Advertisement
Duh! 27 Telaga di Gunungkidul Mati dan Berubah Fungsi Jadi Lahan Pertanian

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Pemkab Gunungkidul mencatat ada 359 telaga tersebar di 18 kapanewon di Bumi Handayani yang bisa diandalkan untuk meminimalkan dampak kekeringan. Sayangnya, dari jumlah itu, ada 27 telaga yang kondisinya kini telah mati dan beralih fungsi menjadi lahan pertanian.
Kepala Bidang Sumber Daya Air, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunungkidul, Handoko mengatakan permasalahan telaga di Gunungkidul tidak hanya mengering saat kemarau. Namun, ada juga yang telah berubah fungsi menjadi lahan pertanian.
Advertisement
Dari data yang ada hanya 15 telaga yang masih berfungsi di musim kemarau tahun ini. Adapun sebanyak 344 telaga telah mengering, bahkan ada yang sudah mati sebanyak 27 telaga. “Dari 344 yang tidak ada airnya saat kemarau, 27 telaga di antaranya sudah berubah menjadi lahan pertanian,” katanya, Minggu (3/9/2023).
Meski tidak menyebut secara rinci lokasi telaga yang mati, tetapi Handoko mengungkapkan alih fungsi terjadi karena proses sedimentasi yang akut. Akibatnya, air tidak bisa tertampung disebabkan karena lumpur yang memenuhi kolam penampungan. “Makanya berubah fungsi ada yang menjadi lahan atau ladang pertanian,” ungkapnya.
BACA JUGA: Bantul Kekeringan, 905 Ribu Liter Air Bersih Disalurkan
Dia menjelaskan, sudah ada program agar telaga dapat berfungsi dengan baik. Salah satunya dengan kerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak dengan pengerukan.
Selain itu, juga ada pemberian lapisan geomembran untuk mencegah terjadinya penyerapan air ke dalam tanah. “Kami juga sudah melakukan penambalan talut-talut di sejumlah telaga yang mengalami kebocoran,” katanya.
Terpisah, Lurah Pacarejo, Semanu, Suhadi mengatakan, di wilayahnya ada 12 telaga. Yakni, Telaga Jetis, Jonge, Lebuh, Lendok, Mendak 1, Mendak 2, Pacing.
Selain itu, ada Telaga Sureng, Drogayung, Srilulut 1, Srilulut 2 dan Banyumanik. Meski demikian, Suhadi mengakui pada saat kemarau seperti sekarang mayoritas telaga mengering, karena menyisakan Telaga Jonge yang masih tetap ada airnya. “Kalau mati atau beralih fungsi menjadi ladang tidak ada. Tapi, kalau airnya mengering ada di 11 telaga,” katanya.
Pegiat Komuintas Resan Gunungkidul, Edi Padmo mengatakan, contoh telaga yang mati dan berubah fungsi menjadi lahan pertanian, salah satunya berada di Kapanewon Ponjong. Telaga Jombang menjadi lahan pertanian dikarenakan sudah penuh dengan lumpur yang menjadi tanah. “Sudah tidak ada airnya lagi, makanya berubah fungsi,” katanya.
Ia mengakui untuk menjaga kelestarian telaga di Gunungkidul sudah menggiatkan gerakan penghijauan. Tak kurang dari 20 telaga yang ditanami bibit bohon agar ke depannya ada cadangan air sehingga telaga tidak mengering.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Tiket Gratis Masuk Ancol, Berlaku Bagi Pengunjung Tak Bawa Kendaraan Bermotor
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Pemadaman Listrik di Bantul dan Sleman Selasa 26 September 2023
- Rute Lengkap Trans Jogja! Jalur ke Prambanan, Bandara Adisutjipto Terminal Giwangan dan UGM
- Top 7 News Harianjogja.com Selasa 26September 2023
- Pengerjaan Konstruksi Tol Jogja-Solo Seksi 2 di Ringroad: Kendaraan dari Jombor dan Demak Ijo Dialihkan
- Digelar di JEC dan Datangkan Artis Nasional, MJE 2023 Bakal Lebih Meriah
Advertisement
Advertisement