mencapai 2 ton dan belum semuanya tertangani. Jika ke depan memiliki alat tersebut tentunya dapat meminimalisasi sampah yang terbuang ke TPA Piyungan karena bisa diselesaikan di kelurahan.
“Kami di TPS3R juga ada pengelolaan dengan cara dibakar dan ada alatnya, memang butuh pengembangan dan butuh alat pendamping agar lebih maksimal,” ujarnya.
BACA JUGA : TPA Piyungan Transisi Tahap I Dibuka 3 Hari, Ditutup 1 Hari
Warga terus diedukasi untuk melakukan pemilahan sampah, sehingga sampah nonorganik bisa dimusnahkan. TPS3R Sendangtirto sebenarnya memiliki alat pencacah dan penyaring, namun saat ini sedang dalam perbaikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Waspada Potensi Cuaca Ekstrem, BMKG Sebut Munculnya 3 Bibit Siklon Baru
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Gempa Bumi Magnitudo 5,2 Guncang DIY, Terasa hingga Klaten
- Jogja Diguncang Gempa Magnitudo 5,1 Pagi Ini
- Penyebab Gempa Bumi di Jogja Pagi Ini, BMKG: Akibat Aktivitas Deformasi Batuan dalam Lempeng Indo-Australia
- Gempa Gunungkidul Pagi Tadi Terasa hingga Sleman, Pengunjung Rasakan Hotel Eastparc Bergetar
- Daftar Event selama Februari 2025 yang Bisa Dinikmati di Jogja, PBTY 2025, Konser Musik hingga Berbagai Ajang Lari
Advertisement
Advertisement