Advertisement
Strategi Pemasaran Lima Tahunan Disusun untuk Pemerataan Kunjungan Wisatawan di DPSP Borobudur

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pemerintah Pusat melalui Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BOB) menunjukkan komitmen untuk mengembangkan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Borobudur. Salah satunya lembaga ini bersama Pusat Studi Pariwisata (Puspar) UGM menyusun dokumen strategi pengembangan pemasaran kawasan pariwisata Borobudur untuk tahun 2024-2029.
Penyusunan dokumen ini dimulai sejak Mei 2023 melalui sejumlah tahapan di antaranya FGD bersama tiga wilayah destinasi pariwisata nasional (DPN), meliputi Borobudur-Jogja, DPN Semarang- Karimunjawa dan DPN Solo-Sangiran. Saat ini telah memasuki tahap finalisasi dokumen melalui FGD yang digelar di salah satu hotel kawasan Jalan Affandi Sleman, Rabu (23/8/2023).
Advertisement
BACA JUGA : Hore! Anak Muda Gunungkidul Bisa Magang di Hotel Berbintang Berkat BOB
“Kami merumuskan strategi ini bersama dengan Puspar UGM, dengan ini harapannya bisa menjadi rujukan untuk memasarkan pariwisata di tiga DPN ini,” kata Direktur Keuangan, Umum dan Komunikasi Publik BPOB Ramlan Kamarullah.
Ia menambahkan dengan penyusunan strategi baru tersebut sangat memungkinkan akan menguabh strategi lama dengan mempertimbangan situasi dan kondisi pariwisata saat ini. Salah satu tujuan penyusunan strategi ini harapannya dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara ke setiap daerah, serta menambah length of stay atau lama kunjungan wisatawan pada tiga DPN tersebut.
“Tetapi dengan melihat kondisi setelah pandemi ini, tentunya fokus pada wisatawan nusantara,” katanya.
Kepala Pusat Studi Pariwisata UGM Muhammad Yusuf menambahkan melalui strategi yang disusun ini juga akan mengarahkan pada pemerataan kunjungan wisatawan di semua destinasi DPSP Borobudur. Karena dengan meratanya kunjungan wisatawan ke wilayah otoritatif tentu akan memberikan manfaat, di antaranya jumlah wisatawan akan meningkat serta kawasan sekitar destinasi akan berkembang.
“Jangan sampai wisatawan hanya terfokus pada beberapa destinasi wisata utama. Dengan banyak pilihan destinasi tentu akan menambah lama kunjungan wisatawan, pemerataan ini sangat penting,” katanya.
Peneliti Puspar UGM Yulia Arisnani Widyaningsih mengatakan strategi baru memang harus ditetapkan untuk segera diterapkan untuk mendukung pengembangan kawasan yang sempat terkendala akibat pandemi Covid-19. Adapun dokumen ini memuat daya tarik wisata unggulan, event unggulan, permasalahan yang dihadapi, strategi pemasaran dan hal-hal strategis yang dapat dikolaborasikan pemasarannya dalam jangka panjang.
“Strategi pemasaran kolaboratif, peningkatan pemahaman branding, optimalisasi teknologi informasi melalui berbagai media dan dukungan semua stakeholder diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan pemasaran pariwisata berkelanjutan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam
Advertisement
Berita Populer
- Gudang CV Keiros di Bantul Terbakar, Kerugian Capai Rp4,5 Miliar
- Rektor UGM hingga Pembimbing Akademik Digugat ke PN Sleman karena Masalah Ijazah
- Kasus Penipuan Tanah dengan Korban Mbah Tupon, Menteri ATR Sebut Belum Tergolong Mafia Tanah
- Mahasiswi di Bantul Jadi Korban Penipuan Modus ATM, Uang Rp17,5 Juta Raib
- 100 Personel Satpol PP Dikerahkan untuk Membersihkan Sampah Liar di Bantul
Advertisement