Advertisement
2 Panel Surya Dipasang di Sentolo dan Panjatan, Kurangi Biaya Operasional Pertanian Bawang Merah

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Kementerian Pertanian RI telah memberikan fasilitasi panel surya di dua kapanewon di Kulonprogo yaitu Sentolo dan Panjatan. Di Sentolo, Kalurahan Srikayangan menjadi wilayah yang mendapat fasilitasi tersebut.
Plt Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulonprogo, Trenggono Trimulyo, mengatakan panel surya di Srikayangan dikelola da dimanfaatkan oleh lima petani dari Kelompok Tani (KT) Karya Makmur. Panel surya tersebut digunakan untuk membantu proses penyiraman tanaman hortikultura utamanya bawang merah dan cabai.
Advertisement
"Proyek PLTS di KT Karya Makmur digunakan pada luasan lahan 6.000 meter persegi yang merupakan tanah kas desa. Listrik yang ada, baik dari PLN maupun panel surya, memudahkan petani dalam penyiraman bawang merah dan mengurangi biaya operasional yang sebelumnya menggunakan diesel berbahan bakar minyak," kata Trenggono dihubungi, Rabu (27/9/2023).
BACA JUGA : Ratusan Pembangkit Listrik Energi Terbarukan di DIY Hasilkan 10 Mega Watt
Trenggono menambahkan modal awal PLTS tersebut cukup besar termasuk pemasangan panel surya yang cukup tinggi. Kata dia, titik impas atau break even point dapat dicapai setelah pemakaian 5 - 6 tahun. Sementara umur ekonomi panel surya mencapai sekitar 20 - 25 tahun.
Dia menjelaskan kendala yang dihadapi petani selama penggunaan panel surya. Salah satu kendala yang terjadi yaitu energi yang dihasilkan panel surya tidak dapat dimanfaatkan optimal ketika siang hari. Pasalnya, produksi puncak panel surya terjadi pada pukul 09.00 – 14.00 WIB dengan indeks produksi matahari rata-rata 3,5 – 4 jam per hari.
"Petani biasanya melakukan penyiraman saat pagi dan sore atau malam hari saat sinar matahari belum maksimal sehingga hanya memanfaatkan energi yang tersimpan di baterai," katanya.
Karakteristik tanah di wilayah Srikayangan tidak dapat meresap ketika disiram saat siang hari sehingga penggunaan panel surya tidak dapat maksimal. Padahal pengisian energi paling besar dari panel surya terjadi saat siang hari.
"Petani menyiasati hal tersebut dengan membuat bak tampung sehingga pengisian bak tampung dapat dilakukan siang hari pada saat produksi puncak panel surya terjadi," ucapnya.
Trenggono mengatakan pola tanam di sebagian besar lahan di Srikayangan mengacu pada pola tanam padi-padi-palawija yang bergantung pada ketersediaan air di setiap wilayah. Sebab adanya pola tanam dan ketersediaan air tersebut, menurut dia penggunaan irigasi tetes tidak dapat diterapkan.
"Kendala yang dihadapi yaitu air di Srikayangan memiliki kadar kapur yang sangat tinggi sehingga saluran air cepat tersumbat sehingga penggunaan irigasi tetes dan irigasi kabut tidak bertahan lama," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Baru Bebas dari Penjara, Hakim Agung Nonaktif Gazalba Saleh Ditahan Lagi
- Hasil Lengkap Wakil Indonesia di 16 Besar Syed Modi India International 2023
- Mantap! 44 Desa di Klaten Ditetapkan Jadi Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak
- Latihan Timnas Mali dan Argentina Jelang Perebutan Juara 3 Piala Dunia U-17
Berita Pilihan
Advertisement

Kasus Pemerasan oleh Firli Bahuri, Polisi Periksa 8 Orang Saksi
Advertisement

BOB Golf Tournament 2023 Jadi Wisata Olahraga Terbaru di DIY
Advertisement
Berita Populer
- Hari Ini Sejumlah Wilayah di Jogja dan Kulonprogo Mati Lampu
- Prakiraan Cuaca, Seluruh Wilayah DIY Hujan Ringan dan Sedang di Malam Hari
- Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Jumat 24 November 2023
- Jadwal KRL Solo Jogja 24 November 2023, Keberangkatan dari Stasiun Palur
- Simak Jadwal KA Bandara YIA Reguler 24 November 2023
Advertisement
Advertisement