Advertisement
Abrasi Parah di Selatan Bandara YIA Ditangani Pemkab dan BBWSO

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Penanganan abrasi di pantai sebelah selatan Bandara YIA yaitu Pantai Glagah-Congot dilakukan Pemkab Kulonprogo bersama Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWS). Kondisi abrasi di wilayah ini cukup parah.
Penjabat Bupati Kulonprogo Ni Made Dwipanti Indrayanti di Kulonprogo, Rabu (30/8/2023) mengatakan rencana induk penanganan abrasi selatan YIA sudah dibuat sejak 2018, namun karena ada Covid-19, program dihentikan dan belum dilanjutkan sampai sekarang.
Advertisement
"Rencana induk penangan abrasi selatan Bandara Internasional Yogyakarta telah dibuat oleh BBWS Sungai Serayu Opak. Kami komunikasi dengan BBWS Serayu Opak soal ini dan akan kami komunikasikan dengan pemerintah pusat," katanya, Rabu.
Berdasarkan rencana induk penangan abrasi yang disusun BBWS Serayu Opak, lanjutnya, sepanjang kawasan selatan dipasang tetrapot supaya air tidak masuk ke daratan atau menekan laju abrasi ke daratan. Selain itu, tetrapot tersebut ditata dengan bagus, supaya wisatawan bisa menikmati suasana pantai sepanjang Pantai Glagah-Congot. "Kami secepatnya menginisiasi penanganan abrasi kawasan pantai selatan," katanya.
Lebih lanjut Ni Made mengatakan sepanjang pantai selatan di Kulonprogo dari timur sampai barat, terjadi abrasi sesuai kondisi dan letak pantai. "Ini bukan isu baru, melainkan isu lama soal abrasi. Hal ini membutuhkan penanganan serius, termasuk kepedulian masyarakat terhadap lingkungan," katanya.
BACA JUGA: Besok, Kejati DIY Periksa Lima Notaris Terkait Kasus Mafia Tanah Kas Desa
Berdasarkan kondisi di Trisik dan Bugel, khususnya di Pantai Trisik yang ada penangkaran penyu, abrasi pantai selatan sangat mengganggu dan menjadi ancaman, sehingga menjadi perhatian pihaknya baik jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang, untuk menekan laju abrasi.
"Yang kita hadapi ini alam, sehingga membutuhkan mekanisme teknis untuk mengurangi dampak adanya abrasi di kawasan pantai selatan ini," katanya.
Namun demikian ia mengatakan Pemkab Kulonprogo belum menghitung kerugian akibat abrasi ini. Namun dipastikan abrasi menyebabkan keindahan pantai menurun dan mengancam kawasan konservasi penyu di Kawasan Pantai Trisik.
"Hal itu berdampak pada daya tarik pengunjung. Secara material, kami belum menghitung kerugiannya. Kalau non-material dari sisi wisata dan mengurangi jumlah kunjungan wisatawan karena keindahan alam pantai berkurang akibat abrasi," katanya.
Kabid Pemberdayaan Nelayan Kecil dan Pengelolaan Pelelangan Ikan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kulonprogo Wakhid Purwosubiyantara menyatakan telah melaporkan kepada DKP DIY terkait ancaman abrasi kawasan pantai selatan, khususnya di Pantai Trisik.
"Lokasi konservasi penyu merupakan kewenangan DKP DIY, sehingga segera dapat diberikan solusi, khususnya relokasi rumah tukik, yang sampai saat ini proses izin pemanfaatan lahan untuk relokasi rumah tukik telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kalurahan/Desa Banaran," katanya.
Â
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Hasil Pemeriksaan Kecelakaan Pesawat Udara Air India, Kedua Mesin Mati di Udara Setelah Lepas Landas
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Lurah Srimulyo Membantah Tuduhan Korupsi Penyalahgunaan Tanah Kas Desa
- SPMB 2025, Banyak SMP Negeri di Bantul Kekurangan Siswa, Ternyata Sebagian karena ke Pondok Pesantren
- Kasus Pelecehan Anak di Kasihan Dilaporkan ke Polres Bantul, Korban Siswi Berusia 6 Tahun
- Siapkan Surat-Surat! Polres Bantul Gelar Operasi Patuh Progo 14-27 Juli 2025
- Embarkasi Haji DIY di Kulonprogo Ditarget Beroperasi Tahun Depan
Advertisement
Advertisement