Advertisement
Danais Dukung Pengembangan Seni Budaya untuk Pemberdayaan Masyarakat
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dana Keistimewaan (danais) DIY mendukung penuh pengembangan seni-budaya di seluruh wilayah DIY, termasuk Gunungkidul. Pengembangan seni-budaya diharapkan mampu menguatkan pariwisata dan berimplikasi pada pemberdayaan masyarakat.
Paniradya Pati Keistimewaan DIY, Aris Eko Nugroho, menjelaskan pada tahun ini telah dimunculkan beberapa kalurahan dengan Bantuan Keuangan Khusus (BKK), yang salah satu kegiatannya adalah penguatan seni-budaya dan pariwisata.
Advertisement
“Salah satunya adalah Kalurahan Bendung, di Semin, Gunungkidul. Di situ ada budaya yang diambil maupun kaitan dengan Lumbung Mataraman, juga dikaitkan dengan wisata. Jadi kolaborasi dari beberapa segmen sudah dilakukan,” ujarnya dalam talkshow Sinergi Budaya dan Pariwisata untuk Kesejahteraan Masyarakat Gunungkidul, di Obelix Sky View, Selasa (10/10/2023).
Beberapa aktivitas juga dilakukan di tingkat kabupaten. Ia mencontohkan seperti Geopark di Gunungkidul, yang akan terus dipelihara melalui berbagai kegiatan seperti workshop, kesenian tradisi dan kegiatan-kegiatan lain di sekitar Geopark.
“Artinya seni, budaya dan pariwisata menjadi kolaborasi yang kami ramu menjadi program kegiatan menggunakan Dana Keistimewaan. Cuma untuk penggunaan Dana Keistimewaan ada tuntutannya, yakni harus bercerita soal penggunaan Dana Keistimewaan,” ungkapnya.
Hampir di setiap kalurahan di Gunungkidul saat ini juga sudah ada aktivitas merti dusun. Hal ini menjadi pembeda dari tahun-tahun sebelumnya. “Semoga saja merti dusun yang ada tidak sekadar nguri-uri tetapi juga nguripi bagi pelaku,” kata dia.
Pada 2023 ini dari Rp1,42 triliun danais, sekitar Rp1,01 triliun dialokasikan untuk urusan kebudayaan di seluruh DIY. Presentase terbesar memang dialokasikan untuk urusan kebudayaan dalam arti luas, termasuk nilai budaya seperti pengetahuan teknologi, kerajinan, kuliner, sistem irigasi dan sebagainya.
Ia berharap dengan pengembangan seni-budaya dan pariwisata ini dapat berimbas pada pemberdayaan masyarakat. “Kalau di Kota Jogja ada Pasar Kangen. Itu aktivias yang digelar 10 hari, tapi ada Rp3,9 miliar uang beredar di sana. Harapan kami perputaran uang ini juga terjadi di merti dusun dan kegiatan-kegiatan lainnya,” kata dia.
Ketua Komisi D DPRD Gunungkidul, Supriyadi, menuturkan melalui Dinas Kebudayaan, Gunungkidul harus bisa mengolaborasikan kegiatan budaya dan pariwisata agar memberi dampak positif pada perekonomian warga.
“Sekarang tergantung bagaimana mengolaborasikan budaya dan wisata agar berdampak pada ekonomi kerakyatan. Ketika ekonomi berkembang, maka akan berdampak pada perekonomian warga Gunungkidul,” kata dia.
Ia mencontohkan kolaborasi ini sudah berjalan sukses di Bali. DIY termasuk Gunungkidul harus bisa mencontoh itu. “Bali kaya budaya juga, manajemennya sudah bagus di sana, sudah professional. Maka prosesnya harus dibangun agar kolaborasi bisa berjalan,” ungkapnya.
Kepala Dinas Kebudayaan Gunungkidul, Chairul Agus Mantara, mengatakan Pemkab Gunungkidul terus mendorong kolaborasi tersebut. “Ending-nya nguripi dan mengentaskan kemiskinan. Kita gas semua potensi untuk yang terbaik,” paparnya. (BC)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Capaian Nyata BPJS Kesehatan, Bukti Pemerataan Layanan JKN Hingga ke Pedalaman
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Prakiraan Cuaca Hari Ini, Jogja dan Sekitarnya Berawan
- Subhan Nawawi Ingatkan Jangan Ada Perpeloncoan Saat MPLS
- Jadwal DAMRI Jogja ke Semarang, Senin 14 Juli 2025
- Jadwal Bus Sinar Jaya (Malioboro-Pantai Parangtritis dan Pantai Baron Gunungkidul), Senin 14 Juli 2025
- Rencana Integrasi Puskesmas Pembantu ke Koperasi Desa Merah Putih, Dinkes Sleman Tunggu Juknis
Advertisement
Advertisement