Antisipasi Kecelakaan Laut, SAR Gunungkidul dan UGM Teliti Rip Current
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Tim Pencarian dan Penyelamatan Satuan Perlindungan Masyarakat Wilayah II Kabupaten Gunungkidul, bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan penelitian mengenai rip current untuk mengantisipasi kecelakaan laut.
Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam website resminya, rip current adalah arus kuat dari air laut yang yang bergerak menjauh dari pantai. Mereka bahkan dapat menyapu perenang terkuat sekali pun ke laut.
Advertisement
Sekretaris Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron Surisdiyanto di Gunungkidul, Jumat (25/8/2023), mengatakan rip current atau arus balik yang terkonsentrasi pada sebuah jalur sempit, yang memecah zona empasan gelombang hingga melewati batas zona gelombang pecah.
"Berdasarkan hasil penelitian dari UGM, arus balik ditemukan di Pantai Sepanjang," kata Surisdiyanto.
Ia mengatakan, tim dari UGM menggunakan cairan berwarna hijau di sisi timur dan barat Pantai Sepanjang. Setelah cairan dilemparkan ke tepi pantai akan tertarik oleh arus laut. "Di Pantai Sepanjang ada dua lokasi arus balik," katanya.
BACA JUGA: Beli LPG 3 Kg Pakai KTP, Pedagang Warung Bilang Ribet
Dia mengatakan arus balik sangat membahayakan bagi wisatawan yang mandi di bibir pantai. Hal ini dikarenakan hampir setiap kecelakaan laut selain pengunjung nekat, juga diperparah dengan adanya rip current. "Kebanyakan wisatawan itu diingatkan nekat, dan terseret rip current," katanya.
Surisdiyanto mengatakan hasil penelitian dari UGM soal arus balik digunakan sebagai acuan tim penyelamat untuk mengingatkan pengunjung.
"Kami meminta kepada pengunjung untuk mematuhi imbauan petugas saat berkunjung," katanya.
Dosen Program Studi Sarjana Terapan Sistem Informasi Geografis Departemen Teknologi Kebumian Sekolah Vokasi UGM Hendy Fatchurohman mengatakan rip current adalah ancaman besar di seluruh dunia menelan ratusan korban, karena biasanya tidak mengetahui ancaman. Salah satu tujuan memberikan edukasi pada masyarakat, efek dramatis dengan cairan pewarna.
Pewarna ini akan memudahkan deteksi rip current, dan secara visual akan terlihat dengan jelas. Membantu masyarakat memahami efek dirasakan.
"Rip current itu adalah arus yang lebarnya sangat sempit tetapi sangat kuat menarik ke lautan. Jadi dia terbentuk di sekitar garis pantai," kata Hendy.
Ia mengatakan, rip current di Gunungkidul memiliki tipe menetap. Untuk sisi barat sedikit berbeda meski dipengaruhi arus dasar perairan, namun dipengaruhi tebing sisi barat. Atau rip current karena ada pembatas, biasanya arusnya berbelok di sekitar tebing. "Kalau lebih jauh datanya masih kita olah seperti kecepatan dan jaraknya sejauh dari bibir pantai masih kita proses nanti," kata Hendy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Pemerintah Inggris Dukung Program Makan Bergizi Gratis Prabowo-Gibran
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Stok Darah dan Jadwal Donor Darah di Wilayah DIY Hari Ini, Kamis 21 November 2024
- Pilkada Bantul: TPS Rawan Gangguan Saat Pemungutan Suara Mulai Dipetakan
- BPBD Bantul Sebut 2.000 KK Tinggal di Kawasan Rawan Bencana Longsor
- Dua Bus Listrik Trans Jogja Senilai Rp7,4 Miliar Segera Mengaspal
- Akan Dipulangkan ke Filipina, Begini Ungkapan Mary Jane Veloso
Advertisement
Advertisement