Revitalisasi Jeron Beteng Kraton Jogja: Kesepakatan dengan Warga Ditarget Selesai di 2024
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY menargetkan kesepakatan dengan warga yang masih bermukim di wilayah rencana revitalisasi Beteng Kraton Yogyakarta selesai pada 2024. Proses revitalisasi beteng kraton dilakukan untuk mengembalikan ke bentuk aslinya sebagai salah satu upaya menjaga warisan Sumbu Filosofi.
Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY Dian Lakshmi Pratiwi mengatakan, upaya revitalisasi beteng keraton memang dilakukan secara bertahap. Sejak beberapa tahun terakhir pihaknya sudah menata bangunan rumah warga yang menempel di seputaran jeron beteng atau sisi dalam. Pengerjaan fisik pun masih terus dilakukan dengan memperhatikan kemampuan anggaran.
Advertisement
"Kalau kami dalam pendampingan untuk revitalisasi beteng keraton memang secara fisik bertahap, tapi untuk kesepakatan mungkin akan kita selesaikan semua di 2024," kata Dian, Senin (6/11/2023).
Menurutnya, revitalisasi beteng keraton memang harus disesuaikan dengan kemampuan anggaran dan prioritas pembangunan di wilayah setempat. Paling utama sosialisasi dan pendampingan kepada warga terdampak tuntas dilakukan. "Ya masih melihat ketersediaan anggaran dan prioritas pembangunan di DIY. Namun yang penting sosialisasi dan pendampingan dengan warga itu sudah selesai dan tuntas kita lakukan," ujarnya.
Dian menyebut, ganti untung kepada warga yang bangunan rumahnya terdampak tetap diberikan. Hanya saja ia mengaku tidak tahu persis jumlah yang dikeluarkan dalam pemberian ganti untung itu. Proses pembebasan lahan yang berstatus Sultan Ground (SG) itu pun sudah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir dengan fokus utama pada tanah dengan status magersari.
"Jelas ada ganti rugi ke warga mereka kan selak kepingin. Alokasinya saya kurang tahu persis karena itu kan berdasarkan pendataan, jadi tanah SG yang ada di beteng itu kan pencatatannya oleh BPN di PTLS dan keluasannya dari masing-masing bidang beda, jadi masih terus gerak," ucapnya.
"Sementara target kami masih magersari yang bagian dalam beteng dulu, mahal soalnya dan susah. Mungkin sudah banyak yang SHM juga kan, banyak HGB yang masih perlu dicek lagi. Meski pun magersari buktinya ada kok yang sudah SHM, seperti pojok beteng lor wetan itu juga ada SHM," sambung Dian.
BACA JUGA : Sejarah Benteng Kraton Jogja: Dilengkapi Selokan Pertahanan hingga Gudang Peluru
Dalam revitalisasi beteng keraton bagian dalam itu pihaknya memberikan ruang sekitar 1,5 sampai dua meter dari sisi terluar beteng. Hal ini sesuai dengan aturan Perwal dan bentuk asli beteng di masa lalu. Pihaknya menargetkan 2024 ini pengembalian beteng ke bentuk aslinya sudah bisa diselesaikan kesepakatannya dengan warga terdampak.
"Kalau plengkung belum ya, karena kami juga masih harus kaji ulang. Sama seperti heritage yang ada di kita, kayak Tugu kan aslinya juga bukan seperti itu, apakah kemudian dikembalikan seperti Golong Gilig kan ga juga, ya saya juga masih harus pengkajian," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Mendorong Pilkada yang Inklusif dan Ramah Difabel
- Terbukti Langgar Netralitas, Seorang ASN di Bantul Dilaporkan ke BKN
- KPU Sleman Targetkan Distribusi Logistik Pilkada Selesai dalam 2 Hari
- 20 Bidang Tanah Wakaf dan Masjid Kulonprogo Terdampak Tol Jogja-YIA
- Jelang Pilkada 2024, Dinas Kominfo Gunungkidul Tambah Bandwidth Internet di 144 Kalurahan
Advertisement
Advertisement