Advertisement
Peminat KB MOW di Bantul Diklaim Lampaui Target

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Salah satu prosedur Keluarga Berencana (KB) yakni Metode Operasi Wanita (MOW) yang diprogramkan Pemkab Bantul diklaim mendapatkan antusias yang masif dari masyarakat, melampaui jumlah yang ditargetkan.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Bantul, Ninik Istiarini, menjelaskan dari 130 yang ditargetkan tahun ini, masyarakat yang mendaftar sebanyak 150 orang.
Advertisement
Dengan jumlah peserta yang melampaui target tersebut, maka sisanya harus menunggu pada periode berikutnya dengan anggaran perubahan. “Sampai sekarang 150-an [peserta]. Ini yang sisanya kita suruh nunggu dulu karena anggarannya di perubahan,” ujarnya, beberapa waktu lalu.
Dalam program ini, setiap peserta digratiskan mengikuti KB, bahkan malah diberi uang transport. “Gratis dan dapat reward. Kalau yang putri kita kasih transport Rp300.000, kalau yang laki-laki dapat Rp1 juta,” ungkapnya.
BACA JUGA: Hari Kontrasepsi Sedunia, Pemkot Jogja Bidik Target 1.554 Keluarga
Adapun jika melakukan secara mandiri di fasilitas kesehatan, menurutnya biaya yang harus dibayarkan cukup mahal. Fenomena ini menurutnya menunjukkan tingkat kesadaran masyarakat akan KB yang lebih baik. “Mulai ada kesadaran masyarakat. MOW itu salah kontrasepsi yang kita istilahkan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang,” paparnya.
Prosedur MOW menurutnya termasuk dalam prosedur KB yang tidak hormonal, sehingga lebih minim risiko pada tubuh. “Kalau yang tidak hormonal tidak berpengaruh ke tubuh kita. Kalau hormonal berpengaruh, bisa ada risiko ada penyakit,” kata dia.
Secara teknis, MOW atau yang bisa juga disebut tubektomi adalah prosedur pemotongan atau pengikatan tuba falopi, yakni saluran indung telur. Saluran ini yang menghubungkan ovarium ke rahim. Prosedur ini bisa menurunkan risiko kanker ovarium.
Selain MOW, prosedur KB lain yang tidak hormonal di antaranya ayudi, Metode Operasi Pria (MOP) dan implant. “Tidak termasuk yang hormonal. Tidak berisiko. Masyarakat mulai bisa paham bisa membedakan,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Polisi Sebut Dokter PPDS Unpad yang Perkosa Keluarga Pasien Punya Kelainan Seksual
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KRL Solo Jogja Terbaru Hari Ini, Kamis 10 April 2025, Berangkat dari Stasiun Palur hingga Tugu Jogja
- Belum 100 Hari Kerja, Hasto Wardoyo Pastikan Puluhan Depo Sampah Kota Jogja Sudah Kondusif
- Aktivitas di Terminal Dhaksinarga Gunungkidul Mulai Sepi
- Dishub Bantul Sebut Arus Balik Lebaran 2025 Ramai Lancar dan Terkendali
- Puncak Arus Balik Lebaran 2025 Jumlah Penumpang di Bandara YIA Capai 17.937 Orang
Advertisement