Advertisement
Ratusan Telaga di Gunungkidul Mengering

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Pemkab mencatat ada 359 telaga tersebar di 18 kapanewon di Gunungkidul. Meski demikian, saat musim kemarau seperti ini mayoritas telaga mengalami kekeringan.
Kepala Bidang Sumber Daya Air, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunungkidul, Handoko mengatakan, upaya pendataan telaga terus dilakukan. Total hingga sekarang ada 359 telaga di Bumi Handayani.
Advertisement
Menurut dia, saat musim kemarau banyak telaga terkena dampaknya. Hasil dari pendataan, ada 344 telaga yang mengering. Adapun yang masih berfungsi ada 15 telaga.
“15 telaga ini masih ada airnya. Tapi debit sudah berkurang sebanyak 50%. Sedangkan untuk yang lain sudah mengering,” katanya, Kamis (31/8/2023).
Dia mencontohkan, telaga yang masih berfungsi (ada airnya) seperti Jonge di Kalurahan Pacarejo, Semanu dan Bembem di Kalurahan Giriasih, Purwosari. Ia mengungkapkan, mengeringnya telaga di Gunungkidul, salah satunya dikarenakannya proses sedimentasi.
BACA JUGA: Musim Kemarau, Lahan Tadah Hujan Gunungkidul Tak Tergarap
Adanya pendangkalan membuat kapasitas air menjadi berkurang. Hal ini pun berdampak saat kemarau banyak yang mengering. Terlebih lagi, didalam pemanfaatanya juga untuk pemeliharaan area pertanian, sehingga banyak disedot untuk menyirami tanaman milik petani.
Handoko mengakui sudah melakukan sejumlah program agar telaga dapat fungsi dengan baik. Selain melakukan penambalan di bagian talut yang bocor, juga ada pengerukan.
Proses pengerukan tidak dilakukan sendiri karena pelaksanaan melibatkan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak. “Ada juga beberapa telaga yang setelah dikeruk terus dipasang lapisan geomembran. Tujuannya agar air tidak terserap ke dalam tanah,” katanya.
Pendiri Komunitas Resan Gunungkidul, Edi Padmo mengatakan, banyak telaga yang tidak berfungsi dengan sempurna. Kondisi ini harus menjadi perhatian agar telaga tidak menjadi mati.
Menurut dia, sudah ada upaya yang dilakukan komunitas dengan cara melakukan penghijauan di sekitar telaga. Edi mengakui hingga sekarang sudah menanam pohon di lebih di 20 telaga di Gunungkidul.
“Penanaman pohon tidak hanya untuk penghijauan, tapi juga sebagai proses penyimpanan cadangan air. Jadi, dengan penghijauan yang dilakukan, maka maka telaga tetap ada airnya di sepanjang waktu,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Investasi Asing di IKN Terus Digenjot, Mulai Finlandia, AS Hingga Korsel
Advertisement

Destinasi Unik, Kuil Buddha Ini Dibangun dengan Jutaan Botol Bir
Advertisement
Berita Populer
- Bulan Imunisasi Anak Dimulai, Dinkes Jogja Targetkan 100% Siswa Diimunisasi
- Ikatan Profesi Optometris Ungkap 400 dari 1.000 Anak Alami Gangguan Mata, Pemerintah Perlu Siapkan Pencegahan
- Dishub DIY: Kawasan Sumbu Filosofi Harus Bebas Polusi dan Kemacetan
- DPRD DIY: Perlu Pelibatan Masyarakat Jaga Citra Sumbu Filosofi sebagai Warisan Budaya Dunia
- Pemda DIY Siapkan Perencanaan untuk Manajemen Sumbul Filosofi Usai Diakui UNESCO
Advertisement
Advertisement