Advertisement
Sejarah Benteng Kraton Jogja: Dilengkapi Selokan Pertahanan hingga Gudang Peluru

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Kraton Ngayogyakarta memiliki dua benteng yang mengelilingi. Baluwarti yang merupakan benteng luar kraton dan beteng Cepuri yang merupakan benteng dalam yang langsung melingkupi kompleks inti kraton Jogja.
Keberadaan benteng Kraton Jogja yang sampai saat ini masih utuh terutama baluwarti yang bisa disaksikan banyak masyarakat dari luar benteng. Berdasarkan lama resmi Kratonjogja.id, Baluwarti memiliki kesamaan bunyi dengan kata baluarte dari Bahasa Portugis bermaknai benteng. Persamaan ini membuat Denys Lombard, seorang peneliti sejarah Asia Tenggara, menyimpulkan kata Baluwarti sebagai serapan dari Bahasa Portugis. Mengingat pembangunan tembok Baluwarti memiliki masa yang sama dengan pembangunan Tamansari yang dirancang oleh seorang arsitek berkebangsaan Portugis.
Advertisement
BACA JUGA : Penemuan Tengkorak Kepala di Benteng Baluwarti Kraton
Benteng Baluwarti dibangun pada masa pemerintahan Sri sultan Hamengku Buwono I yang juga pendiri Kraton Jogja antara 1755 hingga 1792). Bentuknya menyerupai persegi empat, dengan porsi luas lebih besar bagian timur. Benteng keraton dari timur ke barat memiliki panjang 1200 meter, sedang arah utara ke selatan 940 meter.
Keberadaan benteng ini memiliki makna berkaitan dengan pertahanan serangan musuk. Maka tak heran jika baluwarti dilengkapi dengan jagang yang merupakan parit pertahanan. Tembok baluwarti memiliki ketebalan 4 meter, di setiap sudut terdapat bastion dengan lubang-lubang kecil untuk mengintai musuh. Kemudian di sudut bagian tenggara dilengkapi dengan gedhong obat atau gudang peluru.
BACA JUGA : Berlangsung Panas, Eksekusi Objek Sengketa Bangunan di Area Benteng Kraton Jogja Gagal
Berdasarkan buku Profil Yogyakarta City of Philosphy, keadaan benteng kraton dan sekitarnya digambarkan dalam gubahan tembang mijil yang juga menyebut keberadaan parit sebagai pertahanan dari serangan musuh. Berikut isi tembangnya:
Ing Mataram Betengiro inggil
Ngubengi kedhaton
Plengkung lima mung papat mengane
Jagangjero toyaniro wening
Tur pinacak suci
Gayam turut lurung
Artinya
Di Mataram bentengnya tinggi
Mengelilingi kedhaton
Plengkung lima hanya empat yang terbuka
Selokan yang dalam dan bening airnya
Lagipula dipasnag jeruji runcing
Pohon Gayam dan sekitarnya.
Dalam lingkup baluwarti memang ada lima gerbang utama yaitu tarunasura, jagasura, jagabaya, nirbaya dan madyasura. Gerbang berbentuk plengkung tinggal dua yaitu Nirbaya dan madyasura, sedangkan tiga lainnya pada 1935 direnovasi berbentuk terbuka seperti candi bentar. Ketiganya adalah Jagasura, Jagabaya dan Tarunasura.
Benteng kraton ini memiliki peran penting dalam peristiwa geger sepehi. Geger Sepehi merupakan peristiwa penyerbuan Kraton Ngogyakarta yang dilakukan oleh Inggris pada tanggal 19-20 Juni 1812 untuk menggulingkan Sultan Hamengkubuwana II Nama sepehi berasal dari pasukan Sepoy yang dipekerjakan oleh Inggris untuk menyerang keraton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Antisipasi Bencana Hidrometeorologi, Pemda DIY Perpanjang Status Siaga Darurat hingga 8 Mei 2025
- Perbaikan Konstruksi Groundsill Srandakan Tergerus Arus Sungai Progo, BBWSSO Cari Metode Lain untuk Penanganan
- Harga Bahan Pokok Kembali Normal, Pasar Wates Kulonprogo Lebih Sepi Setelah Lebaran
- Dulu Akhir 1990-an Gunungkidul Punya Dua Bioskop, Ini Lokasinya
- Guru Besar Farmasi Terduga Pelaku Kekerasan Seksual, UGM Bentuk Tim Pemeriksa Pelanggaran Disiplin Kepegawaian
Advertisement