Advertisement
Pertahankan Budaya Lokal, Kampung Gamelan Yogyakarta Sering Jadi Tujuan Wisata

Advertisement
JOGJA—Kampung Gamelan dulunya merupakan tempat tinggal bagi abdi dalem Keraton Yogyakarta yang sehari-harinya bertugas mengurus kuda kerajaan. Mereka berdiam di sisi selatan Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Sekarang area ini secara administratif masuk ke wilayah Kelurahan Panembahan, Kemantren Kraton Kota Jogja.
Nama kampung ini berasal dari kata Gamel yang bermakna tapak kuda lantaran didiami oleh abdi dalem pengurus kuda Sultan. Seputaran kawasan Kampung Gamelan yang menjadi satu kesatuan dengan kampung lainnya sampai sekarang masih memperhatikan aspek struktur bangunan khasnya.
Advertisement
BACA JUGA : Dinas Kebudayaan DIY Memugar Ikon Kawasan Sumbu Filosofi
Kini pemukiman-pemukiman tersebut yang dulunya banyak ditinggali oleh para abdi dalem seusai dengan ketugasannya masing-masing sudah bukan lagi pemukiman khusus. Namun semuanya sudah berganti dan dihuni oleh masyarakat umum. Letak pemukiman tersebut masih bisa dilacak berdasar nama kampung.
Ketua Kampung Gamelan Suharto menjelaskan, kampungnya yang masuk ke dalam area Kelurahan Panembahan dulunya merupakan lokasi tempat tinggal abdi dalem yang tersebar di beberapa titik. Selain Kampung Gamelan yang didiami abdi dalem pengurus kuda Sultan, ada pula Kampung Namburan yang letaknya di sebelah selatan.
"Kampung Namburan itu berasal dari kata nambur yang dulu merupakan tempat tinggal abdi dalem tambur tugasnya menabuh genderang dari berbagai macam bergodo," jelasnya.
Kemudian di selatan Kampung Namburan ada pula Kampung Silir atau lampu dan didiami oleh para abdi dalem yang khusus mengurus soal lampu. "Paling ujung utara juga ada namanya Kampung Mantrigawen dari kata mantri atau pencatat/pegawai administrasi. Dulu semua begitu, tapi sekarang seiring berjalan waktu sudah jadi pemukiman warga semua," kata dia.
Di Kampung Gamelan sebagian besar areanya sekarang menjadi pemukiman penduduk dengan ciri khas bangunan arsitektur Jawa berupa Joglo. Selain itu beberapa juga beralih menjadi homestay dan rumah penginapan serta pusat kuliner atau usaha lantaran tempat ini menjadi salah satu tujuan yang cukup banyak dikunjungi wisatawan.
BACA JUGA : Sidang Singkat Sumbu Filosofi di UNESCO, Bukti Matangnya Persiapan
Karena berlokasi di kawasan Sumbu Filosofi Kraton Yogyakarta bangunan di tempat ini juga tidak boleh bertingkat. Ada batas tertentu untuk ketinggian bangunan di wilayah ini. Selain itu kegiatan dan aktivitas budaya memang masih cukup kental dijalankan misalnya saja tradisi Ruwahan yang dilakukan setiap menjelang bulan puasa di mana setiap warga membuat ketan, gula, apem dan kolak kemudian berkunjung ke rumah tetangga untuk saling berbagi.
"Masih banyak kegiatan yang berbau budaya yang dilakukan di Kampung Gamelan. Namun memang harus disesuaikan dengan semangat zaman sekarang agar ketertarikan generasi muda terhadap budaya tetap ada," kata Suharto. (BPKSF).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Bentrok Pengunjuk Rasa di Los Angeles Meluas, Polisi Tembakan Gas Air Mata
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Kirab Budaya Undhuh-Undhuh Kelurahan Klitren: Bentuk Toleransi Beragama dan Wujud Syukur Warga Klitren Kota Jogja
- Penderita Hipertensi di Gunungkidul Wajib Cek Kesehatan Sebulan Sekali
- Tak Sekadar Touring, HDCI DIY Berkomitmen di Bidang Sosial dan Ekonomi
- Jaringan Irigasi Tersier Sepanjang 300 Kilometer di Sleman Rusak
- Kunjungan Wisatawan di Bantul Merosot hingga 50 Persen Saat Libur Iduladha 2025
Advertisement
Advertisement