Advertisement
Minimalkan Debu Ring Road akibat Proyek Tol Solo-Jogja, Ini yang Disiapkan Kontraktor

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Kontraktor penggarap tol Solo-Jogja Seksi 2 Paket 2.2 menyiapkan water tank untuk mengurangi dampak debu yang ditimbulkan selama proyek berlangsung.
Diketahui, saat ini tengah berlangsung pembongkaran separator dan trotoar di area Ring Road Trihanggo. Agenda tersebut merupakan tahap awal sebelum pelebaran jalan dilakukan. Adapun area ring road tersebut terdampak pembangunan tol Solo-Jogja Seksi 2 Paket 2.2 yang membentang dari Trihanggo hingga Tirtoadi.
Advertisement
Pembongkaran separator dan trotoar kemungkinan akan membuat sejumlah tanah terekspos. Dari pantauan di lokasi proyek pada Kamis (19/10/2023) satu unit eskavator juga diterjunkan untuk melakukan penggalian di sisi luar jalan ring road Trihanggo. Aktivitas ini tentu juga berpotensi menimbulkan debu.
Untuk meminimalkan dampak debu yang ditimbulkan dari aktivitas proyek, pihak kontraktor berupaya mengantisipasinya dengan melakukan tindakan penyiraman. Penyiraman ini paling tidak akan dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari.
"Kalau untuk mengatasi debu, kami sudah punya SOP, sudah pasti ada penyiraman. Sehari bisa dua kali minimal, pagi dan sore hari," kata Humas PT. Adhi Karya Pembangunan Tol Solo-Jogja Seksi 2 Paket 2.2, Agung Murhandjanto, Rabu (18/10/2023).
BACA JUGA: Dampak Proyek Tol Solo-Jogja, Ring Road Dilebarkan, Begini Kondisi Pengalihan Lajur
Tindakan penyiraman ini bukan satu-satunya langkah yang diambil pihak kontraktor untuk menekan debu selama proyek berlangsung. Nantinya ketika konstruksi pilar bore pile di tengah ring road mulai dikerjakan, ban kendaraan proyek yang akan keluar dari area konstruksi pun harus menjalani pencucian terlebih dahulu.
Di sisi lain, penyiraman area proyek tak selalu saklek dilakukan dua kali sehari. Staf K3 PT. Adhi Karya Pembangunan Tol Solo-Jogja Seksi 2 Paket 2.2, Bagas Nawastu menjelaskan penyiraman bisa dilakukan lebih dari dua kali tergantung kebutuhan situasi di lapangan. "Menyesuaikan kondisi di lapangan juga. Kalau misalkan memang kondisi lapangan membutuhkan lebih dari dua kali penyiraman, kita kan ada standby untuk water tank," jelasnya.
Water tank disiapkan untuk berjaga-jaga melakukan penyemprotan debu akibat aktivitas proyek. "Itu kita alokasikan untuk penyiraman debu, terutama kalau di jalan biasanya nyemprot debu itu," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Merekam Mahasiswi Saat Mandi, Dokter PPDS di Jakarta Jadi Tersangka Kasus Pornografi
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Persiapan Paskah, Gereja Kotabaru Disterilisasi
- Bupati Bantul Melantik Empat Pejabat Baru untuk Organisasi Perangkat Daerah
- Seorang PNS di Sleman Jadi Korban Penyekapan dengan Modus Kencan Online, Ini Kronologinya
- DPAD DIY Buka Layanan Restorasi Arsip yang Bisa Diakses Masyarakat
- Tim Gegana Sterilisasi Dua Gereja di Bantul Jelang Paskah 2025
Advertisement