Advertisement
DLH Kulonprogo: Permasalahan Sampah Jangan Diremehkan

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kulonprogo dukung pembangunan pariwisata berkelanjutan di Kulonprogo. Dukungan tersebut salah satunya mewujud dalam program pengelolaan sampah.
Kepala DLH Kulonprogo, Sumarsana, mengatakan masyarakat tidak boleh menganggap remeh permasalahan sampah karena sampah dapat mempengaruhi aktivitas masyarakat termasuk yang berkaitan dengan pariwisata.
Advertisement
“Sudah ada komitmen bahwa pariwisata di Kulonprogo harus berkelanjutan. Jadi terkait permasalahan sampah itu jangan diremehkan,” kata Sumarsana ditemui di Dusun Pasir Mendit, Sabtu (12/8/2023).
BACA JUGA : Jogja Darurat Sampah, Ada Alternatif Pembakaran dengan Minim Asap, Ini Detailnya
Upaya pengelolaan sampah, kata dia, dapat dilakukan dengan kolaborasi antarpihak baik dengan pemangku kepentingan daerah maupun pihak swasta dan kelompok-kelompok lain. Sumarsana juga telah meminta Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulonprogo untuk menyediakan ruang guna dalam setiap pembangunan yang dilakukan. Tujuannya adalah pengelolaan sampah.
“Jangan sampai sampah yang ada di pantai ditumpuk dan hanya dibakar. Nanti wisatawan luar negeri malah mempertanyakan [kapasitas pemerintah dalam mengelola sampah]. Kalau tujuan pengembangan pariwisata mengarah pada pariwisata dunia maka pengelolaan sampah juga harus mendunia,” katanya.
Sumarsana menegaskan wilayah Selatan Kabupaten Kulonprogo merupakan lokasi kritis. Kata dia, tidak semua pantai yang merentang dari Pantai Pasir Mendit sampai Trisik memiliki landskap yang tertata dan terawat.
“Saya memandang pantai di sisi Selatan Kulonprogo itu adalah lahan kritis. Tidak semua pantai di Kulonprogo indah seperti di sini [Pantai Pasir Mendit],” ucapnya.
Dia berharap tiap desa/kalurahan minimal memiliki satu bank sampah dan satu tempat pengelolaan sampah reuse, reduce, dan recycle (TPS3R) demi pembangunan berkelanjutan di Kulonprogo. Sampah benar-benar harus dikelola karena sampah menjadi isu utama di Kulonprogo.
“Salah satu isu strategis di Kulonprogo terkait kualitas lingkungan hidup, yang paling menonjol adalah sampah, baru disusul air dan udara,” lanjutnya.
Lebih jauh, Sumarsana mengatakan upaya lain yang telah DLH lakukan sampai saat ini adalah sosialisasi kepada masyarakat dan pengelola wisata. Sosialisasi tersebut juga bekerja sama dengan pihak lain seperti yang telah dilakukan bersama penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) angkatan 208 pada Sabtu (12/8/2023) di Pantai Pasir Mendit.
Kepala Dispar Kulonprogo, Joko Mursito, meminta dukungan kepada pemangku kepentingan dan pihak lain guna mewujudkan pariwisata berkelanjutan. “Kami memohon dukungan kepada DLH Kulonprogo untuk mewujudkan destinasi-destinasi wisata di Kulonprogo dengan konsep berkelanjutan. Ke depan, kami juga ingin membranding pariwisata di Kulonprogo dengan inclusive tourism,” kata Joko ditemui di Dusun Pasir Mendit, Sabtu (12/8/2023).
Menurut Joko, Kabupaten Kulonprogo memiliki banyak potensi pariwisata termasuk program pendukungnya seperti kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) sampai jalan jalur lintas selatan (JJLS).
Di lain pihak, Kepala Bidang Kelautan, Pesisir, dan Pengawasan DKP DIY, Veronica Vony Rorong, mengatakan Kulonprogo perlu menggelar acara yang dapat menyedot wisatawan. Salah satu yang dapat dibuat adalah wisata berbasis minat khusus seperti melepas tukik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Pemerintah Indonesia Diminta Jadi Juru Damai Konflik India dan Pakistan
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Petugas BPBD Bantul Evakuasi Pekerja yang Tersengat Listrik di Banguntapan
- Belasan Peserta Seleksi PPPK Tahap II di Sleman Gugur Tanpa Lalui Seleksi Kompetensi
- Pria Paruh Baya Tersengat Listrik Saat Tengah Bekerja di Banguntapan Bantul
- Pembangunan Jalan Alternatif Sleman-Gunungkidul Segmen B Segera Dimulai, Pagu Rp73 Miliar
- Luncurkan SPPG di Tridadi Sleman, Menko Muhaimin Ungkap Efek Berantai Bagi Masyarakat
Advertisement